Isu mengenai toleransi antar umat beragama sepertinya memang masih sangat sensitif untuk dibicarakan saat ini. Kalau dulu sepertinya banyak orang di belahan dunia manapun yang dengan santainya dapat hidup berdampingan meskipun memeluk agama yang berbeda, saat ini nampaknya fenomena itu sudah tak lagi ditemukan di beberapa tempat.
Entah mengapa sekarang ini semakin banyak saja orang yang mempermasalahkan agama yang dipeluk orang lain. Bila tidak sepaham pun bisa-bisa memicu adanya konflik. Namun diluar itu semua ada kisah yang patut kita contoh datang dari negara tetangga, Malaysia. Pasalnya di sana ada satu keluarga yang mampu memelihara kerukunan antar umat beragama dengan baik.
Kondisi sang anak yang sakit, membuat nenek ini harus merawat cucunya
Tan Guan Neo adalah seorang nenek dengan usia sudah memasuki kepala tujuh yang telah merawat sang cucu sedari kecil. Mungkin sudah merupakan cerita yang biasa ya bila ada seorang nenek merawat cucunya. Namun yang membuat sosok Tan Guan Neo berbeda adalah latar belakang agama yang dianut nenek dan cucu tersebut.
Nenek yang memeluk agama non-muslim ini mengaku telah merawat Fahirah Nabilah Isham sejak memasuki usia empat bulan. Nenek yang lebih akrab dipanggil Popo ini harus mengambil alih tugas merawat Fahirah lantaran orang tua sang cucu mengidap sebuah penyakit yang proses penyembuhannya cukup sulit. Saat ini sendiri Fahirah telah menjelma menjadi gadis dewasa yang cantik dan solehah.
Popo sudah mengajarkan Fahirah puasa sejak berumur 5 tahun
Satu hal yang membuat banyak orang salut terhadap sosok nenek ini adalah betapa pedulinya dia terhadap agama sang cucu. Popo mengaku bahwa ketika Fahirah kecil dia sendirilah yang mengantar cucunya tersebut ke sekolah agama dan belajar mengaji AL-Qur’an. Nenek ini juga mengaku mengajarkan Fahirah berpuasa sejak memasuki usia lima tahun.
Tan Guan Neo melakukan hal tersebut karena tidak ingin cucunya menjadi pemeluk islam yang abal-abal. Popo ingin Fahirah benar-benar bisa memahami agama yang dia peluk selama ini. Hal itu kemudian membuat sosok sang nenek menjadi sangat tegas, salah satunya dalam perihal waktu salat. Sejak kecil Fahirah sudah dibiasakan untuk menjalankan salat lima waktu. Dia juga tak segan memarahi sang cucu bila dengan sengaja tidak salat.
Awalnya banyak yang menentang Popo merawat Fahirah
Bukanlah mudah bagi Popo membesarkan cucunya yang beragama islam. Pernah suatu saat ada seorang petugas yang datang ke rumahnya dan melontarkan bahwa nenek ini tidak seharusnya merawat cucu islamnya dan lebih baik menyerahkan Fahirah pada panti asuhan lantaran berbeda agama.
Namun tentu saja Tan menolak, dan beranggapan bahwa Nabi Muhammad saja boleh dibesarkan oleh kerabatnya. Lalu mengapa dia dilarang untuk membesarkan anak dari darah dagingnya sendiri. Popo bahkan dengan sengaja membuang mangkuk bekas anjing kesayangannya demi sang cucu dan memastikan semua halal.
Tan Guan Neo mendapat penghargaan atas sikapnya
Fahirah Nabilah sebenarnya bukan satu-satunya cucu yang memeluk agama islam. Tan memiliki total 11 cucu pemeluk islam yang tentu membuatnya sudah terbiasa untuk tolerir terhadap kebiasaan maupun ajaran islam. Tindakan Popo ini kemudian diketahui oleh pemerintah setempat dan membuatnya dipanggil untuk menerima penghargaan.
Beberapa waktu lalu, istri dari Lee Nyong Yin ini menerima ‘Excellent Mother Award’ karena berhasil melawan tantangan, salah satunya berupa perbedaan agama, saat membesarkan cucunya. Tan tentunya tidak sendiri saat membesatkan Fahirah karena juga diantu oleh dua anaknya yang juga muslim.
Saat ini perjuangan Tan tidak sia-sia karena Fahirah Nabilah nampak sangat mengenal islam berkat sang nenek yang selalu memotivasinya. Andai saja apa yang terjadi di keluarga Tan Guan Neo ini bisa dipraktekkan secara umum di daerah-daerah lain. Pasti perbedaan agama tidak akan pernah lagi menjadi faktor pemicu konflik dan dunia ini akan lebih indah.