Lantaran berada di daerah tropis, Indonesia sangat terkenal dengan keanekaragaman tanamannya. Salah satunya adalah pohon pisang yang memang memiliki banyak jenis dan jarang ditemukan di negara lainnya. Mulai dari pisang Ambon, pisang Raja, Pisang Mas dan lain-lain. Tentunya masing-masing jenis itu punya keunikannya tersendiri.
Bicara soal pisang Indonesia, siapa sangka banyak negara kepincut dengan dengan jenis asli Indonesia. Amerika misalnya, negara maju ini rupanya tak masyarakatnya tak akan bisa bertransaksi tanpa adanya pisang Indoensia. Lalu kenapa bisa seperti itu? Simak ulasannya berikut.
Pisang yang jadi salah satu komoditi utama di daerah Taulud
Sebagai salah satu daerah tropis, mungkin bukan lagi hal yang aneh seandainya pisang jadi salah satu tanaman yang sering dilihat. Oleh sebab itu tak jarang beberapa daerah menjadikan buah dari tanaman ini sebagai komoditi utama. Begitu pula di Taulud, Sulawesi, di mana daerahnya kaya akan pisang jenis Abaka.
Tak tanggung-tanggung, bahkan salah satu perusahaan internasional sempat menawarkan harga sampai Rp 350 ribu per kilonya hanya untuk beli. Pun demikian, hampir seluruh bagian dari pohon pisang ini bisa dijadikan barang bermanfaat, mulai dari kerajinan, tali tambang kapal hingga mata uang dollar.
Jadi bahan baku dollar, banyak perusahaan US yang kepincut padanya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pisang Abaka ini ternyata juga jadi bahan utama pembuatan uang dollar. Berbeda dengan Indonesia yang lebih memilih kapas, Amerika lebih tertarik mengolah serat pisang dijadikan uang lantaran hasilnya yang berkualitas.
Tak tanggung-tanggung, negara kita jadi produsen terbesar kedua setelah Filipina di dunia. Pun demikian masalah kualitas, pisang kita ini juga masuk jajaran paling baik sedunia. Jadi wajar kalau sebelumnya diungkapkan kalau bisa laku sampai Rp 350 ribu bukan? Tentu dengan adanya fakta ini tak menutup kemungkinan kalau seandainya Abaka sendiri bisa digunakan untuk bahan baku rupiah.
Kendala teknis membuat harga pisang abaka jadi naik turun
Meskipun mungkin sampai diburu oleh pihak Amerika untuk dijadikan bahan baku uang, ternyata ada beberapa masalah yang membuat komoditi ini pasang surut. Ya, terutama masalah teknis yang selalu menghampiri para produsen. Mesin pengolah adalah barang wajib dimiliki namun sayang keberadaannya sangat terbatas. Belum lagi pengoperasiannya kurang maksimal yang membuat harga perbatangnya jadi turun drastis.
Namun demikian pemerintah tak mau tinggal diam dalam membantu komoditi yang memiliki masa depan cerah ini, salah satu langkahnya adalah membuka beberapa lahan agar produksi makin berkembang. Kurang lebih ada lima ribu hektar perkebunan yang akan dikembangkan Pemkab.
Tak hanya dollar beberapa hasil abaka yang sangat bermafaat pula
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai pohon ini yang punya banyak manfaat. Ya jika dilihat memang tak ada satu pun bagian dari abaka yang dibuang sia-sia. Bayangkan saja mulai dari daun sampai akar pun bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat. Misalnya saja buah abaka yang sangat tidak enak dimakan, namun ternyata bisa jadi bahan utama kosmetik.
Batangnya, meskipun terlihat biasa ternyata bisa digunakan sebagai pelapis mobil ( digunakan Mercedes), tali tambang hingga asbes. Alhasil bukan lagi hal yang aneh kalau pisang ini diberi julukan sebagai tanaman seribu manfaat. Jadi wajar saja kalau banyak negara yang kepincut ingin impor abaka, mulai dari Jepang hingga Amerika.
Bayangkan saja, negara besar seperti Amerika pun masih membutuhkan komoditi Indonesia untuk membuat uangnya. Tentu hal ini membuktikan kalau negara kita memang kaya akan sumber daya alam. Namun pastinya butuh pembenahan lagi agar Indonesia bisa mandiri dalam mengolahnya.