Kalau ditanya kendaraan militer apa yang paling berpengaruh selama Perang Dunia II, maka jawabannya bukanlah tank atau kendaraan taktis lainnya. Yup, pesawat adalah kendaraan yang paling memberikan dampak saat itu. Tanpa kendaraan ini, bagaimana bisa Jepang akhirnya menyerah? Jika kamu mengingatnya, pesawat sekutu lah yang membombardir Hiroshima dan Nagasaki hingga bikin Nippon takluk. Tak cuma itu, peran pesawat selama perang paling ganas sepanjang sejarah itu juga sangat banyak.
Baca Juga : 7 Rancangan Jam Tangan Paling Unik yang Pernah Dibuat Manusia
Meskipun kesan pesawat perang ini begitu angker, siapa sangka ternyata bentuknya sendiri tidak mencerminkan hal tersebut. Ya, bisa dikatakan jika deretan pesawat di Perang Dunia II cenderung konyol dan asal-asalan dalam proses penciptaannya. Sebuah ironi yang menggelitik ya, dimana pesawat ini begitu mematikan tapi bentuknya malah lucu. Nah, seperti apa sih bentuk deretan pesawat tersebut? Berikut ulasannya.
Dilihat dari namanya, pesawat ini terkesan spektakuler. Tapi sayangnya kenyataanya tidak seperti itu apalagi kalau dilihat dari bentuknya. Lebih mirip torpedo yang yang dilengkapi sayap, lonjong dan tidak menarik. Caproni Campini ini adalah pesawat buatan Italia yang dibangun selama Perang Dunia II, namun gagal total.
Pesawat ini sebenarnya adalah pioneer untuk era mesin jet, walaupun hasilnya tidak begitu sukses. Pembuatnya sendiri bernama Secondo Campini. Diketahui, si tukang mesin ini melakukan inovasi yang lumayan bagus dengan mesin pesawat tersebut. Misalnya saja membekali mesin N.1 dengan mekanisme rumit yang setingkat lebih tinggi dari pesawat perang biasa. Sayangnya, ide keren ini tidak menujukkan hasil yang baik. N.1 hanya mampu terbang 375 kilometer saja, jauh lebih lambat dari pesawat perang biasa. Belum lagi, Caproni Campini katanya lebih susah dikendalikan gara-gara perpaduan mesin dan desain pesawat yang tidak singkron.
Karena dianggap hanya membuang-buang dana, proyek pembuatan pesawat ini secara massal pun dibatalkan. Sedangkan si prototype Caproni Campini ini berakhir menjadi barang museum.
Pesawat di era kekinian mampu melakukan apa pun, baik menyerang maupun untuk membawa beban. Tapi dulu khususnya di masa Perang Dunia II, pesawat dibagi-bagi jenis tergantung dari fungsinya. Ada pesawat khusus untuk menyerang, bahkan yang fungsinya cuma mengintai saja. Inggris adalah salah satu negara yang menerapkan hal-hal seperti ini dalam angkatan udaranya.
Berbicara tentang pesawat pengintai, Inggris pernah membuatnya dengan nama yang super panjang dan susah dihafal, General Aircraft G.A.L. 38 Fleet Shadower. Seperti namanya, pesawat ini benar-benar hanya digunakan untuk mengintai saja. Alasan Inggris sampai membuat pesawat ini gara-gara kapal selam milik Jerman bernama Kreigsmarine yang sangat susah dideteksi dan sudah menyebabkan banyak kerugian.
Sayangnya, tak lama setelah diciptakan, pesawat ini tidak lagi digunakan. Pasalnya, sudah ditemukan teknologi radar yang mampu mendeteksi obyek. Ya, proyek ini akhirnya hanya dianggap buang-buang uang saja mengingat peran si pesawat pengintai ini sudah digantikan dengan alat kecil yang bahkan lebih fungsional.
Dalam masa Perang Dunia II, Jerman dan Rusia berlomba-lomba untuk menciptakan pesawat pengangkut serba guna nan tangguh. Salah satu tujuannya tentu agar bisa menerjunkan tank-tank serta kendaraan perang lain di posisi yang strategis tanpa membuang waktu. Inggris pun rupanya juga tertarik dengan proyek seperti ini. Mereka bahkan berinovasi, tapi sayangnya desain yang diusung benar-benar bikin geleng-geleng kepala.
Alih-alih membuat pesawat dengan badan yang besar untuk mengangkut, mereka memilih untuk melengkapi jip-jip perang dengan rotor dan baling-baling. Sehingga mirip hasil kawin silang antara mobil jip dan helikopter. Ide yang bagus mengingat kendaraan ini bisa digunakan di udara maupun di darat.
Namun, rencana kadang tidak semulus yang dikira. Ketika diuji coba untuk pertama kali, helikopter bernama Harfner Rotabuggy ini gagal total. Memang bisa terbang sih, namun mengendalikannya amatlah sulit. Helikopter ini berlenggak-lenggok tak karuan meskipun akhirnya berhasil mendarat. Ya, tidak ada yang senang dengan inovasi unik ini dan akhirnya sang helikopter unik pun ditinggalkan.
JU-87 Stuka dive-bomber adalah salah satu kendaraan perang terbaik Jerman di masa Perang Dunia II. Akurasinya tak terbantahkan, belum lagi kapal ini susah sekali deteksi. Namun ketika teknologi aviasi makin canggih, JU-87 pun ketinggalan jauh dan akhirnya tidak digunakan lagi. Namun, Jerman tak mau kalah saing dan akhirnya menciptakan Hs-132.
Pesawat ini diklaim mampu terbang dengan kecepatan sangat tinggi dan dan bisa digunakan di dalam air. Sehingga bisa diandalkan dalam berbagai situasi termasuk menggantikan peran fenomenal Stuka. Kalau dilihat dari bentuknya sendiri, pesawat ini super aneh. Bentuknya lonjong dengan tambahan mesin berbentuk serupa di bagian atas.
Namun yang paling aneh lagi adalah desain kokpit-nya yang benar-benar janggal. Si pilot atau pengemudinya harus berdesakan dengan banyaknya parts di bagian dalam yang membuatnya tidak leluasa dalam bermanuver. Namun begitu, pesawat ini dinilai sangat mematikan.
Sayangnya, ketika hendak memproduksi pesawat ini secara massal, hangar tempat pembuatannya sudah lebih dulu dikuasai Uni Soviet. Kabarnya, desain pesawat ini pun dimanfaatkan oleh negara komunis tersebut dan dikembangkan menurut versi mereka sendiri.
Jepang juga merupakan pihak yang terlibat penuh dalam Perang Dunia II. Sebagai salah satu kontestan, mereka pun tak luput untuk turut serta dalam menciptakan pesawat-pesawat unik sebagai pendukung selama perang. Salah satunya adalah dengan menciptakan Kokusai Ki-105.
Tujuan dibuatnya pesawat ini adalah sebagai pesawat pengangkut serbaguna. Mulai dari bahan bakar, mobil perang, sampai puluhan tentara. Alhasil, desainnya pun dibuat menyesuaikan tujuan itu. Kokusai didesain mempunyai sayap yang sangat lebar serta dua pilar panjang yang digunakan untuk menopang sayap bagian belakang.
Mungkin karena desainnya yang begitu besar, pesawat ini pun sangat lamban belum lagi lumayan susah untuk dikendalikan. Kokusai pernah diuji coba untuk terbang ke Sumatra untuk mengambil bahan bakar, hasilnya bisa dibilang sangat buruk. Jepang bukan menyerah dengan pesawat ini. Namun, ketika mereka tengah berupaya menciptakan versi upgrade-nya, Jepang sudah lebih dulu menyerah di perang paling dahsyat ini.
Ya, bisa dimaklumi jika pesawat ini begitu buruk dari sisi desainnya. Mengingat ketika itu kondisinya memang sedang perang, dan masing-masing negara yang terlibat tidak bisa berlama-lama dalam merancang pesawat yang akan segera digunakan perang. Ya, mungkin kita tertawa atau tersenyum simpul melihat bentuk-bentuk lucu deretan pesawat ini. Namun jangan pernah lupa jika tujuan mereka diciptakan adalah untuk membunuh, membinasakan dan sebagainya.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…