Bagi pencinta Persebaya atau Timnas era 2000-an, tentu sosok Anang Ma’aruf sangat lekat dalam ingatan. Apalagi saat masih aktif mengolah si kulit bundar, sosok ini merupakan pemain yang punya kemampuan hebat. Kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya, membuat pria 42 tahun acap kali dijuluki Cafu-nya Indonesia. Berkat hal itu beberapa klub besar tanah air sempat di belanya.
Meski hebat, tapi perjalanan hidup Anang Ma’aruf bisa dikatakan penuh liku. Mulai dari rasakan bayaran besar hingga telat digaji pun pernah menjadi penghias kariernya. Tidak itu saja, beberapa tahun lalu menjadi seorang sopir ojek online juga pernah dilakukannya untuk menyambung kehidupannya. Lantas seperti apakah kisah Legenda Persebaya Surabaya ini menapaki kehidupan? Mari simak ulasan berikut ini mengetahuinya.
Dari Persebaya lalu pergi ke Italia
Jauh sebelum terkenal dan menjadi legenda seperti sekarang, pria 43 tahun ini bisa dibilang sejak kecil sudah lekat dengan Persebaya. Hal ini lantaran pada tahun 90-an klub tersebutlah menjadi awal karier profesional-nya Anang di olahraga ini. Bersama Bejo Sugiantoro, Nurkiman dirinya adalah produk internal klub Bajol Ijo tersebut. Mereka pada umumnya dulunya bergabung dengan Indonesia Muda.
Tidak lama di klub kebanggaan Bonex, Anang melanjutkan kisah di sepak bola dengan terbang ke Italia. Bergabung dengan Timnas Primavera, ia menimba ilmu bola di Negeri Pizza selama dua tahun. Sebelum, akhirnya kembali lagi berseragam hijau Persebaya Surabaya pada 1994-1999 dengan catatkan lebih dari 100 pertandingan. Dan sukses membawa Tim Surabaya menjadi juara 1997.
Selain Persebaya beberapa klub ini sempat dibela Anang Ma’aruf
Walaupun sejak kecil sudah berdarah hijau, tapi karier Anang Ma’aruf tidaklah dihabiskan dengan klub berjuluk Bajol Ijo itu saja. Pria berperawakan kurus ini melanglang ke sejumlah klub tanah air. Dimulai dengan memperkuat Tim Ibukota tahun 1999 sampai 2003. Di sana sukses meraih gelar juara tahun 2001 dan torehkan 88 kali penampilan. Umpan manjanya dahulu jadi makanan empuk Bambang Pamungkas.
Selain Persija, Anang juga bergabung dengan sejumlah klub Jawa Timur mulai Deltras Sidoarjo, Gresik United pada 2011 sampai 2013, lalu melanjutkan karier di Perseba Bangkalan. Dalam proses tersebut, di tahun 2004 sampai 2010 ia sempat kembali ke Persebaya dan lagi-lagi sukses membantu klub identik warna hijau tersebut juara divisi utama pada tahun 2004. Anang juga sempat menjadi langganan Timnas pada tahun 1995-200. Bahkan menjadi bagian dari skuad Garuda di ajang SEA GAMES 1995 di Thailand.
Jaket Ojol dan kini menduduki kursi pemerintahan
Selain kisah sepak bola, Anang juga kisah unik di luar urusan sepak bola. Dimana pada tahun 2015 sempat menjadi salah satu driver ojek online. Dilansir dari Detik.com, mantan bek kanan Persebaya itu melakukan hal tersebut lantaran ingin mencari sambilan kerja sekaligus mengisi waktu di sela-sela menjadi pelatih sekolah sepak bola Simo United.
Ngomong-ngomong soal karier melatih, pria 43 ini juga sempat menangani klub Liga 3 asal wilayah Mojokerto. Saat ini kehidupan Legenda Persebaya itu di isi dengan bekerja sebagai staf di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Dilansir dari Liputan 6, menurut Kabag Humas Pemkot Surabaya, M Fikser Anang mulai berdinas pada tahun 2015 lalu dan kini menjadi bagian pengelola stadion Gelora 10 November Surabaya.
BACA JUGA: Persebaya Kembali Bangkit, Tak Disangka Ada Peran Besar Jokowi di Baliknya
Berkaca dari kisah tadi, agaknya apa kata orang tentang roda kehidupan selalu berputar memang benar adanya. Seperti halnya kisah tadi, kita ditunjukkan jika manusia pernah berada merasakan jaya sampai masuk getir kehidupan, dan kembali berada di atas. Jadi, untuk para sobat Boombastis selalu persiapkan kehidupanmu sebelum hal enak atau buruk datang.