in

Mengintip Beda Gaya 6 Ibu Negara Indonesia, Kata Desainer Top: Elegan pada Masanya

Sepanjang sejarah Indonesia, sudah 7 kali kita melihat foto di atas papan tulis kelas berganti. Sahabat Boombastis (Saboom) pun pasti sudah bisa menebak apa maksud dari kalimat sebelumnya. Ya, sosok yang dimaksud di sini adalah pemimpin negara kita.

Menjadi kerabat Presiden di negara manapun memang tak mudah, mereka harus siap diliput sama banyaknya dengan kegiatan sang pemimpin negara. Jika beberapa waktu lalu Boombastis.com sudah mengulas tentang beda gaya mantu Presiden, dalam ulasan kali ini sang ibu negara akan menjadi topik pembahasan. Simak ulasan berikut ini untuk melihat perbedaan gaya mereka.

1. Fatmawati, memadukan kebaya dengan kerudung

Fatmawati Soekarno [sumber gambar]
Gaya priyayi yang dibawa oleh ibu negara pertama Indonesia benar-benar terngiang di ingatan masyarakat. Pasalnya, ketika Soekarno masih menjabat sebagai Presiden, ia menetapkan kebaya sebagai busana nasional, dilansir dari tirto.id. Maka dari itu, sembari menggalakkan kebaya sebagai busana nasional, sang ibu negara pun selalu mengenakannya di hadapan publik. Namun, ia tentu memiliki ciri khas tersendiri yaitu dipadupadankan dengan kerudung.

2. Siti Hartinah, kenakan kebaya model kutubaru yang senada dengan selendang dan jaritnya

Tien Soeharto [sumber gambar]
Berbeda dari Fatmawati, Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan nama Tien Soeharto adalah seorang keturunan Mangkunegaran, Jawa Tengah, sehingga gaya berbusananya pun lebih mengarah pada kebaya model kutubaru. Ia pun tak mengenakan kerudung, melainkan sanggul tradisional Jawa. Uniknya, cara berpakaian Tien Soeharto selalu memiliki warna yang senada. Dilansir dari tirto.id, menurut Tien pakaian dengan warna yang sama menandakan kerukunan dan kebersamaan.

3. Hasri Ainun Besari, lebih banyak mengenakan setelan ketimbang kebaya

Ainun Habibie [sumber gambar]
Berbeda dari dua ibu negara sebelumnya, istri dari Presiden ketiga Indonesia, Hasri Ainun Besari atau yang lebih dikenal dengan nama Ainun Habibie ini lebih nyaman dengan baju setelan. Jika Saboom sering mengamati cara berpakaian Ainun, pundaknya selalu diberi aksen sehingga tampak tegap. Tak lupa ia pun memberikan bros sebagai pelengkap busananya. Sama seperti Tien, Ainun pun kerap menyanggul rambutnya.

4. Sinta Nuriyah, mengupgrade gaya berpakaian Fatmawati

Sinta Nuriyah Gus Dur [sumber gambar]
Istri dari Presiden keempat Indonesia ini memiliki gaya yang hampir sama dengan ibu negara pertama. Sama-sama senang mengenakan kerudung, perbedaan gayanya terletak pada busana yang dikenakan. Jika Fatmawati lebih sering mengenakan kebaya, Sinta Nuriyah berpakaian lebih modern dengan busana muslim yang apik.

5. Ani Yudhoyono, selalu mengenakan warna kebaya berwarna terang

Ani Yudhoyono [sumber gambar]
Sama seperti Shinta yang gayanya miri-mirip dengan Fatmawati, istri dari mantan Presiden SBY ini juga memiliki style yang hampir sama dengan Tien Soeharto. Ia kerap mengenakan kebaya dengan sanggul tradisional Jawa. Perbedaan keduanya terletak di cara mereka mengenakan selendang. Ani selalu menyampirkan selendangnya di satu sisi saja, sedangkan Tien menyilang. Seorang direktur editorial situs luxina.id, Syahmedi Dean menyatakan Ani mencerminkan seorang pemimpin dari pilihan warna kebayanya yang selalu terang.

6. Iriana Jokowi, memiliki gaya serupa dengan Tien tapi bernuansa warna pastel

Iriana Jokowi [sumber gambar]
Sama seperti Tien Soeharto, ibu negara Indonesia saat ini gemar sekali mengenakan kebaya model kutubaru. Ia pun mengaplikasikan sanggul untuk tatanan rambutnya. Perbedaan keduanya terletak pada pilihan warna kebaya kutubarunya. Jika Tien lebih suka warna-warna konservatif, Iriana lebih cenderung memilih warna masa kini, yaitu pastel. Ia pun pernah mengenakan kebaya motif bunga-bunga.

Itulah perbedaan gaya 6 ibu negara Indonesia dari masa ke masa. Meski semuanya pasti mengenakan kebaya, tapi masing-masing istri Presiden ini selalu memberikan sentuhan khasnya di setiap penampilan mereka. Dari 6 sosok di atas, siapa yang paling jadi favoritmu?

Written by Harsadakara

English Literature Graduate. A part time writer and full time cancerian dreamer who love to read. Joining Boombastis.com in August 2017. I cook words of socio-culture, people, and entertainment world for making a delicious writing, not only serving but worth reading. Mind to share your thoughts with a cup of asian dolce latte?

Leave a Reply

Dikenal Nyentrik, Kisah Perjalanan Hidup Mak Bongky Ini Sangat Menyayat Hati

Osing, Bahasa Multietnis Daerah Banyuwangi yang berada di Ambang Kepunahan