Selain minyak bumi, emas, atau barang tambang lainnya. Sebenarnya ada satu benda yang bisa memicu adanya perang di dunia ini: air. Ya, air adalah sumber dari banyak konflik di masa depan dan sudah di mulai dari sekarang. Mungkin anda akan bertanya-tanya kenapa air bisa menjadi konflik. Toh air di bumi ini banyak sekali. Bahkan sebagian besar isi bumi adalah air. Well, memang benar jika bumi ini berisi banyak sekali air, namun apakah air bersih juga sebanyak itu?
Sebagai pembanding saja, manusia di bumi ini hanya menggunakan 1% kandungan air bersih di dunia. Lalu sebanyak 2% air bersih lainnya masih dalam bentuk es dan suatu saat akan mencair akibat pemanasan global yang terjadi di bumi. Selebihnya, air yang ada di bumi berupa air laut yang asin dan juga air yang tercemar.
Sekarang bayangkan jika di masa depan akses air bersih sangat sulit. Sungai-sungai, atau bahkan sumber air pasti akan jadi incaran banyak pihak. Jika sudah seperti ini mungkin air akan menjadi pemicu konflik terbesar (bahkan perang) yang akan terjadi dalam sejarah peradaban umat manusia. Seperti contoh di di bawah ini.
1. Perang Air Meksiko
Meksiko adalah wilayah yang saat ini mengalami gangguan pada pengadaan air bersih di kotanya. Dalam sehari ada jutaan orang yang membutuhkan air sangat banyak namun tak semua mampu dicukupi dengan baik. Dahulu kala, wilayah Kota Meksiko adalah sebuah danau besar. Sayangnya sejak Spanyol membangun koloni di sini, danau itu dikeringkan dan akhirnya dibangun banyak rumah di atasnya.
2. Perang Israel dan Palestina Akibat Sumber Air Bersih
Israel dan Palestina telah mengalami konflik yang sangat panjang. Bahkan bisa dibilang perang kedua negara ini seperti perang antara cicak dan buaya. Satu kubu sangat kuat (dibantu Amerika) dan kubu lain semakin terjepit akibat wilayahnya semakin habis. Pada tahun 1967, konflik besar pernah terjadi lagi di negara ini, dan masalahnya adalah sumber air bersih yang saat itu dimiliki oleh Palestina dan masuk dalam wilayah kekuasaannya.
3. Perang Afganistan dan Iran Akibat Dam Air
Afganistan dan Iran adalah daerah di bumi ini yang terkenal akan alamnya yang sangat tandus. Selain itu, di sini jarang sekali ditumbuhi vegetasi hingga air di dalam tanah bisa dibilang tidak ada. Penduduk di dua negara ini hanya menggantungkan air dari adanya sungai yang mengalir membelah wilayah negara mereka, salah satunya adalah Sungai Helmand. Jika sungai ini kering atau dimanipulasi oleh salah satu negara, maka kemungkinan besar konflik akan terjadi dan jika parah perang tak bisa dihindarkan.
Sebenarnya Iran sudah melakukan banyak sekali lobi untuk masalah pembangunan dam. Namun pemerintah Afganistan sepertinya tetap bersikukuh. Jika di masa depan dam ini jadi terealisasi, maka perang bisa saja terlecut. Apalagi saat ini Iran sudah banyak sekali mengembangkan senjata-senjata berbahaya.
4. Perang Sungai Nil
Sungai Nil adalah sungai paling panjang di dunia. Sungai ini memiliki panjang hingga 6.853 km dan membelah banyak sekali negara seperti Ethiopia, Mesir, Sudan, Kenya, dan Tanzania. Meski melalui banyak sekali negara, Sungai Nil justru lebih banyak dimanfaatkan oleh Mesir hingga 90%. Padahal Ethiopia adalah negara yang menyumbang 85% dari semua aliran Sungai Nil.
5. Perang Air India dan Pakistan
India dan Pakistan adalah dua negara yang telah mengalami konflik sajak lama. Salah satu daerah konflik yang sampai saat ini terus memanas adalah Kashmir. Daerah pegunungan yang terletak di utara India ini berusaha bebas dari India dan bergabung dengan Pakistan. Selain masalah Kashmir, India dan Pakistan juga terlibat konflik masalah aliran sungai yang menjadi sumber tenaga dan juga perairan bagi dua negara.
Nah, dari lima contoh di atas saja sudah terbukti jika pemicu perang bukanlah hal-hal berharga seperti emas, atau bahkan minyak seperti yang terjadi di Timur Tengah. Air mungkin saat ini merupakan sumber daya yang melimpah. Namun di masa depan, air akan menjadi sesuatu yang sangat vital, terlebih masalah air bersih. Jadi, jika di masa depan ada perang yang berhubungan dengan perebutan air, seperti bukanlah hal yang aneh. Bukan begitu?