in

Ini Loh 4 Penyebab yang Menjadikan Papua Dicatat Sebagai Tempat Berbahaya

Setiap kali mendengar nama Papua yang disebutkan, setidaknya ada banyak sekali hal berbeda yang muncul di dalam fikiran kita, dari mulai daerah paling ujung Indonesia yang susah dijangkau, keberadaan suku-suku terpencilnya, serta konflik yang sering terjadi di sana.

Singkatnya, dari belasan ribu tempat di Indonesia, Papua adalah satu daerah di mana keamanan di sana super ketat. Tak jarang, media mainstream mengkategorikan Papua sebagai tempat yang berbahaya. Ya, bukan tanpa sebab sih memang, ada beberapa faktor yang menjadikan ia lekat dengan julukan tersebut. Inilah 4 di antaranya.

Sering terjadi konflik

Bukan hal asing lagi jika membahas konflik yang sering terjadi di Papua. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah ancaman utama. Mereka tak segan untuk berselisih atau menembak TNI Polri yang ada di perbatasan dan menjaga Kawasan ujung timur Indonesia. Sebenarnya, masalah klasik sedari dulu hanyalah tuntutan untuk mendirikan negara merdeka yang lepas dari pengaruh Indonesia.

KKB di Papua [Sumber gambar]
Sehingga, pergerakan gerakan KKB yang mendapat tentangan dari TNI Polri ini kerap berakhir dengan baku tembak. Senjata yang mereka pakai juga kadang merupakan curian dari senjata pihak berwajib. Sayangnya lagi, perselisihan ini sering menelan korban, entah dari pihak KKB, TNI, atau warga sipil sekitar.

Dekat dengan wilayah berbahaya Papua Nugini

Pernah mendengar nama Port Moresby? Jika belum, Port Moresby adalah Ibukota Papua Nugini yang letaknya bertetangga dengan Indonesia. Di tengah banyaknya konflik yang ada di Papua, ternyata tetangganya juga tidak jauh berbeda. Port Moresby dibonatkan sebagai kota paling berbahaya di dunia.

Gangster di Port Moresby [Sumber gambar]
Bagaimana tidak, pembunuhan dan begal adalah hal yang bisa terjadi di mana saja karena beberapa tempat ada gangster dan preman yang menguasai tempat tersebut. Kip Koboni, Bomai, Mafia, dan 585, adalah beberapa nama gangster yang terkenal di tempat tersebut. Pengaman hotel di sini sudah sama layaknya penjara Nusakambangan. Wajar, jika kemudian banyak orang yang mengaku takut untuk memasuki kawasan Papua.

Masih dihuni oleh suku primitif

Tak dapat dipungkiri bahwa Papua masih memiliki hutan perawan yang lebat dan hanya ditinggali oleh hewan serta suku tertentu. Sudah menjadi rahasia dunia jika mereka yang tinggal di dalam hutan-hutan papua adalah penduduk yang sama sekali jauh dari peradaban modern. Mereka hidup berkelompok dengan berburu hewan liar dan makan dari hasil hutan.

Suku Papua di pedalaman [Sumber gambar]
Melansir banyak sumber, ada yang mengatakan bahwa kelompok yang tinggal di dalam hutan ini masih tercatat sebagai suku kanibal, yang bisa saja memakan manusia –jika dinilai mengganggu mereka. Entah hingga sekarang masih ada atau tidak, yang jelas banyak orang yang takut memasuki kawasan papua karena kekhawatiran akan suku asli yang tinggal di sana.

Aksi pihak berwajib dalam menangani tersangka

Tak hanya Kelompok Kriminal Bersenjata Papua saja yang kerapkali berlaku menakutkan, pihak berwajib seperti polisi pun dianggap berlebihan saat bertindak. Di sini, adalah hal yang cukup lumrah saat melakukan interogasi kepada pelaku kejahatan dengan menggunakan ular. Tujuan digunakannya ular ini adalah memaksa pelaku kejahatan untuk mengakui perbuatannya, karena Teknik interogasi empat mata kadang tak berhasil.

Namun, alih-alih mendapat pujian, cara ini malah dinilai mengintimidasi dan merupakan pelanggaran HAM. Melansir dari Vice.id, praktik penyiksaan, intimidasi, dan pelecehan verbal terhadap tersangka oleh personel kepolisian sudah menjadi rahasia umum. Dalam konteks Papua, rasisme disinyalir juga memicu kekerasan berlebihan aparat terhadap warga sipil di sana.

BACA JUGA: Mengenal Port Moresby, Kota ‘Paling Berbahaya’ yang Bertetangga Dengan Indonesia

Beberapa hal di atas memang nyata adanya. Hal inilah yang kemudian membuat media melabeli tanah Papua sebagai tempat menakutkan dan banyak bahaya yang menunggu di sana. Masalah penjagaan ketat, tak usah ditanya lagi, rasanya sudah banyak sekali tentara dan anggota militer yang ditugaskan. Hanya saja, mereka kerap berselisih dengan KKB yang ada di wilayah tersebut.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Shotel Abyssinia, Pedang Perang Para Ksatria Ethiopia yang Mirip dengan Celurit Madura

Menilik Wilayah Kekuasaan Indonesia di Era Majapahit yang Membuatnya Disegani Se-Asia