Selama ini kita hanya tahu kalau kerusakan otak bisa terjadi karena kecelakaan atau sedang mengalami suatu penyakit. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak peduli dengan keadaan otaknya. Asalkan hidup sehat dan menjaga diri supaya tidak mengalami kecelakaan, sudah hal yang cukup untuk menjaga organ terpenting dalam tubuh satu itu dari kerusakan.
Namun, usut punya usut, otak ternyata bisa rusak karena hal lain. Misalnya adalah dari kebiasaan kita sehari-hari Sahabat Boombastis. Apalagi jika itu dilakukan setiap hari, wah bisa-bisa otak kita tidak berfungsi dengan baik. Nah, contoh kebiasaan yang bisa merusak otak seperti di bawah ini.
Tak hanya untuk agama, dampak buruknya pun juga terpapar ke otak
Kebiasaan pertama yang bisa membuat otak menjadi rusak adalah berbohong. Nah, hal ini juga diamini oleh Arthur Marksman, Ph.D selaku Dosen Psikologi di Texas University. Kepada Lifehacks, ia mengutarakan jika ketika kita berbohong, maka tubuh akan melepas kortisol (hormon yang dikeluarkan tubuh ketika sedang stres) ke dalam otak.
Setelah beberapa menit, otak akan mencoba mengingat kebohongan dan kebenaran. Hal ini membuat otak cukup kesulitan dalam mengambil keputusan dan berakibat menjadi kemarahan. Bisa dibayangkan jika kita melakukan kebohongan itu terus menerus. Otak akan dipaksa untuk mengambil keputusan yang tidak berdasarkan fakta sehingga membuatnya menjadi lemah dari hari ke hari.
Benar kata Bang Haji Rhoma kalau jangan begadang kalau tiada artinya
Kerusakan otak juga dipicu karena kurangnya jam tidur. Kebiasaan satu ini sering kali dilakukan oleh para remaja yang ngakunya senang nongkrong atau doyan main game dari malam sampai pagi.
Padahal, menurut Sigrid Veasey, MD selaku peneliti dari University of Pennsylvania, jika kurang tidur lebih dari tiga hari akan merusak 25 sampai 30% sel otak. Parahnya lagi, sel-sel tersebut tidak akan bisa kembali seperti semula meskipun sudah membalaskan tidur selama berjam-jam. Bahkan, ukuran otak juga akan menyusut karena kebiasaan kurang tidur ini Sahabat Boombastis.
Enak di perut, tapi runyam di otak
Seperti yang kita tahu kalau makanan zaman sekarang itu lebih banyak cepat saji. Selain penyajiannya cukup cepat, rasanya yang nikmat mampu membuat banyak orang ketagihan dengan jenis makanan satu ini. Tapi, dari kacamata kesehatan, makanan cepat saji ini bisa mempengaruhi kinerja otak seperti belajar dan juga menghafal.
Ini dituliskan pada jurnal Brain, Behavior and Immunity yang di dalamnya menunjukkan jika mengonsumsi makanan cepat saji dalam waktu seminggu, lemak baik tergantikan oleh yang jahat di otak. Sehingga lemak jahat ini memperlambat kemampuan untuk belajar hal-hal baru.
Bagi para lelaki, hindari kebiasaan buruk satu ini
Wahai orang-orang yang masih suka nonton film atau video nakal, lebih baik jauhi dari sekarang deh. Selain tidak ada faedah dan hanya menambah dosa, ini juga berdampak pada otak lho. Ahli Psikologi bernama Inge Hutagalung mengatakan jika orang yang terbiasa menonton film tersebut, maka lima bagian otak terutama prefrontal cortex akan mengalami kerusakan.
Akibatnya, otak yang digunakan untuk melogika sesuatu akan mengalami cacat karena hanya mencari kesenangan tanpa berpikir adanya konsekuensi. Lalu, dampaknya juga berpengaruh kepada kepribadian orang tersebut Sahabat Boombastis. Ia cenderung akan mengalami bosan, merasa sendiri, marah, mudah tertekan dan juga gampang lelah.
Kalau otak sudah mengalami kerusakan, maka penyembuhan yang dilakukan berlangsung cukup lama. Sebab, pengobatan yang biasa diterapkan adalah dengan terapi psikis. Oleh karena itu, supaya kita tidak mengalaminya, lebih baik hindari kebiasaan-kebiasaan di atas. Daripada harus mengeluarkan kocek dalam-dalam, lebih baik untuk mencegah itu terjadi bukan?