Dunia kedokteran zaman dulu jauh berbeda jika dibandingkan dengan sekarang ini. Karena kemajuannya, kita beruntung beberapa penyakit berbahaya bisa dikenali sejak dini dan dihambat pertumbuhannya atau bahkan disembuhkan total.
Tapi, orang-orang zaman dahulu tidak seberuntung kita. Beberapa orang menderita sakit yang tidak diketahui penyebabnya ataupun obatnya. Jadi mereka harus menderita sepanjang hidupnya dengan penyakit tersebut. Termasuk beberapa tokoh bersejarah dunia berikut ini.
1. Penulis yang Meninggal Karena Rabies
Kematian Edgar Allan Poe tahun 1849 diliputi dengan misteri yang cukup mengerikan. Seminggu sebelum meninggal, ia menghilang dari rumahnya dan tiba-tiba sudah ditemukan tak bernyawa di selokan dengan mengenakan pakaian orang lain. Sebelum meninggal, ia mengalami halusinasi parah dan menjadi tidak waras.
Tahun 1996, dilakukan penelitian untuk mendiagnosa penyakit pasien lewat ciri-cirinya. Dari situ diketahui bahwa gejala yang muncul adalah ciri-ciri gamblang sakit rabies. Pada masa itu, rabies memang penyakit yang sangat umum. Kemungkinan ia digigit oleh binatang yang menderita rabies sehingga tertular penyakit tersebut.
2. Beethoven Terlahir dengan Syphilis
Komposer besar ini dikenal telah menulis karya-karya hebat yang mendunia dalam keadaan tuli. Sejak pertengahan 1790an, ia sudah terganggu dengan suara bising di telinganya sebelum akhirnya benar-benar tuli pada usia 30 tahun. Beberapa tahun lalu, sebuah konferensi tahunan kedokteran di Universitas Maryland mendoba mencari tahu apa penyebab masalah pendengaran pada Beethoven dan kesimpulan yang didapat adalah syphilis meski dugaan tersebut juga tidak 100 persen pasti.
Salah satu gejala syphilis adalah tuli dan pada masa itu penyakit tersebut sangat umum terjadi. Kemungkinan, ayah Beethoven memiliki penyakit tersebut dan menularkannya pada ibunya. Akibatnya, Beethoven yang masih di dalam kandungan juga tertular penyakit tersebut yang merusak pendengarannya.
3. Raja yang Cacat
Di era modern, semua orang tahu bahwa pernikahan sedarah adalah ide buruk karena anak yang dihasilkan dari hubungan tersebut bisa menderita kecacatan yang sangat buruk. Pada zaman Mesir kuno, mereka belum terlalu memahami resiko tersebut dan menganggap pernikahan sedarah diantara bangsawan akan membuat garis keturunannya tetap murni. Tapi hasilnya, pharaoh malah banyak mengalami kecacatan karena tradisi incest yang sudah mengakar di keluarganya sejak lama.
Tutankhamun adalah salah satu pharaoh legendaris dengan kondisi ini. Menurut kata-kata Wall Street Jurnal, raja Mesir Kuno Tersebut memiliki “gigi atas yang tumbuh besar hingga melewati bibir bawah, bibir sumbing, tulang punggung bengkok, kaki bengkok, dan kepala yang memanjang. Ia dikabarkan juga memiliki pinggul dan dada yang mirip wanita seperti beberapa kakek neneknya dulu. Kemungkinan besar, ia juga memiliki kelainan organ tubuh penting lainnnya yang tidak terdeteksi.
4. Julius Caesar yang Kena Stroke Terus Menerus
Selama berabad-abad, Julius Caesar diduga menderita epilepsi. Ini karena ia memiliki beberapa gejala seperti kejang-kejang yang memang mengarah pada penyakit tersebut. Tapi penelitian terbaru tahun 2015 menghasilkan teori baru dan kemungkinan ia menderita mini-stroke selama beberapa kali.
Diduga kaisar Romawi ini mengalami beberapa serangan stroke ringan yang membuatnya tidak berdaya. Jika hal ini dibiarkan, ia bisa menderita stroke total yang membuatnya tidak bisa bergerak dan pasrah pada perlakuan orang-orang di sekitarnya. Bahkan mungkin juga termasuk musuhnya.
5. Otak Lenin Berubah Jadi Batu
Vladimir Lenin meninggal di usia 53 tahun setelah mengalami beberapa kali serangan stroke dan membuatnya harus dirawat di tempat perawatan pribadi Stalin. Saat itu, tidak ada yang tahu apa penyebab kematiannya, tapi doktor Rusia menganggap ia menderita kelelahan mental atau keracunan timbal sebelum akhirnya menganggap ia menderita syphilis seperti banyak orang pada masa itu.
Setelah dilakukan otopsi, barulah diketahui bahwa otak pejuang revolusi Rusia tersebut perlahan membatu. Secara teknis, penyakit ini disebut dengan cerebrovascular atherosclerosis. Ketika pemeriksa jenazah memeriksa mayat pria tersebut, ia mengetuk otak yang terinfeksi dengan penjepit dan menghasilkan suara seperti batu.
Beruntunglah tinggal di era modern dengan kemajuan dunia kedokteran. Beberapa penyakit memang masih belum bisa disembuhkan dan peneliti berusaha mencari obatnya. Namun setidaknya beberapa gejala penyakitnya bisa dihambat perkembangannya untuk meningkatkan harapan untuk bisa bertahan hidup.