Sudah jadi rahasia umum bahwa di penjara-penjara yang ada di Amerika Selatan, para napi dapat dengan mudahnya menyelundupkan senjata api, narkotika, telepon seluler, hingga komputer yang lengkap dengan konseksi internet. Hal itu disebabkan karena minimnya aturan yang membatasi gerak-gerik mereka ketika berada di balik tembok tahanan. Maka, tak heran para napi ini dapat dengan leluasa melanjutkan bisnis haram mereka dari dalam penjara. Entah itu senjata api maupun obat-obatan terlarang.
Teranyar, beberapa kerusuhan dan pertikaian berdarah terjadi di beberapa penjara di Brasil. Salah satu yang paling mengenaskan adalah bentrok antar dua kelompok di penjara Amazon. Meletusnya bentrokan itu menyebabkan sedikitnya 60 narapidana tewas. Tak sedikit dari korban tersebut meregang nyawa akibat tewas dipenggal.
Satu dari sekian penjara dengan reputasi yang tak kalah buruknya di benua ini adalah penjara bernama La Sabaneta. La Sabaneta teletak di wilayah barat kota Maracaibo, negara bagian Zulia. Negara bagian ini juga menjadi penghasil minyak bumi terbesar sekaligus sebagai daerah paling kaya di Venezuela. Untuk mengetahui sekejam apa penjara bernama La Sabaneta ini, mari kita tengok beberapa fakta mengerikannya di bawah ini.
Pada awal tahun 1994, sekitar pukul 10 waktu setempat, baku tembak terjadi. Para penyintas mengklaim bahwa ada dua kelompok yang terlibat insiden, dan salah satu di antaranya menyulut kebakaran terhadap sel kelompok lainnya. Kebakaran pun dengan cepat menyebar ke wilayah lain penjara tersebut.
Ketika napi lain yang tak terlibat mencoba menyelamatkan diri, kelompok tersebut menembak mati mereka yang berhasil lolos. Tak sedikit yang terjebak dalam kobaran api, juga tewas terbakar hidup-hidup. Tragedi tersebut memakan 130 korban jiwa. Belakangan diketahui bahwa sipir Sabaneta dan para tentara dengan sengaja menunda tindakan pengamanan ketika gesekan ini sedang berkecamuk.
Korupnya sistem penjara di Venezuela berimbas pada diskriminasi yang diterima oleh para tahanan. Mereka yang tak punya uang atau jabatan, yang mana merupakan mayoritas populasi tahanan, terpaksa tidur di koridor penjara atau tempat-tempat tak layak lainnya. Sedangkan, sel yang seharusnya mereka tempati diberikan kepada napi berduit atau yang punya jabatan selangit.
Penjara La Sabaneta ditempati oleh sekitar 3.700 napi. Padahal, kapasitas yang dapat mereka tampung adalah 700 tahanan saja. Selain itu, sipir yang ada sebenarnya hanya untuk mengawasi 150 orang saja. Para petugas di sana juga tak mengatur aktivitas harian para tahanan, sehingga begitu jam istirahat tiba, para napi dibebaskan untuk berkeliaran di lapangan dan melakukan apa saja yang mereka suka. Tak ayal, keributan dan pertikaian merajalela di penjara ini. Saling tusuk antar tahanan menjadi hal yang biasa terjadi.
Pakar HAM berpendapat bahwa hal tersebut erat hubungannya dengan rendahnya bimbingan konseling serta kesehatan lingkungan yang mereka tempati.
3 tahun silam, tepatnya bulan September 2013, kericuhan kembali pecah. Kejadian ini merenggut 16 nyawa tahanan. Beberapa diantaranya ditemukan dalam kondisi tubuh yang tak utuh. Penyebabnya pun sama, semua ini dipicu oleh perseteruan antara dua geng paling berkuasa di penjara.
Namun, yang unik sekaligus memprihatinkan adalah, dalam peggerebekan pasca kejadian tersebut, polisi tak hanya menemukan senjata tajam, granat, atau senapan mesin yang digunakan para tahanan, namun mereka juga menemukan adanya satwa liar.
Beberapa satwa liar yang berhasil ditemukan diantaranya adalah macan tutul ocelot, yang merupakan jenis kucing liar terbesar di dataran Amerika Selatan, buaya cayman, rakun, hingga beberapa ekor kakak tua makau. Ditemukan juga hewan-hewan umum lainnya seperti ayam kalkun, babi, anjing pitbull, anjing huskey, serta anjing
Venezuela mungkin negara kaya minyak dan wanita cantik. Tapi, di balik itu, mereka punya sesuatu yang menakutkan macam penjara La Sabaneta ini. Sungguh, kalau dibandingkan dengan yang ada di Indonesia, kita jauh lebih baik meskipun infrastrukturnya mungkin ecek-ecek. Tak ayal dengan semua hal buruk yang ada di sana, penjara La Sabaneta ini pun masuk ke dalam kategori yang terburuk di dunia.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…