Penjara merupakan tempat di mana para pelanggar hukum akan ditempatkan. Mereka yang telah terbukti bersalah akan menghabiskan masa hukuman di dalamnya. Penjara yang paling menakutkan bagi siapapun adalah penjara bawah tanah. Selain tempatnya yang gelap, berbagai penyiksaan juga kerap dialami oleh mereka yang mendekam di dalamnya.
Nah, di Indonesia ada beberapa penjara bawah tanah yang paling mengerikan sepanjang sejarah. Kebanyakan penjara ini digunakan pada masa penjajahan untuk menahan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Selain tempatnya yang tak manusiawi, penjara ini menjadi saksi bisu bagaimana pejuang-pejuang kemerdekaan harus kehilangan nyawa. Berikut kami sajikan ulasan 8 penjara bawah tanah yang paling mengerikan tersebut. Check this out!
1. Penjara Museum Fatahillah, Jakarta
Museum Fatahillah atau yang juga dikenal sebagai Museum Jakarta atau Museum Batavia merupakan sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Gedung ini dulunya adalah Stadhuis atau Balai Kota yang dibangun dengan menempati area lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dibangun atas perintah Gubernur Jendral Johan Van Hoorn pada tahun 1707-1710.
2. Penjara Bawah Tanah Benteng Malborough, Bengkulu
Benteng Malborough merupakan benteng peninggalan Inggris yang didirikan The British East India Company mulai tahun 1713 dan selesei pada tahun 1719. Benteng ini terletak di Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Benteng ini mempunyai bentuk segi-empat dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170 meter.
3. Penjara Bawah Tanah Benteng Rotterdam, Makassar
Benteng Rotterdam adalah peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa ke-9 yang bernama Karaeng Lakiung Tumapa’risi Kallona. Benteng ini pernah jatuh ke tangan Belanda akibat adanya Perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan BRotterdam kepada penjajah Belanda. Benteng ini kemudian dijadikan Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
4. Penjara Bawah Tanah Benteng Vastenburg, Solo
Benteng megah di tengah Kota Solo ini sekarang tinggal seonggok bangunan yang tak terawat. Dulunya Benteng Vastenburg memiliki peranan penting sebagai pusat hubungan Solo-Semarang. Puncaknya saat Solo menjadi pusat perdagangan dan ditandai dengan perkembangan kota kolonial dalam periode abad ke 18-19.
5. Penjara Bawah Tanah Benteng Pendem, Cilacap
Di kota kecil seperti Cilacap, Jawa Tengah ternyata menyimpan peninggalan bersejarah benteng Belanda. Benteng itu bernama Benteng Pendem (Kusbatterij Op De Lantong Te Tjilatjap) yang dulunya dijadikan benteng pertahanan tentara Hindia Belanda saat menghadapi perlawanan Bangsa Indonesia pada tahun 1861.
6. Penjara Kalisosok, Surabaya
Kalisosok merupakan sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan daerah Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok terdapat penjara bawah tanah yang berdiri di era penjajahan Belanda dan kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Tercatat sejumlah tokoh kemerdekaan pernah mendekam di dalam penjara ini seperti Soekarno, W.R. Soepratman, dan Kiai Haji Mas Mansur.
7. Penjara Sukamiskin, Bandung
Penjara Sukamiskin merupakan penjara peninggalan pemerintah Belanda yang dibangun pada tahun 1918 dan berfungsi pada tahun 1924. Bangunan ini memiliki 552 sel tahanan dan terdapat ruang bawah tanah yang digunakan untuk menahan penjahat berbahaya. Sampai saat ini, arsitektur bangunan khas Belanda masih kental terlihat di Penjara Sukamiskin.
8. Gedung Lawang Sewu Semarang
Gedung Lawang Sewu sangat terkenal keangkerannya. Gedung ini terletak di Kota Semarang dan dulunya merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Gedung ini dibangun pada tahun 1904 dan selesei di tahun1907. Gedung ini berlokasi di Bundran Tugu Muda yang dulunya disebut sebagai Wihelmina Plein.
Nah, itu tadi 8 penjara yang paling mengerikan di Indonesia. Penjajah Belanda dan Jepang dengan kejamnya pernah mengurung dan membunuh banyak pejuang di dalam penjara-penjara bawah tanah tersebut. Meski tak dikenal namanya, pejuang-pejuang itu layak untuk mendapatkan lantunan do’a dari kita semua, terutama generasi penerus bangsa Indonesia.