Lucu

QR Code Hingga EDC, Inilah 4 Fakta Canggihnya Pengemis di Luar Negeri Jadi Minder Lihatnya

Tak bisa dipungkiri, kemajuan zaman kadang mengubah gaya hidup masyarakat. Ya, bisa dibilang dengan mudahnya mendapatkan gadget canggih saat ini semuanya jadi serba online. Jangankan untuk transaksi dengan nominal yang banyak, bahkan naik ojek pun kini bisa dilakukan secara online. Praktis dan tidak membuang banyak waktu.

Namun siapa sangka kalau kemajuan teknologi juga merubah kehidupan para pengemis. Bagaimana tidak, di beberapa negara mereka bahkan menggunakan gadget canggih untuk bertransaksi. Lalu benarkah seperti itu? Simak ulasan berikut ini.

Gak pakai kaleng, pengemis sekarang sudah punya EDC

Mungkin kita memang sering melihat para pengemis yang menggunakan kaleng atau kotak untuk meminta sumbangan pada orang-orang yang lewat. Namun beda lagi dengan salah satu pengemis di Inggris bernama Booth pasalnya dirinya menggunakan cara yang berbeda. Lantaran kini zaman sudah maju, pengemis ini menyediakan EDC bagi mereka orang kaya yang ingin menyumbang.

Penmgemis EDC [sumber gambar]
Hal ini ternyata diilhami lantaran saat Booth bertemu dengan orang tajir, maka biasanya mereka kesulitan dalam mengambil uang tunai. Tak sampai disitu, dengan melakukan hal itu Booth ingin menjadikan ‘mengemis’ ini menjadi sebagai sebuah profesi yang disamakan dengan yang lain. Jadi jangan kaget kalau pengemis satu ini sering ditemui melakukan liburan dengan uang hasil ‘kerja’nya.

Di China malah wajib menggunakan QR Code untuk pengemis

Lain lagi dengan salah satu daerah yang ada di China bernama Shangdong. Alih-alih menggunakan kantong atau kaleng untuk meminta sumbangan, yang ada malah mereka sudah menyiapkan Chip serta QR Code buat orang-orang yang lewat. Tentu turis yang berasal dari luar sempat dibuat heran dengan apa yang ada sini, namun bagi warga asli sendiri sudah biasa.

pengemis QR Code [sumber gambar]
Hal ini ternyata berhubungan dengan kebiasaan masyarakat yang ada di sana saat ini, pasalnya transaksi secara non konvensional benar-benar sedang diminati. Jadi tak usah lagi repot-repot dalam memberikan sumbangan, asalkan punya AliPay, WeChat atau aplikasi lain yang memungkinkan transaksi online smartphone, bisa melakukannya.

Adanya sistem QR Code juga memberikan pendapatan luar biasa pengemis

Masih ada keuntungan lain yang didapatkan oleh pengemis-pengemis yang menggunakan QR Code untuk mengemis di China. Bagaimana tidak, pasalnya mereka akan mendapatkan keuntungan luar biasa dari metode baru tersebut. Jika dulu para pengemis mendapatkan penghasilan yang tak tetap lantaran sumbangan yang diberikan memiliki jumlah yang berbeda, maka saat ini mereka bisa memperoleh hingga 9 juta per minggu.

Pengemis canggih [sumber gambar]
Loh kok bisa? Pasalnya di setiap  yang menempelkan QR Code maka mereka mendapatkan bayaran 0,7 hingga 1,5 Yuan. Alhasil kini mereka punya standar penerimaan sumbangan sendiri yang lebih terjamin ketimbang yang dulu. Wah kalau begini malah jadi sebuah profesi ya.

Semua dilakukan demia memajukan Cashless Economy

Terpikir atau tidak kenapa beberapa negara itu menerapkan teknologi canggih untuk para pengemisnya? Usut punya usut, bukan tanpa alasan namun sejalan dengan yang diterapkan pemerintah negaranya. Baik China ataupun negara maju lainnya sebenarnya sedang berlomba-lomba dalam menerapkan Cashless Economy.

Ilustrasi cashless economy [sumber gambar]
Ya, tujuannya agar segala transaksi, bisnis dan perdagangan tak lagi menggunakan uang sebagai alat pembayaran melainkan secara digital. Tentu semua tidak akan berhasil tanpa melakukan perombakan dari hal yang terkecil, semisal para pengemis tadi.

Adanya para pengemis canggih ini menjadi bukti kalau zaman sekarang teknologi dapat digunakan untuk berbagai hal. Toh itu semua juga dilakukan bukan hanya untuk membantu para pengemis agar hidup lebih baik, namun juga membuat kita tahu aliran sumbangan yang diberikan, sehingga tidak digunakan secara tidak-tidak.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago