Kematian bisa bersifat sangat pribadi dan membuat sedih, tapi kadang juga bersifat sangat spiritual dan sosial. Hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak dulu sebagai makhluk sosial.
Bagaimana suatu masyarakat memperlakukan seseorang yang meninggal adalah salah satu cara kita bisa mempelajari budaya, dan adat istiadat mereka. Jadi jangan heran kalau ada beragam ritual pemakaman yang berbeda dari satu kelompok masyarakat dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa diantaranya.
Suku Ifugao di Filipina memiliki ritual yang cukup panjang, namun pasangan orang yang meninggal ini dilarang terlibat dalam prosesnya atau bahkan melihat mayatnya. Mayat pertama dimandikan, ditutup matanya, kemudian didudukkan di dekat pintu depan rumah dan diletakkan api di dekat mayat tersebut untuk mengusir serangga serta untuk mengeringkan mayat.
Di hari keempat masa berkabung, mayat tersebut diambil dari kursi dan dikuliti. Kulit yang dipercaya akan membantu kesuburan tersebut kemudian dikubur di bawah rumah almarhum. Mayatnya juga bisa dikubur di hari keempat atau disimpan hingga empat hari lagi sebelum dikubur.
Masyarakat suku Anga adalah suku pegunungan yang terisolasi di daerah Aseki, Papua Nugini. Ditemukan banyak mumi di daerah tersebut yang disimpan di dalam keranjang atau diberdirikan dengan bambu. Beberapa orang mengatakan mumi tersebut dibalsem menggunakan garam pada masa Perang Dunia II.
Teori yang lebih populer mengatakan bahwa pembuatan mumi dilakukan dengan mengasapi mayat selama beberapa bulan sebelum menutupinya dengan tanah liat merah. Praktik memumikan jenazah ini sudah berhenti dilakukan ketika Kristen masuk ke Papua Nugini pada tahun 1949. Meski begitu, beberapa penduduk lokal masih menjaga dan merawat mumi yang ada dan bahkan beberapa diantaranya masih sering ditemukan.
Tonga adalah sebuah kerajaan kecil dengan 170 pulau di daerah Polynesia, Pasifik Selatan. Meski raja terakhirnya, Tupou V telah membuat beberapa perubahan agar negara tersebut bisa lebih demokratis, mereka masih memperlakukan keluarga kerajaan dengan istimewa. Termasuk ritual pemakaman rajanya.
Raja Tongan dianggap sangat penting sehingga tidak seorangpun yang boleh menyentuhnya selama masa hidupnya. Hanya sedikit orang terpilih saja yang boleh menyentuh raja setelah ia meninggal dunia. Nima tapi atau ‘tangan suci’ adalah orang khusus yang boleh menyentuh mayat raja dan mempersiapkan upacara kematiannya.
Pada masa berkabung, mereka terkunci dari dunia luar dan tidak boleh menggunakan tangannya sama sekali. Karena hal ini sangat tidak praktis, Nima Tapu punya pembantu yang melayani mereka sampai akhir masa berkabung. Tentu saja ini bukan hal buruk mengingat dulu orang yang menyentuh tubuh raja akan dibunuh atau dipotong tangannya.
Bali juga memiliki ritual pemakaman yang cukup panjang dan rumit untuk membersihkan arwah orang yang meninggal dan membantu mereka mencapai nirwana. Sebelum ngaben dimulai tubuh orang yang meninggal dibaringkan di sebuah kamar tidur kecil sementara keluarga menjalani hari-hari seperti biasa seolah orang tersebut sendang tidur.
Mayat tersebut kemudian diletakkan di sebuah pura kecil yang disebut pura dalem sampai keluarga tersebut punya cukup uang untuk melakukan upacara. Ketika tiba waktunya, peti diletakkan di sebuah panggung yang dihias cantik setinggi 9 meter. Kemudian dilakukanlah upacara-upacara khusus dan pemberian sesajen. Mayat tersebut diletakkan di sebuah peti berbentuk kerbau sebelum kemudian dibakar. Setelah proses pembakaran selesai, abunya dikumpulkan dan disebar ke lautan.
Fiji punya beberapa tradisi yang tidak biasa di beberapa suku yang berbeda di pulau tersebut. Salah satu tradisi yang cukup mengerikan adalah membunuh anggota keluarga. Salah satu caranya adalah dengan bicara pada orang tuanya (atau bisa juga sebaliknya) bahwa mereka sudah menjadi beban yang terlalu berat dan sudah saatnya mereka mati. Keluarga kemudian berdiskusi apakah orang tua minta dibunuh dengan cara dicekik atau dikubur hidup-hidup.
Jika yang meninggal adalah kepala suku, maka dalam periode 9 hari para penduduk melukai diri mereka sendiri. Pria melukai diri dengan mencambuk diri kemudian menembakkan tanah liat keras kepada para wanita untuk melukai mereka. Ada juga yang melukai diri dengan cara memotong jari kelingking atau jari kaki, sementara yang wanita membakar diri.
Praktik lain yang juga sempat banyak dilakukan adalah mencekik seseorang yang dekat dengan orang yang meninggal. Kepercayaan di balik ini adalah bahwa mereka bisa menemani si orang yang meninggal di dunia kematian. Masyarakat percaya bahwa mereka memasuki alam arwah dengan cara yang sama saat ia masih hidup. Karena itulah, jika seseorang meninggal saat cacat, maka selamanya ia akan cacat di dunia akhir. Karena itulah mereka merasa lebih baik mati saat sehat. Untungnya, ritual-ritual kejam ini lama-kelamaan telah ditinggalkan.
Suku Caviteno adalah kelompok etnis Spanyol-Filipina yang berada di pulau Luzon. Pemakaman suku Caviteno dilakukan dengan cara meletakkan mayat orang yang sudah meninggal di dalam sebuah pohon. Mayat diletakkan secara vertikal di dalam sebuah batang pohon yang berlubang dalamnya.
Suku Caviteno percaya bahwa pohon memberikan kehidupan, jadi manusia harus berterima kasih dengan memberikan kehidupan pada mereka. Caranya adalah dengan menyerahkan tubuh ketika manusia tersebut meninggal dunia. Pohon yang akan digunakan biasanya dipilih sendiri oleh orang tersebut sebelum mereka meninggal.
Setiap budaya memiliki tata cara mereka sendiri dalam melakukan ritual pemakaman. Bagi sebagian orang mungkin cara tersebut terbilang aneh dan tidak masuk akal. Namun, ritual tersebut dilakukan dengan pertimbangan dan alasan kepercayaan mereka yang sudah mengakar kuat selama bertahun-tahun. Asalkan prosesnya tidak melukai atau merugikan orang lain maka budaya dan ritual tersebut sebenarnya tidak masalah tetap dilakukan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…