Bermain di luar negeri pastinya menjadi hal yang tidak mudah untuk pemain Indonesia. Kultur sepak bola dan masalah dari diri pemain menjadi alasan kenapa bermain di luar negeri sangat sulit. Tak ayal menyebabkan beberapa pemain yang memiliki karir hebat di kompetisi nasional terjun bebas di sana. Seperti nasib yang dialami oleh mantan penyerang haus gol Timnas yang harus mundur dari klub Malaysia Klantan FA, meski belum genap satu musim.
Liga Malaysia sendiri bukan menjadi kompetisi yang asing untuk pemain Indonesia. Dari beberapa tahun yang lalu sudah banyak pesepak bola yang merumput di Negeri Jiran tersebut. Meski tidak memiliki atmosfer layaknya Indonesia kompetisi Malaysia terbukti banyak menyulitkan para pemain asal negara kita. Bahkan deretan pemain Timnas kita terkenal hebat tidak bisa berbuat banyak di Malaysia. Lalu siapa sajakah pemain yang harus gagal di sana? Simak ulasannya berikut.
Ilham Jaya Kusuma, penyerang maut yang harus pensiun
Aksi Ilham sebagai penyerang maut memang bukan isapan jempol belaka. Hal tersebut dibuktikan dengan beragam gelar top skor yang pernah di dapatkannya. Piala Tiger 2004 tentu merupakan puncak karir pria asal Palembang ini, aksi hebatnya dengan Boaz Solossa membuatnya mampu membawa Timnas mencapai final pada tahun tersebut.
Kegemilangannya membuat Ilham dilirik tim MPPJ Selangor. Berkarir di Liga Malaysia tidak membuatnya dapat mengulangi kehebatannya. Cedera lutut parah adalah penyebab mantan penyerang Persita ini berada pada titik nadir. Kepulangannya ke Indonesia pun tidak membantu karirnya bersinar hingga akhirnya memutuskan untuk pensiun.
Mantan pemain timnas yang hebat di Eropa malah gagal di Malaysia
Kurniawan menjadi pemain Indonesia yang mampu tampil pada kompetisi di Eropa. Mengawali karir bersama Sampdoria, pria asal Magelang lalu melajutukan karier di Liga Swiss. Iklim dan kultur sepak bola yang berbeda membuatnya gagal di negara tersebut. Sempat pulang dan bermain dengan PSM, pria berperawakan kurus ini mampu bangkit dengan menunjukkan kehebatannya.
Bermain bagus bersama kesebelasan asal Makasar membuatnya dikontrak tim Malaysia. Bermain bersama Serawak FA karier Kurniawan kembali jatuh dengan jarang mampu mencetak gol. Tidak hanya itu, dirinya juga jarang dimainkan lantaran performa buruk tersebut. Pada akhirnya karier suram Kurniawan di negeri Jiran berbuah pemecatan oleh pihak klub.
Pemain belakang termahal dan andalan Timnas tidak berkutik di sana
Kepindahan Robie Darwis ke Malaysia membuatnya namanya saat itu dinobatkan menjadi pemain termahal Indonesia. Pemain asli Bandung itu mengalahkan nama beken macam Miro Baldo Bento, Aji Santoso dan Bejo Sugiantoro dalam urusan ini. Robie sendiri merupakan pemain belakang yang hebat dengan sering sekali menjadi tumpuhan tim atau timnas yang dibelanya.
Perjalanan karier di Malaysia bersama Klantan FA tidak membuatnya mampu tampil baik layaknya di Indonesia. Tercatat selama bersama tim berasal dari negeri Jiran tersebut, pria 43 tahun ini tidak mampu mempersembahkan gelar apapun untuk tim berkostum kuning itu. Bahkan Robie sempat terkena saksi selama tiga bulan dari komisi disiplin sepak bola Malaysia lantaran berkelahi.
Terkenal kemampuannya hebat Budi Sudarsono juga gagal di negeri Jiran
Bermain bagus bersama Persik dan Timnas pada pagelaran Piala Asia 2007 membuat nama Budi Sudarsono diminati klub Malaysia. Akhirnya pada tahun 2008 pria asal Jombang ini resmi berseragam Polis Diraja Malaysia. Awal bersama kesebelasan yang banyak beranggotakan aparat penegak hukum itu Budi tampil bagus dengan mampu mencetak dua gol di partai perdananya.
Namun, lambat laut Budi Sudarsono terus alami penurunan performa, hingga membuat pria 38 tahun ini sering menghiasai bangku cadangan. Penampilan buruk Budi tersebut membuat pihak klub tidak memperpanjang kontraknya. Saat ini dirinya melanjutkan karier sebagai pelatih di salah satu klub sepak bola di Indonesia.
Ferdinand Sinaga, penyerang haus gol yang tidak bisa berjaya di Malaysia
Pemain Timnas memiliki karier suram saat berada di Liga Malaysia juga menimpa Ferdinan Sinaga. Pemain yang dijuluki Si Naga ini malah belum genap setengah musim untuk mengundurkan diri kompetisi tertinggi di sana. Kondisi tim yang tidak stabil dan berada pada zona degradasi menjadi alasan pria 27 tahun itu memutuskan untuk pindah.
Performa pria asal Makasar ini juga bisa dikatakan biasa saja saat di Malaysia. Dilansir dari dari laman Indosport, Saat bermain bersama Klantan FA Ferdinand gagal menunjukkan kemampuan hebatnya dengan tidak mampu mencetak gol dan mengalami lima kekalahan. Kisah mantan pemain PSM ini menjadi daftar panjang pemain Indonesia gagal di sana.
Meski tidak semua pemain Indonesia yang ada di Liga Malaysia berakhir dengan kegagalan. Hal ini tetaplah menjadi gambaran apabila semu kompetisi luar negeri menyimpan hal sulit untuk para putra tanah air. Diperlukan kerja keras dan disiplin untuk pemain asal negara kita dapat berprestasi di sana.