Ada kalanya kita berada dalam titik terendah dan diuji ketika kita tak memiliki apa-apa. Itulah kehidupan, menjadi roda yang berputar semakin ke bawah. Tapi kalau kita mau berusaha bergerak, roda itu akan naik ke atas, dan saat itu pula, kita ikut terangkat.
Baca Juga :Melihat 5 Gerbang Neraka dan Akhirat dari Bumi
Kali ini kita akan melihat beberapa kisah kebaikan dari orang-orang yang menghadapi ujian mereka dengan tegar dan penuh kerelaan demi orang tersayang. Saat orang terdekat yang menjadi harta paling berharga mereka dalam keadaan kritis, orang-orang ini rela turun ke jalan dan melakukan apapun demi menyelamatkan mereka. Kisah ini kami rangkum dari Shanghaiist, untuk Anda.
Wang Hai Lin, seorang pria berusia 32 tahun yang bekerja di hotel sebagai tukang masak. Namun saat anaknya terkena leukemia, bahkan penghasilan bulanannya tak cukup lagi untuk membayar pengobatan.
Demi anaknya, Wang Hai Lin kemudian berdandan seperti perempuan dan berjualan pembalut wanita. Ia tidak malu, kerena putrinya yang masih balita adalah harta yang paling berharga baginya. Kisah ini menjadi viral di dunia maya. Karena sang ayah tidak merasa tabu dan rela berkorban untuk sang anak. Banyak orang yang kemudian memberikan donasi dan dukungan, bahkan mengajaknya bicara untuk berbagi beban pikiran saat membeli jualannya.
Sebelumnya ia adalah seorang perawat. Tapi, mendengar bahwa kakaknya sedang sakit keras dan butuh biaya pengobatan serta dukungan, Wang Yanhong mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia pulang ke kampung halaman di Jinan dan mulai berjualan ubi di pinggir jalan.
Parasnya ayu dan begitupula hatinya. Dengan tulus ia bangun pagi buta dan pulang larut malam agar bisa mengumpulkan uang untuk pengobatan sang kakak. Cerita tentang gadis cantik berhati mulia ini kemudian menjadi viral, dan menggugah pikiran orang-orang tentang sebuah pengorbanan yang tulus.
Umumnya anak-anak adalah tanggungan orang tua mereka. Namun, karena ayahnya yang mengidap kanker, Wei Wenxia yang masih berusia 19 tahun, mengajak saudara-saudaranya berjualan kacang di pinggir jalan. “Meski berjualan kenari untuk mengumpulkan uang bagi ayah kami seperti mengumpulkan tetesan air, kami tak akan menyerah untuk mencoba,” kata Wei Wenxia.
Sakit kanker yang menggerogoti sang ayah membuat uang keluarga mereka habis. Akhirnya anak-anak ini bergantian menjaga ayahnya atau berjualan kacang kenari di pinggir jalan. Karena perbuatan mulia mereka, beberapa orang donatur membantu meringankan beban dengan memberikan sumbangan yang cukup untuk membiayai pengobatan sang ayah.
Xia Jun berdiri dengan kaos bertuliskan ’10 yuan untuk 1 kali tinju’. Semua orang yang lewat d jalanan melihatnya. Namun bukan dengan tawa atau keinginan untuk meninjunya. Ayah 30 tahun itu berwajah sangat ikhlas untuk dijadikan sansak tinju demi mengumpulkan uang untuk pengobatan anaknya. Tapi, tentu saja tak ada yang tega melakukannya.
Sang anak yang masih balita terkena leukemia, membuatnya butuh biaya lebih besar karena pengobatan pada pasien yang masih kecil cukup beresiko. Melihat ketulusan Xia Jun, banyak orang yang tak sampai hati dan memberikan sumbangan demi pengobatan putrinya.
Hampir saja, Ni Qiong, ibu dari 3 anak perempuan, kehilangan anak bungsunya. Wanita tersebut kehabisan ide untuk mencari uang demi pengobatan suaminya. Suami Ni Qiong mengalami kecelakaan saat bekerja pada sebuah konstruksi bangunan. Namun setelah kejadian itu, supervisor suami Ni Qiong lepas tangan.
Melihat kesusahan Ni Qiong yang menjual anaknya sambil menangis, beberapa orang memberikan uang tanpa meminta anak Ni Qiong. Selain itu, kisah Ni Qiong membuat geram netizen dan mendesak supervisor suaminya untuk bertanggung jawab.
Usaha itu tak sia-sia, seiring datangnya bantuan donasi (bahkan kelebihan), supervisor itu akhirnya mau bertanggung jawab dan memberikan uang. Karena terlalu banyak, Ni Qiong meminta media memberitahukan pada public bahwa ia sudah terlalu banyak menerima uang. Setelah melunasi pengobatan suaminya, Ni Qiong bahkan masih sempat beramal dengan sisa uang yang ia miliki.
Saat ditanya apakah ia masih akan menjual anak bungsunya lagi, Ni hanya terdiam. Namun kedua putrinya berkata, “Jangan jual adik kami, Bu.”
Ada banyak ujian dalam hidup. Tapi sebuah ujian bukanlah untuk menghancurkan, karena tak ada ujian yang tak datang beserta tambahan kekuatan. Berusaha dan berdoa, sehingga semua kesulitan bisa dilalui dengan ikhlas dan tuntas.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…