Sebagai sebuah karya seni, Indonesia memiliki banyak ahli dalam pembuatan patung. Banyak patung yang sudah berdiri di Indonesia, seperti yang terkenal adalah Patung Selamat Datang, Tugu Pancoran, Patung Bung Karno dan Bung Hatta, Patung Jendral Sudirman, dan sebagainya.
Pada umumnya patung dibuat untuk memberi kesan estetika bagi siapa yang melihatnya. Namun, yang perlu diingat adalah seni itu bersifat subyektif. Suatu karya seni bisa dilihat indah untuk satu sisi, di sisi lain karya seni tersebut bisa dianggap tidak bagus. Seperti patung-patung yang kami ulas berikut. Setidaknya ada 6 patung yang pernah mendapat penolakan masyarakat. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut.
1. Patung Obama
Saat Barack Obama pertama kali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, suasana di Indonesia sempat jadi riuh karena tiba-tiba saja kisah masa kecil sang presiden terekspos di berbagai media. Ya, ternyata presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat ini dulunya sempat menjadi murid di SD 01 Menteng, Jakarta.
Kontroversi justru terjadi saat patung sang presiden dibangun oleh lembaga Friends of Obama di Taman Menteng. Keberadaan patung ini membuat masyarakat resah karena beranggapan Obama bukanlah siapa-siapa bagi Indonesia. Masih banyak tokoh bangsa yang dianggap lebih pantas untuk dibuatkan patungnya daripada Obama. Akhirnya patung “Barry Dreams Statue” ini dipindah Pemerintah Daerah Jakarta ke SD tempat dia menimba ilmu, SD 01 Menteng.
2. Patung Gus Dur
Patung Gus Dur sempat menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Indonesia karena bentuknya yang menyinggung salah satu agama. Patung yang diberi nama “Mata Hati Gus Dur” ini berwujud perawakan Buddha. Bedanya, kepala Sang Buddha diganti dengan kepala Gus Dur lengkap dengan kaca mata tebalnya.
Menurut pembuatnya, patung Gus Dur ini tidak ada niatan untuk menyinggung umat Buddha. Patung Buddha berwajah Gus Dur tersebut dimaksudkan untuk mengilustrasikan sosok Gus Dur yang pluralis, bisa diterima masyarakat dalam bingkai kebaikan. Patung berukuran 100×90 meter ini sekarang masih diletakkan di Studio Mendut milik Sutanto Mendut. Tidak ada niatan patung ini akan dijual oleh pemiliknya.
3. Patung Tiga Mojang
Suasana perumahan elite Harapan Indah di Kota Bekasi sempat ramai karena berdirinya Patung Tiga Mojang yang dinilai menyimbolkan ajaran kepercayaan tertentu. Sekelompok massa mengiringi pembongkaran patung senilai 2,5M ini. Karya seni yang terbuat dari perunggu ini dirobohkan setelah mendapat protes keras dari ulama dan masyarakat setempat karena dituding juga tidak berizin.
Patung setinggi 19 meter ini berbentuk tiga perempuan berpakaian seksi karya seniman Bali, Nyoman Nuarta. Di depan patung ada sebuah prasasti yang menyebutkan Patung Tiga Mojang merupakan refleksi dari keindahan budaya Jawa Barat. Setelah dibuang, patung ini justru dibeli oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
4. Patung Inul Daratista
Inul Darartista pernah mengguncang dunia musik tanah air dengan goyangannya yang disebut dengan Goyang Ngebor. Goyang ini sempat menuai pro dan kontra di masyarakat karena menampilkan aksi panggung goyangan pinggul yang diputar-putar menyerupai mesin bor.
Kontroversi Inul masih berlanjut saat ia membuat patung dirinya sendiri di tengah komplek perumahan Pondok Indah, Jakarta. Patung setinggi 2,5 meter ini serupa saat ia bergoyang ngebor di atas panggung. Untuk menghindari polemik di warga komplek perumahan, patung ini akhirnya dibongkar dan diamankan ketua RT setempat.
5. Patung Tarian Rakyat
Patung penari yang berada tepat di jantung Kota Pekanbaru, Riau, masih menuai kontroversi publik hingga saat ini. Tepat berada di perlintasan Jalan Sudirman dan Jalan Gajah Mada atau tepat berada di depan kantor Gubernur disebut-sebut patung ini pembuatannya menelan biaya 4M.
Patung ini menampilkan sesosok pria dan wanita yang tengah menari. Persoalannya, patung wanita tubuhnya dibuat melentik dan posisi bokongnya dianggap erotis. Bentuk ini menuai protes berbagai pihak. Apalagi awalnya patung ini dinamai Tugu Zapin, namun masyarakat tidak menerimanya karena Tarian Zapin tidak seerotis itu. Lalu namanya dibuah menjadi Tugu Titik Nol tapi lagi-lagi diprotes sehingga namanya diubah menjadi Patung Tarian rakyat.
6. Patung Bung karno
Ternyata patung seorang proklamator bisa juga menuai kontroversi. Pendirian Patung Bung Karno di Bali sempat diprotes warga Tabanan karena menggantikan Patung Wisnu Murti yang sebelumnya sudah tegak beridiri di tempat yang sama di Desa Kediri, Tabanan.
Bagi warga Bali, Patung Wisnu Murti dianggap patung yang sakral dan lebih berharga karena menyangkut simbol agama. Keberadaan Patung Bung Karno bukannya ditolak oleh warga setempat, namun mereka meminta supaya patung tersebut dipindah dan dibangun lagi Patung Wisnu Murti yang sudah dirobohkan.
Itulah 6 patung yang sempat menuai kontroversi di Indonesia. Semestinya, patung-patung tersebut dibuat sebagai sebuah mahakarya seni yang bisa dinikmati oleh siapapun yang melihatnya. Namun terkadang pembuatnya lupa akan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat sehingga patung itu bukannya menuai pujian namun justru mengunduh banyak kritikan.