Semua orang punya pendapatnya sendiri perihal konsep cinta sejati. Tapi, kita pasti setuju bahwa cinta sejati adalah ketika kita menemukan seseorang yang tepat atau seseorang yang bersedia untuk terus mendampingi kita sepanjang hayat dalam suka dan duka. Bahkan, takdir ada kalanya bekerja dengan cara yang lebih ajaib. Cara yang indah dan tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seperti kisah kedua pasangan bahagia ini. Dua orang yang saat masih kecilnya tak saling mengenal, terpisah dua benua dengan jarak ribuan kilometer jauhnya, dan tentunya tak pernah sedikit pun berpikir bahwa mereka akan saling bertemu suatu saat nanti, berdiri bersama di pelaminan, berumah tangga, serta dikaruniai seorang buah hati yang menggemaskan.
Lebih dari 14 tahun silam, Tyrel Wolfe seorang anak lelaki asal Idaho, Amerika Serikat, menyalurkan sebuah bingkisan melalui suatu badan amal bernama Samaritan’s Purse. Organisasi Kristiani ini banyak terlibat dalam bidang kemanusiaan dengan lingkup operasi yang tersebar di puluhan negara.
Kebetulan proyek organisasi ini saat itu sedang menyalurkan bantuan kepada anak-anak di Filipina. Bingkisan tersebut berisi alat-alat tulis, perlengkapan mandi, dan beberapa mainan kecil yang diletakkan dalam sebuah kotak sepatu berbungkus kertas kado yang cantik.
Sebagai bagian dari proyek, setiap bingkisan wajib disertai dengan sebuah foto pengirim di dalamnya. Tyrel lalu menyertakan foto dirinya yang tengah mengenakan pakaian khas ala koboi lengkap dengan tali tambang di pundaknya. Bingkisan tersebut ia titipkan kepada bibinya yang kemudian menyerahkannya ke pihak gereja. Seiring berjalannya waktu, Tyrel yang saat itu masih bocah dan polos, mulai melupakan perbuatan baiknya itu.
Hingga suatu ketika takdir itu mulai menghampirinya. Pada suatu hari di tahun 2009, Tyrel menerima permintaan pertemanan dari seorang perempuan bernama Joana Marchan, namun ia hiraukan. Orang barat memang cenderung mengabaikan permintaan pertemanan di sebuah jejaring sosial dari seorang yang tak ia kenal.
Dua tahun berlalu dan wanita ini kembali melakukan hal yang sama. Dihinggapi rasa penasaran, Tyrel lalu mengirim pesan pribadi untuk bertanya kepada Joana dari mana ia mengenalnya. Tak dinyana, jawaban perempuan tersebut sungguh mengejutkan.
Joana mengatakan bahwa ia mengenal Tyrel lewat foto masa kecilnya yang tersimpan dalam kotak bingkisan yang pernah ia kirimkan kepadanya lebih dari sedekade silam. Saat itu Joana mengaku telah mengirim balik sebuah kartu ucapan terima kasih kepada Tyrel, tapi tampaknya surat itu tak pernah sampai.
Bahagia mendengar pengakuan tersebut, Tyrel kemudian menerima permintaan pertemanan Joanna dan mulai berkomunikasi dengannya dalam kadar yang intens. Usai puas saling menyapa di dunia maya, keduanya akhirnya memutuskan untuk bertemu secara langsung.
Pada Mei 2003, Tyrel membulatkan tekad untuk bertandang ke kota Quezon, daerah pinggiran Filipina, di mana Joana kini tinggal. Romantisme pemuda ini sudah tampak dari keinginan kuatnya untuk menyisihkan uang sejak lama sebagai bekal perjalanannya ke sana selama 10 hari. Ia mengaku belum pernah bepergian sejauh itu seorang diri. Meski begitu, risiko apapun siap ia tempuh.
Momen yang cukup kocak, ketika Tyrel akhirnya bertemu dengan Joana ia sempat mengucek mata dan menampar wajahnya lantaran ia merasa ini semua seperti mimpi. Joana pun merasakan hal yang sama. Keluarga sang perempuan telah mendengar semua kisah keduanya dan menyambut senang kedatangan Tyrel yang rela jauh-jauh datang dari Amerika.
Setelah berkesempatan untuk saling mengenal lebih jauh, sampailah mereka di ujung pertemuan. Setelah sepuluh hari, Tyrel mesti kembali ke negara asalnya. Hati mereka begitu remuk dan air mata bercucuran tanpa bisa dicegah ketika keduanya terpaksa harus berpisah. Tapi, tenang, ini cuma sementara kok. Karena Tyrel telah berjanji untuk kembali ke sini. Ia bahkan sudah mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tua Joana untuk menikahi putrinya.
Pasangan ini akhirnya resmi mengikat tali pernikahan yang sakral pada 5 Oktober 2014. Pernikahan dilangsungkan di tanah kelahiran Tyrel. Meski orang tua Joana tak bisa hadir karena permasalahan visa, tapi dengan bantuan Skype, mereka tetap dapat menyaksikan hari paling bahagia putrinya tersebut. Pada acara yang sama Tyrel dan Joana meminta para hadirin untuk menyumbangkan hadiah atau bingkisan lewat organisasi yang sama yang telah berjasa mempertemukan mereka, Samaritan’s Purse.
Pasangan ini tinggal di sebuah rumah mungil di Midville, AS. Pekerjaan Tyler mengharuskannya melanglang buana ke berbagai negara bagian. Tapi, ia tak perlu khawatir karena jodoh masa kecil yang kini resmi menjadi istrinya, Joana Marchan, selalu siap menemani kemana pun ia pergi. Kebahagiaan mereka kini juga kian paripurna setelah dikaruniai seorang buah hati.
Itulah kisah mengharukan nan ajaib dari sepasang kekasih yang dulunya terpisah jarak dan waktu. Kamu boleh saja menyangsikan adanya cinta sejati. Namun, percayalah bahwa di luar sana masih banyak kisah-kisah membahagiakan seperti Tyrel dan Joana ini. Dan siapa tahu suatu saat nanti takdir bahagia bernama cinta sejati akan mampir ke dalam kehidupan kamu.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…