Berbagai sesuatu yang melegenda memang kadang dicari banyak orang, hal ini jugalah yang dialami oleh pangkas rambut Ko Tang yang berada di kawasan Gang Gloria, Glodok, Jakarta. Namanya tak kalah dengan barbershop kelas wahid yang ada di ibukota karena ia sudah berdiri sejak tahun 1936.
Ko Tang sendiri berarti high class. Nama tempat pangkas rambut ini melejit setelah kunjungan dari Presiden Joko Widodo, dari masih menjabat sebagai gubernur DKI hingga terpilih menjadi presiden RI pada tahun 2014. Nah, ada banyak hal unik di balik tempat pangkas rambut ini, yuk simak ulasannya!
Masih beratahan walau sudah delapan dekade
Berdiri sejak 1936, Ko Tang dulunya merupakan tempat pangkas rambut yang modern pada masanya. Dari peralatan, bangku, serta teknik memanjakan pelanggan masih terus diterapkan hingga sekarang. Salah satu yang tak akan pernah ditemukan di tempat pangkas rambut lain adalah teknik korek kuping. Praktik ini sudah diajarkan secara turun temurun, dengan menggunakan besi khusus, pinset, kapas dan sikat, tak akan teras sama sekali jika telinga pelanggan sedang dibersihkan.
Dikenal membawa hoki
Ko Tang disebut bisa membawa hoki atau keberuntungan. Setelah didatangi oleh Jokowi yang kemudian terpilih menjadi gubernur DKI dan kemudian naik menjadi Presiden, banyak orang bilang jika datang ke Ko Tang dapat membuat seseorang beruntung. Hal tersebut juga dialami oleh Sandiaga Uno, yang sekarang menjadi kandidat wakil presiden RI. Padahal menurut Pi Cis –salah satu pemangkas, mengatakan bahwa mereka hanya memotong layaknya kebanyakan orang. Tak ada yang spesial, namun berita ini lama-kelamaan semacam menjadi mitos tersendiri.
Ramai kunjungan pejabat
Karena mitos yang beredar bahwa setiap orang yang datang bisa mendapat keberuntungan, enggak heran jika kemudian Ko Tang ramai sekali dikunjungi oleh para pejabat negara. Selain Jokowi dan Sandiaga, ada Abraham ‘Lulung’ Lunggana, Rizal Ramli, serta Djarot Saiful Hidayat. Padahal dulunya, Ko Tang hanyalah tersohor di telinga orang Tionghoa kawasan Glodok. Sekarang nama Ko Tang melejit, bahkan ada pelanggan yang datang dari luar Jakarta untuk potong rambut di sana.
Tak ada model rambut yang disajikan
Layaknya kebanyakan barbershop atau tempat pangkas rambut, model rambut yang dipajang di dinding adalah hal biasa, namun tidak dengan Ko Tang. Tidak ada model rambut yang isa dipilih oleh para pengunjung, kalau kata salah satu pemangkas hanya ada model rapi saja. Walaupun mendapat fasilitas cukur rambut, jenggot, korek kuping, pijat, hingga cuci rambut, pengunjung hanya butuh membayar 80-100 ribu rupiah saja, murah enggak?
Para pekerja yang semuanya paruh baya
Nah, ada yang unik lagi dari para pekerja (pemangkas rambut) di Ko Tang, mereka semua bukan orang yang berusia muda melainkan tergolong senja. Para pekerja sudah memasuki usia kepala 5 atau bahkan lebih tua. Tapi, semangat mereka tetap tak kalah dengan mereka yang muda dan memberikan pelayanan terbaik kepada siapapun yang datang. Dalam sehari, satu orang pekerja bisa memangkas 3-4 pelanggan.
Di balik hoki, sebenarnya resep bertahannya Ko Tang adalah teknik pelayanan yang digunakan, harga yang murah, serta totalitas pekerja dalam melayani pelanggan. Jarang-jarang loh ada yang mau memotong rambut, membersihkan kuping, sekalian juga memijat dengan harga yang murah begitu, iya atau tidak?