Sisingamangaraja XII
Ketika dinobatkan menjadi raja Batak, usia Sisingamangaraja waktu itu masih 19 tahun. Dia sangat menentang perbudakan, penjajahan, dan apapun yang mencederai hak seorang manusia. Oleh karenanya, dia sangat marah pada pemerintahan Belanda yang berusaha menaklukkan seluruh tanah Batak.
Sisingamangaraja juga dikenal sakti mandra guna dan menguasai ilmu kebal. Konon tubuhnya tak bisa ditebus peluru. Itulah yang kemudian membuat dirinya selalu lolos dari serangan Belanda. Sayangnya, ketika Sisingamangaraja terlibat perang di sebuah sungai kecil di hulu Lae Simonggo, nasib baik tidak berpihak padanya.
Dalam perang itu, Belanda menembak mati putrinya. Melihat Putri Lopian tewas, Sisingamangaraja yang tak pikir panjang, langsung membopong jasad anaknya yang tergolek di tanah. Untuk memelihara ilmunya, Sisingamangaraja pantang kena darah. Namun saat memeluk putrinya, tubuhnya terciprat darah, sehingga tentara Belanda bisa dengan mudah menembaknya. Sisingamangaraja pun akhirnya tewas dalam peperangan itu.