Status manusia sebagai makhluk sosial memang membuat kita tidak betah hidup sendiri. Pada dasarnya kita selalu ingin menemukan seseorang yang bisa menemani kita kapan saja dan dimana saja. Jika pernikahan belum memungkinkan, pacaran adalah jalan yang ditempuh banyak orang.
Pacaran adalah sebuah hubungan yang dijalani banyak sekali anak muda. Masa-masa pacaran diketahui sebagai masa penuh suka cita dimana kita bisa mencurahkan rasa dan kasih sayang pada sang kekasih. Namun, kata siapa pacaran itu selalu enak? Berikut ini adalah beberapa kerugian dari hubungan bernama pacaran.
Pacaran tanpa pergi nonton, makan atau jalan-jalan adalah sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan. Rasanya sungguh janggal jika seorang pria tidak pernah mengajak sang wanita pujaan makan di luar atau menonton film di bisokop. Biasanya, pria yang tidak pernah mengajak sang wanita untuk berkencan di luar akan dicap sebagai pria pelit. Dan semua kencan itu akan berarti satu: pengeluaran yang lebih banyak dari biasanya.
Pemborosan tidak hanya dialami oleh kaum pria. Kaum wanita juga menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli make-up, baju untuk pergi dan perawatan diri lainnya. Intinya, pacaran butuh biaya ekstra. Karena biaya yang dibutuhkan untuk dua orang sudah pasti lebih banyak dari yang dibutuhkan satu orang.
Hubungan pacaran memang berjuta rasanya. Dalam hubungan ini anda akan merasakan bagaimana indahnya jika seseorang selalu bersedia menemani kita dalam berbagai situasi. Khususnya bagi wanita, pacaran juga berarti memiliki seseorang yang bisa melindungi dan menemani dirinya di saat-saat sulit.
Namun, perasaan-perasaan indah tersebut datang satu paket dengan perasaan-perasaan tidak enak: rasa cemburu, was-was, kesal dan cemas sering kali menghiasi hari-hari orang-orang yang berpacaran. Perasaan ini biasanya akan berlarut-larut dan membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi pada pelajaran atau pekerjaannya.
Meski hubungan pacaran adalah hubungan yang menurut anda “sah” namun hubungan ini tidak cukup kuat untuk mengikat apapun. Anda bukan suami istri yang bisa sepenuhnya memasuki hidup satu sama lain. Tidak ada yang bisa memastikan bagaimana sebuah hubungan pacaran akan berakhir. Bisa berkhir di pelaminnan atau berakhir dengan duka.
Kita tentu sudah pernah mendengar kisah dari teman kita yang berpacaran bertahun-tahun namun berkahir dengan duka dan ujung-ujungnya merusak hubungan baik diantara keduanya. Itu menandakan bahwa hubungan pacaran sebenarnya adalah sebuah hubugan rentan, dimana kita sering kali mempertaruhkan hati kita pada sesuatu yang tidak pasti.
Memutuskan untuk berpacaran, berarti anda memutuskan untuk membagi waktu anda untuk pasangan. Anda harus menyediakan waktu khusus untuk hubungan anda. Jika waktu anda sempit, maka tidak jarang hal tersebut akan berujung pada salah paham.
Misalnya anda lupa mengabari posisi anda pada pasangan, maka kemungkinan pasangan anda akan jadi curiga dan cemburu. Anda juga harus mengurangi waktu bergaul anda dengan teman-teman anda karena ada seseorang yang harus lebih anda prioritaskan. Malah tidak jarang, hubungan pacaran akan membuat waktu anda berkumpul dengan keluarga menjadi lebih sedikit.
Memiliki pacar yang pengertian adalah impian semua orang. Namun, harus diakui bahwa mencari orang yang pengertian adalah hal yang sulit. Karena pada dasarnya, manusia memiliki ego yang tinggi dan tidak semua memiliki kemampuan untuk mengontrolnya.
Seorang pacar biasanya akan cenderung mengubah apa yang tidak dia suka dari diri kita, mulai dari cara berpakaian sampai orang-orang yang berada dalam pergaulan kita. Aturan-aturan membosankan yang selalu berusaha kita patuhi agar membuat hati sang pacar senang.
Jika anda adalah tipe orang yang gampang lupa, maka pacaran adalah sesuatu yang penuh teror bagi anda. Sebab, dalam hubungan pacaran anda dituntut untuk mengingat banyak sekali hal. Mulai dari tanggal jadian, anniversary, jam kencan, kapan harus jemput, kapan harus menelpon dan sebagainya.
Meskipun lupa adalah sifat manusia yang tidak bisa dielakkan, biasanya para pacar tidak akan mentolerir hal tersebut. Kita akan diberi muka masam untuk setiap janji atau peristiwa yang kita lupakan. Merepotkan sekali.
Terkadang, saking bersemangatnya kita untuk menjadi orang yang disenangi sang kekasih, kita perlahan-lahan melupakan diri kita. Seorang pria, misalnya, meninggalkan komunitas basketnya karena sang pacar tidak suka dengan kegiatan komunitas tersebut yang selalu ditonton cewek-cewek cantik. Atau seorang cewek yang terpaksa membatasi kegiatannya di luar ruangan karena sang pacar tidak suka jika kulitnya agak lebih gelap sedikit saja.
Banyak dari kita yang membela keinginan-keinginan dari sang kekasih dan pada akhirnya membuat kita jauh dari hal-hal yang kita sukai. Pada awalnya kita merasa melakukan ini semua untuk cinta, tapi kita lupa bahwa cinta yang baik adalah cinta yang menerima apa adanya.
Masih ada beberapa lagi kerugian yang kita alami ketika berpacaran. Sadar atau tidak sadar, hubungan pacaran telah mengubah banyak hal dalam hidup kita. Namun, banyak dari kita lebih memilih pacaran yang banyak aturan itu ketimbang menjomblo.
Pada akhirnya, semua kembali kepada kita sendiri. Kita tetap bisa menjalani hubungan pacaran, namun dengan tetap memiliki prinsip dan aturan sendiri. Karena hubugan yang baik sesungguhnya adalah hubungan yang membawa perubahan-perubahan positif dalam hidup kita. (HLH)
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…