Categories: Trending

Leopard Society, Organisasi Rahasia Asal Afrika yang Dikenal Suka Menyantap Manusia

Ngomongin soal tradisi dan ritual pemujaan yang dilakukan manusia memang tak ada habisnya. Di awal dan pertengahan abad 20 misalnya, ada sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Leopard Society atau Anyoto Aniota. Perkumpulan rahasia dari Afrika Barat ini memiliki ritual yang dijamin bikin kamu langsung ngeri dan bergIdik. Ritual apa yang dimaksud?

Jadi Leopard Society ini memiliki ritual kanibalisme. Dengan kata lain, para anggota Leopard Society ini memiliki ritual manusia makan manusia. Bikin merinding nggak, tuh? Kelompoknya berpusat di Sierra Leone, Liberia, Cote d’Ivore, dan Nigeria. Mau tahu lebih lanjut soal Leopard Society? Langsung saja kita bahas satu per satu.

Ritual Kanibalisme Diyakini Bisa Menguatkan Para Anggota dan Perkumpulannya

Dalam menjalankan ritualnya, para anggota berpakaian totol-totol mirip leopard. Dengan senjata mirip cakar, mereka kemudian mencegat orang yang bersliweran. Ketika sudah dapat manusia yang jadi korbannya, daging si korban akan dicabik-cabik. Kemudian daging tersebut akan dibagikan ke para anggota. Menurut keyakinan mereka, ritual kanibalisme ini bisa meningkatkan kekuatan para anggota juga menjaga keutuhan perkumpulan mereka.

Ritual Kanibalisme [image source]
Para pria kanibal misterius itu dijuluki Leopard Men. Penduduk lokal ada yang meyakini kalau Leopard Men ini memiliki kekuatan untuk mengubah diri menjadi leopard atau leopard jadi-jadian. Leopard Men juga dipercaya memiliki kekuatan supranatural setelah meminum ramuan yang disebut borfima, ramuan yang dibuat dari hasil godokan darah dan organ dalam korban mereka. Zaman dulu, ada kepercayaan di Amerika bahwa memakan daging seorang korban bisa meningkatkan kekuatan dalam diri. Bahkan ada yang percaya kalau mereka kemudian bisa berubah menjadi aneka hewan buas seperti singa, babun, buaya, dan juga leopard.

Korban yang Diincar Biasanya yang Bepergian Seorang Diri di Malam Hari

Dalam melaksanakan ritual kanibalismenya, seorang anggota perkumpulan (Leopard Man) biasanya akan mengubah penampilannya seperti leopard lengkap dengan cakar yang terbuat dari besi tajam dan juga gigi taring pasangan, bahkan juga mengenakan alas kaki yang didesain bisa meninggalkan jejak seperti hewan leopard. Si Leopard Man ini lalu mencari “buruannya”. Korbannya biasanya adalah orang yang bepergian di malam hari seorang diri.

Korban Incaran di Malam Hari [image source]
Ketika target korban sudah ditemukan, Leopard Man langsung menerkam menyerangnya seperti hewan buas. Ia menggigit, mengoyak, dan mencabik-cabik tubuh korbannya. Setelah tewas, tubuh korban kemudian dipotong-potong, organ tubuh dan darahnya disendirikan untuk dijadikan ramuan meningkatkan kekebalan tubuh.

Pengakuan Seorang Dokter Misionaris tentang Ritual Leopard Society

Seorang dokter misionaris yang bekerja di Liberia tahun 1930an bernama Dr. Werner Junge menceritakan soal ritual Leopard Society. Apa yang akan ia jabarkan ini mungkin bakal bikin bulu  kudukmu merinding. Di atas alas di sebuah rumah, berbaring tubuh seorang gadis 15 tahun yang sudah dimutilasi. Lehernya tercabik-cabik tak karuan, ususnya terburai, panggulnya terkoyak, dan salah satu pahanya hilang. Kalau dilihat kondisinya, tubuh gadis itu seperti dibantai hewan buas. Tapi ada keanehan di tubuh tersebut.

Ritual Leopard Society [image source]
Masih menurut penuturan Dr. Werner, ia melihat bagian kulit di pinggiran area dada yang tak rusak ada sayatan yang terlihat begitu rapi sepanjang 1 inci. Selain itu organ hatinya juga hilang dari tubuhnya dengan sayatan yang juga sama rapinya. Mustahil hewan buas bisa melakukannya. Yang bikin tercengang lagi adalah bagian ujung usus yang terlihat dipotong dengan rapi juga paha yang terpotong karena sengaja dipatahkan.

Keberadaan dan desas-desus soal Leopard Society ini meninggalkan banyak misteri. Siapa identitas asli mereka? Mengapa mereka melakukan ritual menakutkan tersebut? Perkumpulan rahasia tersebut kini sudah makin jarang terdengar. Apakah perkumpulan tersebut masih ada dan menjalankan ritualnya sampai sekarang? Tak ada yang tahu pasti.

Share
Published by
Endah Boom

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago