Categories: Trending

4 Kisah Memilukan Orang Tua yang Rela Jual Ginjal Demi Sekolah Anak

Tidak bisa dipungkiri lagi biaya pendidikan di Indonesia bisa terbilang cukup mahal. Bukan hanya pendidikan jenjang kuliah saja, namun dari tahap pertama sekolah, biaya sudah terlihat sangat menjerat. Terlepas dari itu, banyak orang tua yang inginkan anaknya menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Setidaknya, anak mampu melebihi pendidikan orang tua agar nasibnya tidak sama dengan mereka.

Beberapa tahun terakhir, biaya pendidikan mahal menjadi polemik bagi rakyat kecil. Kebanyakan dari mereka tidak mampu membiayai pendidikan anaknya, meskipun sebenarnya si buah hati cukup pintar. Beasiswa-beasiswa juga tidak banyak membantu. Lantaran kemampuan ekonomi tidak mencukup, alhasil beberapa orang tua sampai rela jual ginjalnya. Lantas siapa sajakah orang-orang luar biasa yang rela berkorban demi anaknya? Berikut ulasannya.

Keliling Jalan Raya Membawa Tulisan “Dijual Ginjal Untuk Biayo Sekolah Anak”

Jika tidak ditemukan oleh petugas Satpol PP, Herman, seorang ayah asal Palembang ini mungkin akan terus berjalan menyusuri jalanan utama. Ia berjalan sambil membawa kertas dari sampul buku anaknya yang bertuliskan “Dijual Ginjal Untuk Biayo Sekolah Anak.” Selama berjalan, sempat beberapa orang menghampirinya dan memberinya uang.

Dijual Ginjal untuk Biayo Sekolah Anak [image source]
Ternyata Herman dulunya pernah bekerja menjadi buruh bangunan sebelum akhirnya dipecat dan depresi. Sempat juga ia mendekam di rumah sakit jiwa selama 10 hari. Semenjak itu, istri dan anak-anaknya tidak mau lagi membebani Herman masalah biaya. Tapi, biaya Rp. 2.000.000 yang dibutuhkan untuk daftar ulang anak keduanya ke SMK 5 Palembang terdengar juga olehnya sehingga ia nekat menjual ginjalnya. Saat ditanya, ia hanya bisa menjawab “saya ikhlas hidup dengan satu ginjal, yang penting dapat uang untuk biaya sekolah dan makan.”

Seorang Difabel asal Yogyakarta Bermimpi Sekolahkan Anak Hingga SMA

Dilihat dari kondisi rumah kontrakan yang ditempatinya, berdinding tripleks dan bilik bambu, netizen bisa simpulkan bagaimana kondisi ekonomi keluarga Sunarto ini. Sehari-hari ia bekerja menyervis barang elektronik dengan keterbatasan fisiknya. Kaki kanannya lumpuh total sejak ia kecil sehingga untuk berpindah tempat ia dibantu kursi roda.

Mimpi Kecil Seorang Difabel [image source]
Penghasilan Sunarto pun tidak tentu. Kadang satu bulan belum tentu ada yang menitipkan barang elektroniknya untuk diservis. Mimpi kecilnya untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga jenjang SMA mulai pupus setelah putrinya diterima di salah satu SMK Negeri. Anggapan biaya sekolah negeri lebih murah dibanding swasta ternyata hanya omong kosong belaka. Sunarto harus mengeluarkan Rp. 4.757.500 untuk daftar ulang, belum lagi untuk printilan-printilan lainnya. Pilihan terakhir akhirnya jatuh kepada menjual ginjalnya sendiri.

Iklankan Ginjalnya di Bawah Baliho Raksasa Peringatan Kemerdekaan RI

Kehabisan ide untuk mencari nafkah, Dwi Waryono memutuskan untuk menjual ginjalnya. Setelah dipecat dari perusahaan garmen di Purwakarta ia terjerat problema ekonomi yang cukup serius. Apalagi ketika kedua anaknya bebarengan akan masuk TK dan SMK.

Jual Ginjal Seikhlasnya [image source]
Ironisnya, ia tak mematok harga untuk ginjalnya, ia berkata “seikhlasnya saja, berapapun akan saya terima kalau ada yang mau.” Sebelum memasang iklannya di Bundaran HI, ia sudah lebih dulu menyambangi rumah wakil presiden Jusuf Kalla, namun tidak ada jawaban. Sungguh miris, ya.

Jual Ginjal Agar Ijazah yang Tertahan di Ponpes Tembus

Agaknya Bundaran HI menjadi tempat sorotan untuk mengiklankan penjualan ginjal. Bedanya, kali ini Sugiarto, seorang penjahit keliling, datang langsung ke sana sambil membawa tulisan ingin menjual ginjalnya. Tujuannya untuk menembus ijazah SMP hingga SMA putrinya, Ayu, yang tertahan di Pondok Pesantren di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Demi Tembus Ijazah di Ponpes [image source]
Sugiarto mengaku membutuhkan Rp. 70.000.000 untuk sekedar menembus ijazah putrinya. Ia sempat menyesalkan juga kenapa pihak pondok pesantren menahan ijazah putrinya. Wah, bukan nominal yang kecil juga, lho, untuk sebuah ijazah SMP hingga SMA.

Meskipun ancaman soal jual beli ginjal sudah diatur oleh UU Kesehatan, tampaknya tidak membuat warga Indonesia mengurungkan niat untuk menjual organ tubuhnya tersebut. Keterbatasan ekonomi yang pelik melatarbelakangi aksi-aksi mereka. UU-nya saja sudah tidak digubris, seharusnya pemerintah lebih jeli lagi, memutar otak untuk mengatasi masalah ini.

Share
Published by
Harsadakara

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

7 days ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

1 week ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago