Adanya games di ponsel pintar sudah menjadi sebuah refreshing tersendiri bagi sebagian orang. Bagaimana tidak pasalnya tak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga kita bisa download berbagai permainan dari app store. Alhasil sudah tak ada lagi istilahnya waktu melamun karena bisa bermain game mengisi waktu luang.
Kalau anak 90-an dulu sih punya cara yang berbeda dalam mengisi waktu luang. Nah salah satunya adalah membaca komik atau buku yang sedang booming. Uniknya waktu itu ada usaha penyewaan buku dan komik pula sehingga tak perlu rogoh banyak kocek. Yuk nostalgia dengan masa berharga waktu itu.
Rental komik jadi surganya bacaan anak zaman dulu
Bagi kamu yang lahir tahun 90-an atau 2000-an awal pasti pernah mengalami masa kejayaan rental komik. Ya pada waktu itu bisa dianggap kalau penyewaan ini jadi surganya untuk memanjakan mata buat para anak-anak. Bagaimana lagi, kalau semisal pergi ke perpustakaan sangat jarang ada yang namanya komik.
Nah sedangkan kalau beli harus merogoh kocek yang lumayan dan takutnya nantinya hanya menumpuk di kamar karena tak digunakan lagi. Akhirnya rental komik jadi satu-satun ya jalan agar bisa cerita kesayangan tanpa harus keluar banyak uang. Memang pada masa itu bisa dianggap komik jadi bacaan primadona bagi anak-anak.
Biaya sewa murah banyak genre yang bisa dipilih lagi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kalau penyewaan komik sempat ramai pada zamannya. Bagaimana tidak dengan biaya hanya beberapa ratus perak kita sudah bisa membawa komik dalam waktu 1-5 hari. Tentu harga tersebut tidak sebanding dengan beli asli yang sampai puluhan ribu rupiah.
Pun seandainya kena denda tak seberapa, mungkin kisaran beberapa ribu rupiah. Jadi wajar kalau banyak orang lebih memilih menyewa komik ketimbang beli. Toh kalau dibaca di tempat maka harga sewa bakal lebih murah. Berbagai genre pun disediakan, mulai dari komik si buta dari gua hantu hingga buatan jepang seperti Dragon Ball dan Doraemon.
Denda telat mengembalikan jadi momen paling tidak bisa dilupakan
Tentu satu hal yang paling diingat dari penyewaan komik ini apalagi kalau bukan masalah denda. Bagaimana tidak, pasalnya telat satu hari saja bakal siap-siap terkena denda yang lumayan. Bahkan sampai ada yang telat mengembalikan hingga membayar denda serupa dengan harga buku.
Namun bagaimana lagi, mungkin karena sakit atau alasan genting lainnya sehingga hal itu terjadi. Nah kadang ada pula denda tambahan buat mereka yang mengembalikan komik atau buku dengan keadaan tidak utuh. Ya mau bagaimana lagi, namanya juga masih bocah jadi tangganya gak bisa diam karena usil. Alhasil buku komik pun jadi luapan perasaan, endingnya ya denda menanti.
Nasib dari penyewaan komik kini sungguh mengenaskan
Satu hal yang bisa membuat tumbang penyewaan komik ini adalah kemajuan zaman. Kalau dulu memang sebelum adanya gadget canggih maka komik dan buku jadi salah satu hiburan utama. Nah sekarang mereka lebih memilih bermain ponsel pintar saja.
Alhasil nasib dari penyewaan komik ini banyak darinya yang harus gulung tikar. Sebenarnya juga ada yang tetap bertahan, namun tidak seperti dulu. Semisal kini kalau pun ada yang menyewa tidak lagi ditentukan hari mengembalikan alias seenaknya saja tanpa denda. Nah dulu, sehari saja sudah telat maka denda bakal menumpuk berkali-kali lipat.
Sepeti yang diketahui kalau memang kini penyewaan komik dan buku sudah hanya jadi sebuah sejarah lantaran hanya ditemui dalam hitungan jari saja. Namun paling tidak adanya penyewaan ini dulu sempat menumbuhkan minat baca pada kita sehingga terus berdampak hingga sekarang.