Categories: Trending

4 Fakta Night of Long Knives, Pembantaian Keji Oleh Hitler yang Jarang Dibicarakan

Ketika membahas tentang kekejian Hitler, maka yang ada di benak setiap orang pasti adalah Holocaust. Memang tak dipungkiri kejadian itu sangat ikonik sekali sebagai representasi kegilaan sang Fuhrer, tapi masih ada beberapa kejadian lain yang dilakukan Hitler dan tak kalah ngeri. Salah satu yang paling terkenal adalah Night of Long Knives di mana sang penguasa Jerman ini membantai banyak orang dari kaumnya sendiri.

Kejadian ini terjadi jauh sebelum Hitler menjadi penguasa mutlak Jerman, lebih tepatnya ketika suami Eva Braun ini masih jadi seorang kanselir. Pembantaian ini sendiri jarang dibicarakan padahal dibanding Holocaust, peranannya jauh lebih besar. Ya, ini adalah salah satu upaya fundamental Hitler dalam langkah menuju posisi puncak yang mutlak.

Lalu bagaimana Night of Long Knives bisa terjadi? Dan siapa sajakah yang jadi korbannya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu bisa kamu temukan lewat ulasan berikut.

1. Berawal dari Ketidaksukaan Hitler Kepada Salah Satu Pasukannya

Untuk memperlancar jalannya misi-misi besar, diketahui Nazi membentuk sebuah pasukan khusus bernama Sturmabteilung atau disingkat SA. Pasukan ini bertugas untuk melindungi Nazi secara umum dan Hitler secara khusus. Pasukan ini bukan militer murni karena para anggotanya adalah preman dan tukang pukul. Pasukan ini dikepalai oleh seorang teman Hitler bernama Ernst Rohm.

Pasukan Sturmabteilung [Image Source]
Berawal dari jumlah yang tak begitu banyak, lama-lama SA makin banyak pengikutnya. Hitler yang semula memandang bangga pasukan ini justru merasakan adanya potensi bahaya tersendiri. Apalagi Rohm seringkali menunjukkan gelagat untuk memberontak dan ingin jadi penguasa. Hitler pun tak suka dengan ini. Di samping, pasukan ini juga sering berbuat seenaknya dan cukup sering membuat resah banyak orang.

2. Ernst Rohm Mulai Berpongah dan Bikin Hitler Marah

Di bawah pimpinan Ernst Rohm SA tumbuh pesat dengan memiliki sekitar 4,5 juga anggota. Merasa kuat dan punya pengaruh, Rohm kemudian melakukan manuver-manuver untuk makin mengokohkan posisinya. Salah satunya adalah menggabungkan Reichswehr, militer resmi Jerman, dengan SA.

Ernst Rohm [Image Source]
Pihak militer pemerintah sendiri tentu ogah dicampur dengan para preman. Selain akan membahayakan posisi ketentaraan resmi, pamor Reichswehr yang bagus dan disiplin bakal hilang. Sama-sama tak menyukai SA dan Rohm, kemudian Hitler dan Reichswehr pun sepakat untuk menghancurkan pasukan ini dan pemimpinnya sekaligus.

3. Para Petinggi DA Dieksekusi Mati

Makin hari pergerakan DA semakin membahayakan. Diketahui para pasukan semi militer ini ternyata memang benar bersiap untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan. Lalu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya Hitler dan beberapa orang penting pemerintah melakukan aksi preventif dengan mencokok tokoh-tokoh penting SA.

Eksekusi para anggota DA [Image Source]
Tanpa ampun para petinggi pasukan besar ini dihukum mati dengan tuduhan kudeta. Tak hanya para petinggi, ada juga para anggota DA lainnya yang juga turut dieksekusi. Hukuman mati ini sepintas mirip dengan pembantaian karena jumlah orang-orang yang dimatikan mencapai sekitar 90 orang. Rohm, sang pimpinan DA juga termasuk dari 90 orang tersebut.

4. Langkah Hitler Makin Mulus Menuju Kursi Kekuasaan

Eksekusi mati para petinggi DA ini dampaknya sangat besar bagi Jerman pun Hitler sendiri. Bagi pemerintah, pemberontakan yang digagalkan ini membuat mereka bisa merasa lega dan aman. Sedangkan bagi Hitler, jalannya untuk menuju kursi kekuasaan pun tetap terbuka lebar.

Hitler jadi penguasa [Image Source]
DA dan Rohm mungkin pada awalnya mendukung Hitler. Namun, ketika kekuatannya makin besar dukungan ini berbelok kepada pengkhianatan. Eksekusi para kepala DA pun membuat organisasi ini tak punya taji lagi untuk berbuat yang aneh-aneh. Justru pada akhirnya DA kembali sangat mendukung Hitler dan akhirnya turut membuka jalan kemenangan Hitler sebagai penguasa.

Kejadian ini adalah titik balik pencapaian gila Hitler sebagai penguasa. Seumpama DA dan Rohm ketika itu berhasil melakukan kudeta, maka mungkin wajah Nazi akan sangat berbeda dari yang kita tahu. Bahkan Hitler sendiri mungkin juga takkan pernah menjadi sang Furher karena posisi itu akan dipunyai oleh Ernst Rohm.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Anak Pertama Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Lahir, Namanya Unik Khas Jawa

Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…

16 hours ago

Fenomena Sound Horeg, Musik yang Bikin Geger dan Kontroversial Tapi Disukai!

Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…

4 days ago

Kronologi dan Tanda-Tanda Sebelum Kepergian Marissa Haque

Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…

2 weeks ago

Cinta Abadi Ikang Fawzi, Masih Mendalam Hingga Maut Memisahkan

Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…

2 weeks ago

Dapat Gelar Doktor Kampus Luar Negeri, Raffi Ahmad Malah Kena Cibir Netizen

Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…

2 weeks ago

Elaine Low Dapat Warisan 127 Triliun dari Sang Ayah, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…

2 weeks ago