Ketika membahas tentang kekejian Hitler, maka yang ada di benak setiap orang pasti adalah Holocaust. Memang tak dipungkiri kejadian itu sangat ikonik sekali sebagai representasi kegilaan sang Fuhrer, tapi masih ada beberapa kejadian lain yang dilakukan Hitler dan tak kalah ngeri. Salah satu yang paling terkenal adalah Night of Long Knives di mana sang penguasa Jerman ini membantai banyak orang dari kaumnya sendiri.
Kejadian ini terjadi jauh sebelum Hitler menjadi penguasa mutlak Jerman, lebih tepatnya ketika suami Eva Braun ini masih jadi seorang kanselir. Pembantaian ini sendiri jarang dibicarakan padahal dibanding Holocaust, peranannya jauh lebih besar. Ya, ini adalah salah satu upaya fundamental Hitler dalam langkah menuju posisi puncak yang mutlak.
Lalu bagaimana Night of Long Knives bisa terjadi? Dan siapa sajakah yang jadi korbannya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu bisa kamu temukan lewat ulasan berikut.
Untuk memperlancar jalannya misi-misi besar, diketahui Nazi membentuk sebuah pasukan khusus bernama Sturmabteilung atau disingkat SA. Pasukan ini bertugas untuk melindungi Nazi secara umum dan Hitler secara khusus. Pasukan ini bukan militer murni karena para anggotanya adalah preman dan tukang pukul. Pasukan ini dikepalai oleh seorang teman Hitler bernama Ernst Rohm.
Di bawah pimpinan Ernst Rohm SA tumbuh pesat dengan memiliki sekitar 4,5 juga anggota. Merasa kuat dan punya pengaruh, Rohm kemudian melakukan manuver-manuver untuk makin mengokohkan posisinya. Salah satunya adalah menggabungkan Reichswehr, militer resmi Jerman, dengan SA.
Makin hari pergerakan DA semakin membahayakan. Diketahui para pasukan semi militer ini ternyata memang benar bersiap untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan. Lalu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya Hitler dan beberapa orang penting pemerintah melakukan aksi preventif dengan mencokok tokoh-tokoh penting SA.
Eksekusi mati para petinggi DA ini dampaknya sangat besar bagi Jerman pun Hitler sendiri. Bagi pemerintah, pemberontakan yang digagalkan ini membuat mereka bisa merasa lega dan aman. Sedangkan bagi Hitler, jalannya untuk menuju kursi kekuasaan pun tetap terbuka lebar.
Kejadian ini adalah titik balik pencapaian gila Hitler sebagai penguasa. Seumpama DA dan Rohm ketika itu berhasil melakukan kudeta, maka mungkin wajah Nazi akan sangat berbeda dari yang kita tahu. Bahkan Hitler sendiri mungkin juga takkan pernah menjadi sang Furher karena posisi itu akan dipunyai oleh Ernst Rohm.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…