Kelestarian lingkungan saat ini sedang menjadi topik pembicaraan yang hangat. Beberapa orang juga mulai mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari demi kelestarian lingkungan. Meski begitu, sayangnya yang masih tidak peduli dengan lingkungan juga tidak kalah banyak. Terkadang alasannya juga sepele, yaitu karena repot, malas, atau karena yang lain juga tidak melakukan kebiasaan yang ramah lingkungan.
Sedih rasanya ketika masyarakat dan pemerintah belum memiliki kesadaran penuh tentang perlunya menjaga lingkungan. Apalagi kondisi iklim bumi yang semakin ekstrim karena pemanasan global. Beberapa negara di dunia lain padahal sudah termotivasi dan berkomitmen untuk mengubah cara hidup mereka agar lebih ramah lingkungan. Karena komitmennya, mereka berhasil menjadi negara yang paling ramah lingkungan di dunia.
Kita sering mendengar hal yang buruk tentang negara ini. Seperti penebangan hutan liar yang diubah menjadi ladang sawit serta penjualan tanaman kokain. Tapi kamu akan terkejut dengan langkah yang diambilnya demi lingkungan.
Colombia dikatakan menjadi rumah bagi 10% spesies yang ditemukan di dunia. Karena itulah pemerintah mulai berusaha untuk mengubah negaranya menjadi ramah lingkungan dengan membuka taman nasional. Tidak hanya itu saja, arsitektur di Colombia juga mulai berhenti menggunakan baja dan menggantinya dengan bambu.
Pemerintah Kuba sejak awal memang tidak pernah terlalu mengeksploitasi atau merusak lingkungan. Kebanyakan yang tinggal di sana mengandalkan sepeda atau jalan kaki ketika harus keluar rumah. Kebanyakan penduduknya juga berpenghasilan sebagai petani dan peternak. Namun, beberapa kali pestisida ilegal digunakan dalam pertanian dan tanah ditinggalkan begitu saja.
Untuk memperbaikinya, Kuba berusaha menggunakan kembali tanah pertanian, mengurangi penggunaan pestisida berbahaya, dan berusaha menurunkan ketinggian air laut agar garam dari laut tidak merusak tanah yang subur. Kuba juga memutuskan hanya menggunakan produk organik di setiap lahan pertaniannya, serta menghabiskan banyak tenaga dan uang untuk menggunakan energi hydroelectric yang memanfaatkan air.
Austria sejak awal juga tidak terlalu memiliki masalah dengan kebiasaan ramah lingkungan. Tapi mereka punya cara unik untuk meningkatkan hal ini dengan membangun sebuah “rumah pasif”. Rumah ini tidak menggunakan sistem pendingin atau pemanas karena hanya menggunakan desain yang mampu menjaga sirkulasi udara, panas termal, dan efisiensi jendela.
Yang terbaru, Austria bekerja sama dengan Republik Ceko untuk membuat kebun tanaman di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut. Taman ini berisi tumbuhan berbuah, bunga, bahkan tanaman obat. Mereka juga tidak menggunakan pestisida untuk merawat taman tersebut.
Alès, sebuah komunitas kecil di Perancis dikatakan sebagai tempat paling hijau di negara tersebut. Pasalnya, bangunan di komunitas tersebut menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi listrik. Untuk mendorong masyarakat menggunakan tenaga surya, Perancis menawarkan pengurangan pajak bagi pemilik rumah yang memutuskan menggunakan panel tenaga surya di rumahnya.
Tidak hanya itu saja, Perancis juga mulai memutuskan untuk mendorong penggunaan kayu dan jerami untuk membuat bangunan. Hal ini karena jerami sangatlah kuat, ramah lingkungan, bisa diperbaharui, dan bahkan bisa menyimpan panas tanpa perlu menggunakan pemanas ruangan.
Usaha yang dilakukan Mauritius meliputi daur ulang dan menemukan cara untuk menggunakan kembali barang-barang bekas yang masih bisa dipakai. Negara ini juga berusaha agar bisa bergantung pada energi yang lebih bersih dan bisa diperbaharui.
Untuk saat ini, Mauritius juga fokus pada tenaga angin sebagai energi listrik dan memanfaatkan tebu untuk membuat bahan bakar ketel. Namun bisa sepenuhnya menjadi negara ramah lingkungan akan sedikit sulit karena terbatasnya sumber daya alam yang digunakan. Sejauh ini, Mauritius mengimpor sumbernya dari negara lain.
Norwegia berencana untuk menjadi negara yang bebas emisi gas pada tahun 2030 nanti. Ini akan jadi langkah besar karena saat ini Norwegia masih sangat tergantung dengan pengilangan minyaknya sebagai sumber energi. Namun bukan berarti mereka tidak akan melakukannya.
Selain mengurangi karbon yang dilepaskan ke udara, Norwegia juga melakukan langkah lain seperti lebih banyak memanfaatkan jalan kereta api dan menemukan sumber bahan bakar alternatif. Kendaraan yang masih menggunakan diesel diwajibkan membayar pajak yang lebih tinggi. Sejak 2009, sistem pemanas yang menggunakan bahan bakar minyak mulai dilarang dan semua kantor harus menggunakan sistem energi yang lebih bersih.
Swedia berencana benar-benar berhenti menggunakan bahan bakar minyak mulai tahun 2020. Usaha untuk mencapai target ini sudah dimulai dan kini 28% sumber energi yang digunakan di negara tersebut adalah yang bersifat ramah lingkungan dan bisa diperbaharui. Sejauh ini Swedia fokus menggunakan energi dari tenaga air, nuklir, dan angin untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Selain itu, langkah lain yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan segala bagian dari hutan yang ada. Serbuk kayu dari sisa menebang pohon dimanfaatkan sebagai pellet untuk menghangatkan ruangan. Selain itu masyarakat juga mulai menggunakan metan yang dibuat dari kotoran sapi sebagai bahan bakar, dan perusahaan mewajibkan karyawannya mengendarai mobil ramah lingkungan.
Costa Rica juga memiliki target untuk menjadi negara netral dari karbon pada tahun 2021. Saat ini, negara ini telah memanfaatkan banyak sumber daya alam yang bisa diperbaharui dan ramah lingkungan. Kadar pelepasan emisi gas yang mengotori udara dan air di negara ini juga sudah jauh berkurang.
Selama bertahun-tahun Costa Rica bermasalah dengan penebangan hutan, namun sudah banyak melakukan usaha untuk mengurangi kegiatan ini. Kini Costa Rica fokus pada penanaman hutan kembali dan melakukan rehabilitasi pada lahan yang telah rusak. Pada tahun 2008 saja, Costa Rica sudah menanam lebih dari 5 juta pohon.
Sejak lama Swiss telah membuktikan diri sebagai negara yang peduli dan ramah lingkungan sejak tahun 1914. Di negara ini, beberapa kota tidak mengijinkan mobil masuk ke daerahnya dan masyarakatnya berjalan kaki atau naik sepeda kemanapun mereka pergi. Pemerintah Swiss bahkan memberi biaya untuk mereka yang membuang sampah meski cuma 1 Euro. Mereka juga memberlakukan biaya untuk menggunakan jasa manajemen limbah.
Bukan cuma pemerintah, hotel yang ada di negara tersebut juga mendorong pola hidup ramah lingkungan. Misalnya adalah dengan memberikan diskon bagi siapa saja pengunjung hotel yang datang menggunakan mobil hybrid. Sistem pemanas di hotel juga menggunakan energi dari danau sehingga mampu mengurangi emisi karbon hingga 80% per tahun.
Islandia memanfaatkan hidrogen sebagai sumber panas dan listrik. Tidak hanya itu saja, urusan transportasi pemerintah juga menyediakan bis-bis bertenaga hidrogen agar masyarakat bisa pergi kemana saja dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Meski negara ini juga masih mengimpor batubara untuk sumber energi, kini Islandia sudah mengurangi penggunaannya hingga hanya 18% sumber energinya menggunakan bahan tersebut. 82% lainnya murni menggunakan hidrogen dan geothermal.
Itulah beberapa negara yang secara aktif sudah bergerak untuk bisa menjadi negara yang ramah lingkungan. Sayang sekali Indonesia belum masuk dalam negara paling ramah lingkungan ini, karena banyak PR yang harus dibenahi. Butuh kesadaran dan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan yang seperti ini.
Seandainya kita juga bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, kita sebenarnya juga bisa hidup lebih ramah lingkungan. Tidak perlu menunggu seseorang turun tangan. Karena kalau kita memang peduli lingkungan, kita tidak akan membuat alasan yang mencegah kita bisa lebih ramah lingkungan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…