Beberapa kasus orang hilang yang terjadi beberapa waktu terakhir ini dikaitkan dengan organisasi Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara. Pasalnya, mereka yang hilang masih memiliki kaitan atau merupakan anggota Gafatar.
Dengan beberapa kasus orang hilang dan pemberitaan tentang ajaran yang tidak sesuai dengan kepercayaan rakyat Indonesia pada umumnya membuat banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya tujuan Gafatar. Berikut ini beberapa misi terselubung yang dimiliki oleh Gafatar.
1. Menyebarkan Paham Milata Abraham
Organisasi Gafatar memang sebelumnya terlihat sebagai organisasi sosial kemasyarakatan biasa. Mereka sering mengadakan kegiatan yang bersifat positif seperti donor darah atau kerja bakti dan membantu masyarakat. Meski begitu, mereka juga dengan rahasia menyebarkan paham Milata Abraham.
2. Membuat Negara dalam Negara
Pendiri Gafatar sejatinya adalah Ahmad Mussadeq yang merupakan mantan anggota NII atau Negara Islam Indonesia. Ia juga pernah mendirikan organisasi lain yang dianggap sesat dan dilarang seperti Al-Qiyadah al-Islamiyah dan Komunitas Qiblah Abraham (Komar).
Dengan beberapa latar belakang tersebut, maka bukan tidak mungkin bahwa Gafatar juga menginginkan untuk membentuk sebuah negara atau pemerintah baru. Apalagi dengan menggunakan taktik doktrin perubahan, Gafatar ternyata juga berhasil merekrut masyarakat muda. Maka kemungkinan pembentukan negara dalam negara juga patut diwaspadai.
3. Mengembangkan Sikap Chauvinisme
Gafatar menggunakan pemahamannya tentang Nabi Ibrahim sebagai dasar ideologi mereka. Salah satunya adalah tentang nabi yang memiliki 3 orang istri yaitu Siti Hajar, Sarah dan Keturah. Menurut pemahaman mereka, keturunan Nabi Ibrahim dari Siti Hajar dan Sarah sudah mendapatkan berkah, namun hanya Keturah yang belum.
4. Menciptakan Agama/Kepercayaan Baru
Dalam wawancaranya, mereka mempercayai Nabi Muhammad, tapi dengan pemahaman yang berbeda dari agama Islam. Bagi mereka, Nabi Muhammad itu hanya diperintahkan untuk mengikuti atau mencontoh ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim. Hal ini tentu berlawanan dengan apa yang dipercaya dalam ajaran Islam bahwa Nabi Muhammad telah menyempurnakan agama Islam. Mereka juga percaya bahwa Nabi Isa dan Nabi Musa mengikuti ajaran Nabi Ibrahim.
Sebagai warga negara, sebaiknya kita waspada dengan adanya organisasi yang tiba-tiba bermunculan. Sebelum bergabung dan terjerumus di dalamnya, maka sebaiknya mempelajari dahulu apa sebenarnya visi, misi dan bahkan ideologi dari organisasi tersebut. Jika mereka menyebutkan sebuah konsep keagamaan, maka juga harus jelas agama seperti apa yang mereka maksud. Tidak dengan mengutip satu dua ayat dari kitab saja kita langsung percaya. Karena kitab dari agama atau kepercayaan apapun adalah untuk dipelajari dan dipahami dari awal hingga akhir. Bukan hanya menyimpulkan dari sebagian-sebagian kutipan saja.