Sudah hampir 15 tahun sejak salah satu konflik etnis paling berdarah di Indonesia berlalu. Ya, ini adalah tentang tragedi Sampit yang gaungnya seperti belum benar-benar hilang. Bahkan ketika membahas Sampit, ingatan orang-orang biasanya akan langsung tertuju kepada tragedi mengerikan itu.
BACA JUGA: Hidup 5 Ratu Kecantikan Ini Ternyata Malah Berakhir Tragis!
Februari 2001 jadi masa paling mencekam sepanjang sejarah Sampit. Di masa itu, kota kebanggaan Kalimantan Tengah itu berubah tema menjadi apocalypse dengan banyaknya pemandangan ngeri yang terlihat sejauh mata memandang. Mayat bergelimpangan, rumah-rumah dibakar, listrik mati total, serta teriakan-teriakan keras untuk berperang. Sungguh, ini adalah momen paling mengerikan saat itu.
Ulasan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menguak luka lama. Hanya saja, dengan menceritakan ulang sejarah, maka kita bisa belajar banyak dari itu dan kemudian tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan para pendahulu. Berikut adalah kronologi dari cerita paling mengerikan yang pernah terjadi di tanah Kalimantan itu.
Ada banyak kesimpang-siuran versi dari awal penyebab tragedi ini. Ada yang bilang ini dipicu oleh orang Madura, tapi ada juga yang mengatakan kalau orang-orang Dayak lah yang lebih dulu mencari gara-gara. Namun, setelah berputar-putar ke banyak tulisan, bisa sedikit disimpulkan bagaimana cerita kelam ini berawal.
Versi paling populer adalah sering munculnya gesekan antara dua etnis ini semenjak pemerintah membuka program transmigrasi. Banyaknya orang-orang Madura yang berdatangan membawa dampak yang tidak bagus bagi warga asli. Ekonomi mulai dikuasai pendatang dan membuat warga asli susah untuk berkembang. Hingga akhirnya sedikit demi sedikit konflik pun terjadi.
Puncaknya adalah aksi anarkisme saling balas serangan di antara keduanya di tahun 2001 itu. Banyak yang mengatakan jika kejadian ini diawali dari pembakaran rumah-rumah milik warga Madura dan Dayak. Konflik akhirnya meluas dan meletus seperti yang sering diceritakan orang-orang.
Banyak cerita-cerita sampingan tentang konflik berdarah ini. Di mana ada yang bilang suasana Sampit saat itu benar-benar seperti Jepang membantai orang-orang Tiongkok di masa sebelum Perang Dunia II. Para etnis yang terbagi jadi dua kelompok ini saling adu ego dan menyerang satu sama lain.
Banyak mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan, dan biasanya sudah terpenggal kepalanya. Korbannya sendiri dikatakan tidak hanya melulu pria dewasa tapi juga wanita dan anak-anak. Begitu mengerikan dan mencekam. Konflik ini konon juga melibatkan suku-suku Dayak pedalaman untuk berpartisipasi pula dalam peperangan yang sarat akan tujuan tersebut.
Konflik Sampit adalah tragedi besar, bahkan bisa dibilang terbesar sepanjang sejarah Kalimantan. Maka tak heran kalau banyak yang mengatakan korban dari tragedi ini sangat banyak. Sebenarnya tidak ada angka pasti yang dibeberkan, namun yang jelas jumlahnya mencapai ratusan.
Buntut dari konflik ini adalah ketidakharmonisan hubungan kedua etnis ini, di samping juga munculnya gelombang pengungsian besar orang Madura keluar dari Kalimantan, khususnya Sampit. Untungnya, dampak dari konflik itu sekarang sudah sama sekali sirna.
Konflik ini bisa dibilang menjadi catatan yang tidak bagus bagi kepolisian kita. Tidak menampik ada usaha keras dari aparat untuk mencegah bentrokan besar ini. Namun, eksistensi polisi nampak kurang gaungnya pada konflik tersebut. Bukti nyatanya ya jatuhnya korban yang katanya mencapai ratusan itu.
Tapi, kita juga tidak bisa melulu menyalahkan polisi, karena momen saat itu benar-benar susah untuk diatasi. Kekacauan besar yang sudah menyebar, serta banyaknya provokator yang makin memanaskan situasi, membuat polisi tak bisa berbuat banyak. Meskipun demikian, polisi beberapa kali mampu meredam situasi, meskipun konflik tersebut masih terus bergejolak.
Ngeri memang membayangkan situasi Sampit kala itu, namun mungkin banyak juga yang merasa penasaran. Terutama akan rumor yang mengatakan jika magisnya orang-orang Dayak benar-benar terjadi sangat nyata kala itu.
Mulai dari mandau yang terbang sendiri dan mengincar kepala, sampai kemampuan mencium bau seseorang, menjadi sisi lain konflik yang juga cukup sering jadi topik pembicaraan tentang tragedi Sampit. Terlepas dari ini, apa pun yang terjadi saat itu, kita sangat berharap agar kejadian ini tidak terulang untuk kedua kalinya.
BACA JUGA: 5 Pasukan Asing yang Pernah Berhadapan dengan TNI
Konflik Sampit memang membawa luka lama, namun lewat kejadian ini kita bisa belajar. Konflik memang akan mudah terjadi apalagi pemicunya adalah hal sensitif. Namun di sini lah kedewasaan dan kematangan emosi diuji. Ingat, bangsa kita dikagumi karena dikenal sangat ramah. Jangan sampai hal ini hilang dan musnah. Mudah-mudahan pula tidak akan pernah ada etnis yang berkonfrontasi seperti ini. Kita adalah satu negara, maka bersatulah.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…