Gelaran Indonesia Open 2017 lalu tentunya menjadi salah satu ajang yang paling ditunggu masyarakat Indonesia. Pasalnya cabang olahraga bulu tangkis selama ini memang menjadi salah satu yang paling digemari warga selain sepak bola. Namun sayangnya memang dalam Indonesia Open 2017 ini Indonesia hanya mampu menghantarkan pasangan ganda campuran Owi/Butet dikarenakan kita harus gugur dalam kategori lainnya. Namun hal itu justru membuat masyarakat makin antusias dalam mendukung pasangan tersebut, tak terkecuali Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia.
Tapi ada yang berbeda dalam laga final saat itu. Bila biasanya seorang menpora akan terlihat mendukung perwakilan Indonesia secara langsung di tempat laga di gelar, berbeda halnya dengan Imam. Saat itu sang menteri justru tidak terlihat di Plenary Hall JCC Jakarta, melainkan di sebuah pos ronda di daerah Sidoarjo.
Final bertepatan dengan agenda menteri di Jawa Timur
Bagi yang belum tahu mungkin bertanya-tanya ya mengapa sosok Menpora Imam justru tidak terlihat mendukung langsung kebanggaan bulu tangkis Indonesia. Namun ternyata ketidakhadiran Imam Nahrawi saat itu dikarenakan memang laga final yang digelar bertepatan dengan agenda kunjungannya di Jawa Timur. Seperti tak mau ketinggalan, Imam nampak asik menonton laga final dari sebuah pos ronda.
Gaya santai menpora hanya bersarung di pos ronda
Sang menpora malam itu memang cukup membuat heboh. Selain keputusannya untuk menyaksikan final Indonesia Open dari sebuah pos ronda di depan rumahnya yang terletak di daerah Kedung Cangkring, Sidoarjo, gayanya malam itu juga ikut dibicarakan. Bukannya mengenakan dandanan kasual ala menteri olahraga yang lekat dengan polo shirt maupun celana jeans, Imam justru hadir dengan menggunakan sarung, baju koko, serta kopiah berwarna hitam.
Ada kekhawatiran di balik senyuman sang menteri
Tidak bisa ditutupi bahwa meski suasana di pos ronda terkesan santai, Imam masih terlihat sedikit tegang dan khawatir. Selain hal ini disebabkan memang laga tersebut adalah satu-satunya yang masih bisa dipertahankan Indonesia, juga karena kondisi Liliyana Natsir. Pemain kebanggaan Indonesia itu ternyata sedang mengalami cidera. Jadi sontak Imam merasa ketar-ketir terhadap keadaan tersebut.
Dukungan dan motivasi penuh dari Menteri Imam
Dalam situs resmi kemenpora, Menteri Imam menyebutkan permintaan maafnya karena tidak bisa menyaksikan secara langsung di Jakarta. Namun dirinya tetap menonton laga final tersebut bersama warga di Sidoarjo. Dirinya juga sangat bersyukur karena Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir (Owi/Butet) bisa mempersembahkan gelar kebanggaan untuk Tanah Air. Beliau juga berpesan bahwa semangat dan perjuangan pebulutangkis itu harus menjadi contoh bagi generasi muda Indonesia.
Bila kita lihat beberapa dokumentasi yang berhasil diabadikan oleh staf Kemenpora, memang terlihat seru sekali ya ketika sang Menteri melakukan nobar. Meski hanya di sebuah pos ronda sederhana dengan mengenakan sarung serta kopiahnya, suasanya riuh berhasil tercipta. Tak terlepas dari betapa hebatnya pebulutangkis Tanah Air yang bisa membuat merah putih berjaya. Tak terbayangkan bagaimana bangganya Owi serta butet dan bergetarnya hati para pendukung ketika melihat kemenangan mereka.