Dengan dianugerahi beberapa kelebihan yang berbeda dari pria, para ahli setuju bahwa wanita punya keuntungan yang membuat mereka mampu menjadi mata-mata terbaik. Sifat mereka sebagai pendengar dan pandai dalam hal-hal yang praktis adalah beberapa kelebihan tersebut.
Kelebihan-kelebihan tersebut ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh para wanita ini sebagai mata-mata. Berikut ini adalah mata-mata wanita tersebut.
1. Elizabeth Van Lew
Elizabeth Van Lew bekerja untuk Union ketika perang sipil di Amerika. Janda yang tinggal di Richmond Virginia ini sangat mengecam tindakan perbudakan dan bahkan membebaskan budaknya sendiri. Tidak hanya itu saja, ia juga menggunakan uang warisan miliknya sebesar 10 ribu dolar untuk membeli dan membebaskan anggota keluarga mereka. Selama empat tahun, ia memberikan informasi pada petugas Union dan membantu tahanan perang. Beberapa orang bahwan menyebutnya mata-mata Federal paling sukses dalam peperangan.
Dengan menggunakan budak yang ia bebaskan sebagai kurir, Van Lew mengirimkan informasi penting untuk Union yang disembunyikan di dalam sepatu dan telur. Ia bahkan pura-pura gila dan sering bicara sendiri untuk menghindarkan diri dari kecurigaan. Hal ini membuatnya dipanggil “Crazy Bet” atau Bet yang gila oleh para tetangganya. Ia terus bekerja sebagai mata-mata sampai perang usai. Setelah peperangan berakhir, ia dikucilkan di Richmond, tempat ia tinggal sampai akhir hayatnya.
2. Cecily Lefort
Lahir di Irlandia, Cecily Lefort kemudian pindah ke Perancis saat masih remaja dan menjadi seorang pengemudi Yacht handal. Namun, ketika Perancis diserang pasukan Jerman pada tahun 1940, ia kemudian lari ke Inggris dan menjadi mata-mata dengan kode nama “Alice”. Ia dikirim kembali ke Perancis dengan dua orang mata-mata lainnya, Diana Rowden dan Noor Inayat Khan.
Lefort hanya bekerja sebagai mata-mata selama tiga bulan sebelum ia ditangkap karena mengunjungi rumah yang sudah diperingatkan untuk tidak didekati. Seorang Jerman yang curiga menangkapnya dan ia diinterogasi secara brutal selama beberapa bulan. Lefort kemudian dikirim ke kamp konsentrasi Ravensruck tempat ia dieksekusi pada 1 Mei 1945, sama seperti mata-mata wanita lain yang tertangkap oleh Nazi.
3. Stephanie von Hohenlohe
Stephanie von Hohenlohe terkenal akan kecantikannya serta kecerdasannya di berbagai bidang. Di awal abad ke-20, ia terlibat hubungan dengan 2 orang pangeran yaitu Franz Salvator of Tuscany dan Friedrich Franz von Hohenlohe-Waldenburg-Schillingsfürst of Austria. Ia hamil oleh Salvator tapi berhasil meyakinkan Hohenlohe bahwa bayi yang dikandungnya adalah miliknya. Keduanya menikah dan Stephanie mendapatkan gelar kehormatan “putri”.
Sebagai seorang sosialite, ia sangat populer diantara kalangan elit Jerman dan berteman dengan pejabat negara termasuk Adolf Hitler. Meski tahu bahwa Stephanie adalah setengah Yahudi, Hitler tergila-gila padanya dan bahkan memecat seorang pria ketika Stephanie ketahuan menjalin hubungan dengannya. Ia menjadi mata-mata Jerman di Eropa pada tahun 1930an dan mengirimkan pesan antara pejabat yang merupakan simpatisan Nazi.
Ketika perang akhirnya pecah, von Hohenlohe lari ke Amerika dan ia ditangkap setelah Pearl Harbor diserang. Dalam tahanan, ia akhirnya memberikan bocoran tentang Hitler yang digunakan untuk menganalisa pemimpin Jerman tersebut. Tahun 1945, “putri Nazi” ini akhirnya dimaafkan dan ia kembali ke Jerman.
4. Sarah Aaronsohn
Sarah lahir di negara yang sekarang dikenal dengan nama Israel, tapi dulunya wilayah ini adalah provinsi di kekuasaan Kerajaan Ottoman. Sepanjang hidupnya ia tinggal di wilayah tersebut kecuali saat ia pergi ke Istanbul dalam waktu singkat. Sekembalinya dari sana, ia menyaksikan sesuatu yang mengubah hidupnya selamanya. Pasukan Turki mengikat 5ribu lebih orang Armenia ke piramid duri dan membakar mereka. Saudaranya, Aaron kemudian meyakinkannya untuk bergabung dengan Nili, lingkaran mata-mata Yahudi.
Selama hampir 2 tahun, Aaronsohn dan beberapa mata-mata lainnya membantu Inggris berperang melawan Turki. Hal ini pula yang akhirnya berujung pada kematiannya. Ia ditangkap oleh tentara Turki pada 1 Oktober 1917 dan disiksa secara brutal. Meski begitu, ia tidak pernah mengatakan atau membocorkan informasi apapun. Takut ia akhirnya akan kalah dengan siksaan tersebut dan membuat mata-mata lain tertangkap, ia memutuskan untuk bunuh diri dengan pistol yang berhasil ia selundupkan. Dalam catatan bunuh dirinya, ia menulis, “sebagai pahlawan kami mati dan tidak mengaku apapun”.
5. Velvalee Dickinson
Dikenal sebagai “The Doll Lady” karena toko boneka dan kolektor barang antik, wanita ini juga berperan Sebagai agen dengan mengirimkan informasi rahasia tentang perahu pasukan sekutu ke pihak Jepang. Ia sering terlihat di konsulat Jepang dan mengirim surat dengan kode yang sangat jelas kepada Señora Inez Lopez de Malinali di Buenos Aires, Argentina. Kode yang mudah dipecahkan tersebut dibuat oleh rekannya yang akhirnya membuat Dickinson mudah ditangkap.
FBI mencurigai surat yang gagal terkirim dan dikirim kembali ke Amerika. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata surat tersebut membicarakan tentang pergerakan perahu angakatan laut Amerika Serikat. FBI kemudian menangkapnya dan berhasil menemukan bukti tambahan berupa uang sebesar 13 ribu dolar yang setelah dilacak berasal dari pejabat Jepang. Takut didakwa atas espionase, Dickinson membocorkan semua yang ia ketahui dan menjelaskan secara detail tentang operasi yang dijalankan.
Dickinson ternyata mendapatkan informasi dari penduduk lokal sebelum ia lanjutkan informasi tersebut ke Argentina. Namun, kontaknya di Argentina ternyata telah ditemukan dan rekan yang bertanggung jawab atasnya gagal mengetahui hal ini sehingga surat Dickinson dengan mudah disadap. Dickinson dihukum penjara 7 tahun dan menghilang dari mata publik begitu ia dibebaskan.
6. Jeannie Rousseau
Jeannie Rousseau dianggap sebagai salah satu mata-mata paling efektif pada masa Perand Dunia II. Ia menjadi mata-mata untuk pasukan Sekutu dan mendapatkan informasi dari Jerman. Berkat kecantikannya dan kemahirannya dalam berbahasa Jerman, ia berhasil mendapatkan banyak informasi yang dengan senang hati ia bagikan kepada Sekutu.
Informasinya tentang Peenemünde Center (sebuah laboratorium militer dan fasilitas) membuat presiden Churchill memutuskan untuk menyerang laboratorium tersebut. Hal ini membuat tertundanya pembuatan roket V-1 dan V-2 sehingga berhasil menyelamatkan ribuan orang. Ia ditangkap beberapa kali, dan dimasukkan ke tiga kamp konsentrasi yang berbeda, tapi tidak sama seperti mata-mata wanita yang lain, ia berhasil selamat. Setelah perang berakhir, ia kemudian bekerja sebagai penerjemah untuk PBB.
Itulah tadi beberapa mata-mata wanita yang dikenal. Tidak hanya pria yang mampu bekerja sebagai seorang mata-mata, dengan kemampuannya sebagai pendengar yang baik dan pintar menarik perhatian, mereka juga mampu menjadi mata-mata yang efisien.