Masjid di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu bangunan prioritas karena merupakan rumah ibadah. Ada banyak sekali desain-desain dan keunikan yang biasanya digunakan dalam membangun. Salah satunya adalah Masjid 99 Kubah yang akan berdiri di Center Point of Indonesia (CPI) Pantai Losari, Makassar.
Bangunan ini ditargetkan selesai dan bisa digunakan untuk ibadah salat tarawih di Ramadhan 2019 lalu. Dibangun sejak 2017 lalu, ada beberapa fakta terkait dengan masjid ini. Simak dalam ulasan Boombastis.com berikut ini ya!
Berdiri di atas tanah reklamasi
Masalah reklamasi ini menjadi salah satu problem yang sering memicu perselisihan di Indonesia. Masjid 99 Kubah yang akan sangat megah ini juga berdiri di atas tanah reklamasi kawasan Pantai Losari. Pembangunan masjid yang diklaim akan menjadi rumah ibadah termegah di kawasan Indonesia Timur ini diinisiasi oleh mantan Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo. Kalau kata netizen sih ini merupakan salah satu trik yang digunakan akan area tersebut tidak diprotes karena merupakan lahan reklamasi. Kalau menurut kalian bagaimana, Sahabat Boombastis?
Habiskan biaya ratusan miliar
Melansir makassar-terkini.id, pembangunan dan penyempurnaan masjid 99 kubah tersebut sedang diawasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel. Pembangunannya sendiri memakan biaya yang tak main-main, yaitu dengan anggaran Rp 185 miliar dana APBD, seperti yang diungkap oleh Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Sulsel Andi Darmawan Bintang. Arsitek dari masjid ini sendiri adalah Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang memang sudah terkenal dengan puluhan masjid yang sudah ia bangun.
Daya tampung 5.000 orang
Menghabiskan dana miliaran, masjid ini punya daya tampung yang gak main-main pula. Untuk bagian indoor-nya, ia bisa menampung kurang lebih 5.000 orang yang salat berjamaah, lelaki dan perempuan. Sedangkan outdoornya, bisa dimanfaatkan dan bisa menampung hingga 10.000 orang. Bagian luar atau pelataran ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jalan-jalan dan menikmati sunset di sore hari. Jadi, beribadah sambil menikmati keindahan matahari terbenam, ya.
Tidak menggunakan pendingin ruangan (AC)
Nah, yang tak kalah uniknya adalah masjid ini tak menggunakan pendingin ruangan atau AC. Mengapa? Alasan masjid ini tidak menggunakan pendingin ruangan tentu karena faktor ramah lingkungan. Namun, yang menjadikan masjid ini tidak dilengkapi pendingin ruangan adalah karena desainnya menggunakan konsep ruang terbuka. Sehingga, AC tak lagi diperlukan karena desain sudah dilengkapi dengan sirkulasi udara yang bagus, sehingga efisien.
BACA JUGA: Dimaukom, Masjid Berwarna Pink di Filipina yang Merupakan Lambang Cinta dan Harmoni
Semoga saja bangunan masjid yang indah ini bisa meningkatkan semangat para jamaah ya. Enggak hanya menjadi ikon megah Makassar saja. Kadang orang lupa akan esensi sebuah masjid, di mana pada akhirnya tempat ini dipakai sebagai sarana ibadah.