Dalam dunia sepak bola nama pengadil lapangan Mark Clattenburg bukanlah sosok yang asing. Kiprahnya yang terkadang menuai kontroversi dan juga catatkan prestasi menjadi alasannya. Namun apabila dilihat selama berkiprah di lapangan hijau, wasit asli Inggris merupakan salah satu yang terbaik. Bahkan, meski sudah pindah di Arab Saudi ia tetap konsisten menunjukkan kehebatannya.
Seperti salah satu contoh kala dirinya menghentikan pertandingan saat azan berkumandang. Terlihat sepele sih, tapi menyimpan sebuah makna besar lantaran dirinya mencoba mengajarkan sebuah perbedaan. Hal yang juga patut dicontoh untuk Indonesia yang kerap tetap menendang bola, kendati suara panggilan untuk sholat terus berkumandang. Lantas seperti apakah kisah hebatnya tersebut? simak ulasannya berikut ini.
Aksi hebat Mark Clattenburg dilakukan di laga Piala Raja Arab Saudi
Stadion King Salman Sports City menjadi saksi bisu aksi yang dilakukan oleh Mark Clattenburg. Di gelanggang olahraga super mewah tersebut, dirinya memimpin pertandingan antara Al-Fayha melawan Al-Fateh di kompetisi bertajuk Piala Raja Arab Saudi. Peristiwa wasit asal Inggris ini t menghentikan pertandingan terjadi saat laga kedua kesebelasan tersebut memasuki babak tambahan, dimana skor sebelumnya tertulis 1-1. Empat menit laga berjalan Mark Clattenburg meniup peluitnya untuk menghormati suara azan yang berkumandang. Sampai panggilan untuk orang muslim berhenti laga dilanjutkan kembali.
Bersama kompetisi Arab Saudi kini terus menjadi pengadil lapangan
Melihat kejadian tersebut, juga menjadi penanda apabila sisa kariernya akan dihabiskan bersama kompetisi bola di Arab Saudi. Sebelum berkiprah di Benua Asia, Clattenburg lebih dahulu lama melalang buana di kompetisi teratas Liga Inggris. Beberapa laga besar atau kecil sudah pernah dipimpinnya. Namun berkat sebuah masalah yang hanya dirinya yang tahu, pada bulan Februari 2017 ia pindah ke Arab Saudi. Dengan kompetisi disana, dirinya menerima bayaran dengan jumlah besar. Dari penelusuran penulis, menerima 8 miliar rupiah.
Mark Clattenburg merupakan salah satu wasit terbaik dunia
Sebelum tuliskan sebuah kisah manis dengan menghormati azan tersebut, Clattenburg terlebih dahulu menorehkan sebuah prestasi besar dalam karier sebagai pengadil lapangan. Pria asal Newcestle tersebut berhasil menyabet sebuah penghargaan sebagai wasit terbaik tahun 2016. Hasil yang juga menggenapkan pencapaiannya spesialnya yang sudah memimpin beberapa partai final di kompetisi Eropa. Mulai partai puncak Liga Champions, FA Cup sampai final kejuaraan negara-negara Benua Biru atau sering dikenal dengan Euro. Dalam sejarahnya ia memulai karier wasit tahun 2004 di Liga Inggris dan 2006 sebagai seorang wasit FIFA.
Meski hebat, tapi kerap menciptakan sebuah kontroversi di sepak bola
Setiap manusia tidak ada yang sempurna, seperti menjadi kalimat yang pas untuk menggambarkan seorang Clattenburg. Pasalnya dibalik sebuah prestasi yang luar biasa ia juga menyimpan sebuah kontroversi-kontroversi kala memimpin sebuah laga. Bahkan kepindahannya dari negeri Ratu Elizabeth diduga berkat hal tersebut. Kondisi yang juga menjadikannya ia dicap ‘hitam’ oleh para fans sepak bola Eropa. Salah satu kontroversi pernah diciptakan kala mengkartu merah pemain Everton Tonny Hibbert, tapi sebelum melakukan keputusan tersebut ia seperti berkonsultasi kepada punggawa Liverpool Stiven Gerrand terlebih dahulu.
Terlepas dari kontroversi dan prestasi yang dibuat oleh Clattenburg, dirinya bisa dikatakan merupakan wasit yang patut di contoh dengan menghentikan laga kala suara azan berkumandang. Hal yang juga mengajarkan pada kita semua pentingnya sebuah toleransi. Besar harapan juga bisa ditirukan oleh wasit nasional yang pada umumnya dalam memimpin laga kerap mendengar suara adzan.