in

Inilah ‘MalwareTech’ Pemuda Belia yang Secara Tak Sengaja Berhasil Menghentikan Penyebaran Virus Ganas WannaCry

Beberapa waktu lalu seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia, digegerkan oleh sebuah ransomware (jenis virus malware yang paling ganas) bernama WannaCryptor, atau biasa diplesetkan menjadi WannaCry. Singkatnya, serangan siber yang masif ini menyasar kalangan pengguna sistem operasi Windows dan melumpuhkannya. Agar komputer dapat berfungsi seperti sedia kala, si penyebar virus meminta uang tebusan sekitar $300 dolar dalam bentuk Bitcoin.

Untungnya, netizen atau warganet di seluruh dunia tak perlu khawatir lagi. Sebab, seseorang yang menyamarkan dirinya dengan nama MalwareTech telah berhasil menghentikan penyebaran virus ini. Siapakah pemuda tersebut? Bagaimana cara ia menghentikan penyebaran WannaCry? Cari tahu jawabannya lewat ulasan di bawah.

Hanya seorang pemuda Inggris berusia 22 tahun

Terkuak bahwa pemilik nama samaran MalwareTech tersebut adalah seorang pemuda yang masih belia. Ia adalah Marcus Hutchsins, seorang pemuda yang berusia 22 tahun. Marcus saat ini diketahui tinggal di daerah Cornwall, Inggris.

Marcus Hutchsins [Image Source].
Marcus mengaku jika ia enggan identitasnya diketahui publik. Namun sebuah media di Inggris berhasil melacak dan mencari tahu keberadaannya. Sehingga, mau tak mau, ia harus bersedia untuk muncul ke hadapan publik.

Menghentikan penyebaran virus ganas secara tak sengaja

Uniknya, Marcus mengaku bahwa dirinya tak sengaja menjadi pahlawan yang menghentikan penyebaran virus ini lebih jauh. Ia hanya menganalisis sampel WannaCry dan menemukan bahwa virus ini terhubung dengan alamat web yang tidak terdaftar. Setelah itu, ia daftarkan domain tersebut, untuk menyelidiki ancaman siber.

Marcus Hutchsins [Image Source].
Tak disangka-sangka, aksi isengnya berbuah hasil. Penyebaran virus WannaCry kemudian mandek. Ransomware tersebut sontak menjadi non-aktif begitu mengenali domain yang sudah terdaftar. Tercatat, infeksi virus ini langsung melambat seketika usai “ditangani” oleh Marcus alias MalwareTech.

Pemuda sederhana yang belajar secara otodidak

Sedikit mengupas kehidupan pribadinya, Marcus diketahui tinggal di rumah keluarganya di Inggris bagian selatan. Ruang kerjanya merangkap kamar tidur sempit di salah satu sudut rumah tersebut. Kemampuan briliannya diperoleh Marcus secara otodidak. Marcus tak pernah merasakan nikmatnya pendidikan di bangku kuliah.

Marcus Hutchsins bersama sahabatnya. [Image Source].
Penyebabnya, Marcus yang saat itu sudah berencana untuk kuliah, terlanjur diterima untuk bekerja di perusahaan keamanan asal Amerika Serikat, Kryptos Logis. Ditemani sebuah komputer dengan tiga layar besar, di kamar itulah Marcus bekerja dari jarak jauh untuk perusahaan tersebut.

Pada saat kejadian, ia sedang makan siang bersama terman-temannya di luar rumah. Marcus baru mengetahui kabar adanya serangan siber masif ini setelah ia pulang sore harinya. Begitu ia tahu kalau WannaCry telah menghantam sistem komputer di beberapa rumah sakit di Inggris, Marcus langsung bergegas untuk mencoba menganalisa dan membantu menghentikan penyebaran ransomware ini.

Hadiah apa yang diterima Marcus setelah “membunuh” virus ini?

Kabarnya, Marcus mendapat hadiah kiriman makanan pizza gratis selama setahun dari sebuah perusahaan antar makanan, JustEat. Marcus sendiri memang mengaku sangat menyukai pizza, khususnya pizza Hawaii dengan taburan daging ham dan buah nanas. Alasannya simpel. Ia cuma perlu menelpon dan menunggu pizzanya datang, sedangkan jika harus memasak, ia memerlukan waktu hingga 20 menit.

Pizza gratis selama setahun untuk Marcus Hutchsins [Image Source].
Bukan hanya itu, Marcus juga menerima hadiah uang tunai sebesar $10.000 atau sekitar Rp130 juta atas keberhasilannya menemukan “tombol” untuk mematikan virus berbahaya ini. Uang tersebut berasal dari HackerOne, sebuah kelompok yang kerap menghadiahi peretas yang berjasa untuk keamanan siber internasional.

Itulah sedikit kisah menarik mengenai MalwareTech alias Marcus Hutchsins yang telah berjasa membunuh virus ganas ini. Dan tampaknya, Marcus harus kembali turun ke medan perang, karena diduga ada lagi dua jenis malware yang siap menyerang dan sifatnya lebih agresif ketimbang WannaCry. Kita tunggu saja sepak terjang selanjutnya dari pemuda asal Inggris ini.

Leave a Reply

Rukem, Buah Legendaris Paling Nikmat di Masa 90an yang Kini Hilang Ditelan Bumi

Aksi Presiden Jokowi Mendongeng ‘Lutung Kasarung’ untuk Anak Sekolah di Istana Ini Tuai Pujian