Lockdown atau karantina di rumah dilakukan oleh beberapa negara karena dampak virus corona yang sudah sangat mewabah. Dengan adanya lockdown ini, diharapkan akan ada pengurangan jumlah orang yang terinfeksi. Lockdown ini akan dilakukan sampai waktu yang tak ditentukan, hingga kasus menurun dan pasien juga berkurang. Di antara negara yang sudah menerapkan ini adalah Italia dan Malaysia.
Di Indonesia, yang penduduknya menempati urutan terpadat ke-4 dunia, apakah akan ada lockdown juga? Hingga sekarang, pemerintah masih menerapkan kebijakan work from home selama kurang lebih dua minggu. Ada beberapa hal yang membuat lockdown di Indonesia menjadi tak gampang. Simak dalam ulasan berikut ini untuk lebih jelasnya.
Pasokan barang yang berasal dari luar daerah
Saat lockdown dilakukan, itu artinya Indonesia akan menutup sementara portal yang menghubungkannya dengan wilayah regional maupun nasional di Indonesia. Sedangkan saat ini, pasokan berbagai produk di Indonesia masih banyak bergantung dari luar. Susiwijono selaku Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengatakan bahwa lockdown akan sulit mengingat wilayah DKI Jakarta saja sangat bergantung pada pasokan produk dari luar daerah.
“Kalau dari sisi kami hanya lihat dari aspek ekonominya karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan struktur ekonomi kita seperti ini dan ketergantungan kita terhadap keluar masuknya barang terutama provinsi DKI ini pasokan bahan pangan pokok barang barangnya di luar DKI sehingga harus dipertimbangkan betul,” kata Susiwijono dilansir dari Liputan6.com.
APBN negara yang tak akan mampu menghidupi rakyat Indonesia
Pengamat Intelijen dan Keamanan Negara, Stanislaus Riyanta mengatakan bahwa kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia membuat sulit proses lockdown. Stan mengungkapkan lagi kalau kemampuan APBN Indonesia yang terbatas dan tidak akan mampu menghidupi 260 juta warga negara Indonesia, jika situasi lockdown dan kegiatan perekonomian berhenti total.
Negara seperti Italia, Irlandia, Denmark, yang sudah melakukan lockdown dengan cepat memang karena mereka punya jaminan asuransi, jaminan pekerjaan dari negara yang bersangkutan. Sehingga meskipun tidak bekerja, bisa punya penghasilan.
Hilangnya pekerjaan untuk orang yang bekerja di jalanan
Bekerja di jalanan di sini diartikan sebagai mereka yang baru mendapatkan uang setelah bekerja di luar rumah seharian, seperti para ojek online, penjual kaki lima, serta orang yang membuka warung. Kalau para pekerja kantoran –yang bisa bekerja secara online—meminta pemerintah segera lockdown.
Untuk bener2 bisa nge-lockdown dan membuat regulasi untuk tetep stay di rumah, pemerintah harus siap untuk memberikan tunjangan bagi para pekerja2 lapangan seperti itu. Susah. Ribet. Mungkin itu menjadi salah satu pertimbangan kenapa belom ada regulasi lockdown. Entahlah
— Jerome Polin Sijabat (@JeromePolin) March 15, 2020
Lalu bagaimana nasib mereka yang mencari nafkah dengan cara terhubung ke orang lain, seperti profesi di atas? Hal inilah yang juga masih menjadi pertimbangan berat pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan lockdown untuk Indonesia.
BACA JUGA: Perjuangan Tenaga Medis Indonesia untuk Atasi Virus Corona, Ada yang Harus Bertaruh Nyawa
Kondisi sosial dan ekonomi Indonesia saat ini memang cukup berat untuk dilakukannya lockdown seperti beberapa negara yang sudah mengambil kebijakan itu. Maka dari itu, yang paling penting adalah memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri sendiri. Mulai dari selalu cuci tangan, hindari tempat ramai, pakai masker (jika diperlukan), hingga diam dan tetap di rumah, keluar boleh kalau memang sudah mendesak dan tak bisa diwakilkan.