venny
Masih ingat kasus yang menyeret Putra Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar? Iya, Lettu Zulfikar Radika Dewa, putra Deddy Mizwar tersebut dilaporkan oleh seorang janda cantik bernama Riana Rara Kalsum (40) ke Puspom TNI AD. Pria yang akrab disapa Fikar itu dilaporkan Riana atas tuduhan pelecehan.
Riana mengaku tengah mengandung anak Fikar, namun pria berparas rupawan tersebut dinilai riana telah menghilang tak bertanggung jawab atas perbuatannya. Riana menceritakan mulanya mereka berkenalan di media sosial Path, kemudian mereka janjian liburan bersama di Eropa selama 12 hari. Dari sinilah semua dimulai.
Selama di eropa, janda cantik itu mengaku dirinya dan fikar begitu dekat hingga melakukan hal di luar batas. Namun sekembalinya dari Eropa, menurutnya Fikar justru menghilang tak dapat dihubungi. Riana yang merasa ditipu lantas melaporkan Fikar.
Setelah sekian waktu akhirnya Fikar muncul dan memberikan keterangan terkait pelaporan dirinya. Di Dinas Penerangan TNI AD, prajurit yang bertugas di Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong tersebut menanggapi cukup santai tuduhan yang dialamatkan padanya. Ia menegaskan siap menjalani tes DNA untuk membuktikan kebenaran dari tuduhan tersebut.
“Kita tunggu saja waktu kelahirannya, dan nanti saat kelahiran yang katanya melaporkan hamil kita coba tes DNA,” kata Fikar yang mengenakan baju loreng TNI.
Fikar mengaku siap diperiksa bahkan siap mundur dari TNI bilamana tuduhan Riana padanya benar adanya. Karena ia tak mau mencoreng nama Korps TNI AD.
“Apabila terjadi kecocokan DNA dengan saya, maka saya sudah tidak pantas menjadi seorang prajurit TNI AD. Pada saat itu juga saya siap untuk mengundurkan diri,” kata Fikar.
Namun Fikar tak mau banyak bicara mengenai hubungannya dengan Riana. Berbeda dengan Riana yang terbuka menceritakan hubungannya dengan Fikar dari awal sampai sampai alasan mengapa ia melaporkan pria ganteng tersebut.
“Tidak ada artinya saya menceritakan saat ini, ada tempatnya yang berwenang yaitu proses hukum. Biar hukum yang menjelaskan. Saya jelas kenal dengan Riana, tapi ini masalah keadilan kita tunggu saja penyidikannya,” kata Fikar.
Ia pun meminta para awak media untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan, karena nantinya pihak pengadilanlah yang akan menentukan benar atau salah.
“Saya meminta dan mengimbau para wartawan dapat menghormati proses hukum yang sedang dilakukan sedang berlangsung dijalankan puspom TNI AD. Saya meyakini proses di Puspom TNI dalam penyidikan dengan menjunjung tinggi asas keadilan dan norma hukum yang berlaku,” imbau Fikar.
