Lengsernya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari kursi kepresidenan pada 23 Juli 2001 memang penuh dengan lika-liku. Peristiwa yang diwarnai dengan beragam kejadian bernuansa politis itu, juga memposisikan Gus Dur sebagai salah satu tokoh yang disegani karena kebijaksanaannya dalam menghadapi situasi yang ada.
Hal ini terlihat saat dirinya berhasil meredam potensi konflik yang terjadi pada kelompok massa yang bertikai. Beberapa pendukung sejatinya bahkan menamakan diri sebagai pasukan berani mati guna membela Gus Dur sebagai Presiden. Uniknya, situasi genting saat itu malah ditanggapi dengan santai oleh Gus Dur ketika telah dilengserkan dari kursi kepresidenan.
Diserang isu-isu politik yang mengancam posisinya sebagai Presiden
Selama menjabat sebagai Presiden ke-3 Indonesia, Gus Dur banyak diterpa beragam peristiwa yang menggoyang posisi politiknya. Mulai dari isu Buloggate, Bruneigate, lingkaran politikus yang tidak setuju dengan kepemimpinannya sebagai kepala negara, hingga berbagai drama politis lainnya.
Dibela oleh simpatisan Gus Dur yang menamakan diri sebagai Pasukan Berani Mati
Tekanan secara politis dari lawan-lawan politiknya membuat situasi kepemimpinan Gus Dur berada di ambang kehancuran. Desakan agar dirinya turun sebagai Presiden mulai santer terdengar. Hal ini justru disambut dengan perlawanan oleh para Nahdliyin (masyarakat NU) yang mendukung Gus Dur. Tokoh kelahiran Jombang, 7 September 1940, itu bahkan harus menenangkan aksi protes dari gelombang massa yang menamakan diri sebagai pasukan berani mati.
Pilih mengalah dan redam emosi pendukungnya agar tidak terjadi kekacauan
Gus Dur juga dikenang sebagai sosok Presiden yang dikenang akan kebijaksanaannya. Ketokohannya di kalangan para Nahdliyin memang sangat besar. Saat para santri yang dipenuhi amarah hendak melakukan demo besar-besar di Jakarta, ia mengirim pesan agar hal tersebut diurungkan karena berpotensi menimbulkan konflik. Gus Dur juga berpesan agar masalah jabatan jangan sampai menimbulkan pertumpahan darah.
Pelengseran dirinya ditanggapi dengan santai oleh Gus Dur
Apa yang dikhawatirkan oleh pendukungnya akhirnya terjadi juga. Pada tanggal 26 Juli 2001, masa jabatan Gus Dur sebagai presiden resmi berakhir. Meski secara tidak langsung telah dilengserkan oleh lawan-lawan politiknya, Gus Dur tetap menanggapi hal tersebut dengan santai. Ia bahkan menyambutnya dengan tawa ketika orang-orang terdekatnya merasa khawatir.
Sikap Gus Dur yang dikenal unik sekaligus mengundang kontroversi
Sejak resmi terpilih sebagai Presiden pada Pemilu 1999, gaya kepemimpinan Gus Dur dikenal unik sekaligus mengundang kontroversi, yakni membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, memecat Menteri BUMN Laksamana Sukardi dan Menteri Industri & Perdagangan Jusuf Kalla secara tiba-tiba, hingga mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora milik Organisasi Papua Merdeka dengan syarat-syarat tertentu.
BACA JUGA: 6 Kebaikan Gus Dur yang Sudah Dilupakan Banyak Orang
Meski tak sampai lima tahun menjabat sebagai presiden, naiknya Gus Dur ke tampuk kepemimpinan tertinggi negeri ini telah menjadi warna tersendiri yang tercatat dalam sejarah. Ada banyak hal di luar kebiasaan pemimpin-pemimpin sebelumnya yang dilakukan oleh Gus Dur hingga dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi toleransi.