Categories: Trending

S. K. Trimurti, Legenda Jurnalisme Wanita Indonesia yang Ditakuti Belanda

Masih ingat dengan Sajuti Melik yang mengetik naskah proklamasi sebelum akhirnya dibacakan oleh Sukarno dan Hatta? SK Trimurti adalah istri dari beliau yang juga sama-sama berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Di masa lalu, SK Trimurti bergerak sesuai dengan nuraninya. Dia sama sekali tidak takut dengan Belanda dan terus melakukan kritik dari tulisannya yang pedas.

Akibat hal ini, SK Trimurti harus rela keluar-masuk penjara beberapa kali untuk membela negeri ini. Dia adalah legenda jurnalisme Indonesia yang terus berjuang seumur hidupnya. Mari sejenak mengingat dan mengenal dari SK Trimurti yang diberi umur panjang untuk menikmati Indonesia hingga tahun 2008.

Awal Kehidupan SK Trimurti

SK Trimurti lahir pada 11 Mei 1912 dari keluarga berdarah biru yang ada di Boyolali, Jawa Tengah. Beranjak dewasa dia sekolah dan ingin maju seperti halnya kaum pria dan bangsawan. Dia mengikuti perkembangan dunia perjuangan di Indonesia hingga akhirnya mendengarkan pidato dari Bung Karno dan membuatnya jadi semangat untuk berjuang di garis depan meskipun dia seorang wanita.

SK Trimuri dan Sayuti Melik [image source]
Setelah lulus dari Sekolah Ongkoro Loro, SK Trimurti sempat menjadi seorang guru. Namun, dia dipenjarakan oleh Belanda pada tahun 1936 lantaran menyebarkan pamflet anti penjajah. Dia menyebarkannya secara diam-diam agar masyarakat tergerak dan mau melawan Belanda yang terus menggerogoti Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu.

Menjadi Seorang Jurnalis yang Andal

Setelah dipenjara oleh Belanda lantaran menyebarkan pamflet propaganda, SK Trimuti memutuskan untuk terjun sebagai jurnalis. Dengan profesi barunya ini, dia mampu memberikan kritik yang pedas kepada Belanda di berbagai media. Dia bekerja di media massa Indonesia seperti Genderang, Pikiran Rakyat, dan Bedung.

SK Trimurti dan keluarga [image source]
Berkat keberaniannya dalam memberikan kritik tajam, dia semakin dikenal oleh aktivis anti kolonial. Berkat aksinya mengkritik Belanda, SK Trimurti dianggap sebagai Srikandi dunia jurnalisme yang dipuja banyak orang. Melalui pikirannya yang tajam, dunia jurnalisme di Indonesia semakin bergerak maju dalam melawan ketertindasan yang diberikan oleh Belanda selama ratusan tahun.

Pejuang yang Pernah Menolak jadi Menteri

Melihat sepak terjang dari SK Trimurti, Pemerintah Indonesia yang kala itu sedang berjalan tidak mau menyia-nyiakan kehebatannya. SK Trimurti akhirnya ditawari sebagai Menteri Perburuhan dengan gaji yang kecil. Awalnya dia menolak namun jiwa cinta tanah air membuat SK Tri Murti mau menerima jabatan itu meski kehidupannya jadi serba kekurangan.

SK Trimurti dan Soekarno [image source]
Setelah menjalankan pekerjaan dari Menteri, dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Awalnya dia sempat ditawari menjadi menteri lagi, bahkan kali ini Bun Karno yang memintanya. Sayangnya dia menolak karena ingin berkonsentrasi dengan karier dan menganggap pekerjaan itu tidak pantas. Mengetahui hal ini Bung Karno sempat marah, namun beliau tidak bisa melakukan apa-apa.

Hidup Sederhana hingga Akhir Hayat

Memasuki usia pensiun, SK Trimurti mendapatkan rumah elit di kawasan Menteng. Namun, dia menolak karena dengan tinggal di sana, dia tidak bisa menyatu dengan rakyat bawah. Dia akhirnya memilih hidup di rumah sederhana dan aktif dengan kegiatan-kegiatan kampung yang sangat menghormati jasa beliau di masa lalu.

hidup sederhana [image source]
Meski usianya sudah tua, SK Trimurti masih aktif dalam berjuang. Di usianya yang mencapai 82 tahun, dia masih bisa naik bis sendiri untuk melakukan diskusi-diskusi. Saat hidup, SK Trimurti merasakan masa-masa perjuangan, orde lama, orde baru, hingga reformasi. Saat usianya mencapai 96 tahun, dia meninggal dengan tenang meninggalkan semua perjuangannya untuk negeri ini.

Inilah kisah dari SK Trimurti yang merupakan wartawan legendaris Indonesia. Di tangannya, perjuangan tidak pernah berakhir meski usia telah menua. Selamat tinggal SK Trimurti, semoga semua jasamu untuk negeri terus dikenang oleh generasi muda.

Share
Published by
Adi Nugroho
Tags: SK Trimurti

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago