Industri musik Indonesia beberapa tahun lalu pernah mengalami huru-hara soal plagiasi. Pelakunya sendiri bukan dari sesama musisi lokal, tapi justru luar negeri. Kamu pasti belum lupa tentang kasus Tak Bisakah-nya Peterpan yang dijiplak oleh musisi India, atau mungkin Sephia-nya SO7 yang ternyata pernah dijiplak musisi Taiwan. Sungguh menyakitkan ya kalau diingat-ingat. Memang sih bukan milik kita, tapi kalau ada sesuatu dari Indonesia kemudian ditiru mentah-mentah itu tetap bikin emosi rasanya.
Nah, kasus penjiplakan semacam ini sendiri ternyata tak hanya dialami oleh karya musik pop populer saja. Siapa yang sangka jika lagu-lagu nasional kita pun juga mengalami nasib serupa. Ya, ada beberapa lagu musisi luar sana yang iramanya sama dengan lagu-lagu nasional kita. Misalnya saja yang paling greget adalah lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki yang dijiplak oleh musisi Tiongkok. Nadanya dasarnya begitu serupa, hanya aransemennya yang berbeda.
Kita sebenarnya wajib protes lho karena ini menyangkut-pautkan identitas negara. Sayangnya, mungkin karena jarang terekspos sehingga publik pun adem ayem dengan fenomena macam begini.
1. Indonesia Pusaka Dijiplak Musisi Tiongkok
Lagu Indonesia Pusaka bisa dibilang sebagai musik yang paling mampu menumbuhkan sikap cinta tanah air. Tak hanya karena liriknya yang memiliki makna begitu dalam, tapi juga irama lagunya sendiri yang nyaman di telinga. Mungkin karena kemasannya yang begitu bagus inilah, lagu Indonesia Pusaka akhirnya dilirik untuk dijiplak. Pelakunya sendiri adalah musisi Tiongkok.
https://www.youtube.com/watch?v=xLADEMTu2DI
Tanpa perlu didengarkan sampai habis, sudah jelas sekali lagu di atas mirip dengan Indonesia Pusaka. Namun, berbeda dengan Indonesia Pusaka, lagu di atas menurut berbagai sumber menceritakan kisah cinta. Hal yang patut disayangkan dari ini adalah tak ada usaha untuk mengusut kasus tersebut. Padahal ini lagu nasional lho. Soal mana yang lebih dulu, jawabannya sudah jelas. Indonesia Pusaka telah dinyanyikan sejak tahun 40an sedangkan versi Tiongkoknya populer beberapa waktu lalu.
2. Dari Sabang Sampai Merauke pun Dijiplak
Jika ditanya soal lagu nasional yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme, maka jelas jawabannya adalah Dari Sabang Sampai Merauke. Lagu ini mungkin liriknya sederhana, tapi iramanya mantap dengan beat yang agak cepat sehingga seakan mampu membuat pendengarnya langsung terlecut patriotismenya. Masih soal penjiplakan, lagu satu ini pun katanya juga jadi salah satu korban dari aksi tersebut.
Pelakunya adalah Beatles lewat lagunya yang berjudul All You Need Is Love. Tidak sama persis sih, hanya bagian intronya bisa dibilang 100 persen serupa. Soal ini, tentu kita tidak bisa serta merta menyalahkan Beatles, pasalnya ada beberapa lagu lain yang juga sama nadanya. Sebut saja La Marseillaise dan juga 1812 Overture. Sangat mungkin Beatles juga terinspirasi dari dua lagu ini.
Meskipun lagu nasional Indonesia jadi korban jiplak, tapi siapa sangka ada beberapa tembang kebangsaan kita yang menjiplak dari musisi luar negeri. Ini contohnya.
1. Pinda-Pinda Leka-Leka, Asal Muasal Indonesia Raya
Pinda-Pinda Leka-Leka adalah lagu Belanda yang sering dikatakan sebagai cikal bakal tembang Indonesia Raya. Alasan utamanya adalah karena nadanya memang begitu sama. Terutama part refrain Pinda Pinda Lekka Lekka dan bagian awal Indonesia Raya. Kalau tak percaya coba bandingkan lewat video ini.
Kalau didengarkan dengan seksama tak dipungkiri memang sangat mirip. Kalau begitu WR Supratman menjiplak dong? Kita tidak bisa serta merta bilang begitu. Bukan menjiplak, WR Supratman hanyalah terinspirasi dari lagu ini karena beliau begitu sering mendengarnya. Untuk mengetahui lebih dalam soal ini, coba baca tautan kami berikut.
2. Kulihat Ibu Pertiwi Ternyata Hasil Jiplak
Ya, lagu satu ini diketahui merupakan hasil jiplak dari tembang rohani Kristen berjudul “Jesus is the friend who’s always there.” Kalau didengarkan dengan seksama, dua lagu ini memang memiliki irama yang sama. Coba simak versi instrumen dari lagu Jesus is the friend who’s always there berikut.
Benar, kan? Lagunya benar-benar sama persis seperti Kulihat Ibu Pertiwi. Yang jadi pertanyaan kemudian tentu saja siapa yang menciptakannya terlebih dahulu. Lagu Jesus is the friend who’s always there sendiri katanya sudah ada sejak abad 18 lalu, komposernya adalah Don Besig. Sedangkan Kulihat Ibu Pertiwi baru ada di tahun 50an.
3. Dari Sabang Sampai Merauke, Jiplakan yang Dijiplak
Bagian atas tadi sudah menjelaskan kalau lagu Dari Sabang Sampai Merauke dijiplak bagian intronya oleh Beatles. Tapi, hal tersebut tidak benar-benar bisa dipastikan karena John Lennon dkk sangat mungkin terinspirasi oleh lagu La Marseillaise yang jadi anthem-nya Perancis itu. Eksistensi La Marseillaise sendiri sebenarnya bisa menciptakan teori terbalik lho, di mana sangat mungkin kalau Dari Sabang Sampai Merauke malah menjiplak lagu nasional Perancis itu. Simak lagunya berikut.
Bagian intronya sama persis dengan lagu nasional kita satu itu. Kembali soal perbandingan waktu untuk mencari tahu siapa yang menciptanya lebih dulu. Diketahui lagu ini ternyata sudah ada sejak abad ke 17 lalu dan diciptakan oleh Claude Joseph Rouget de Lisle. Di masa yang sama mungkin sang pencipta Dari Sabang Sampai Merauke masih belum lahir.
Musik memang akan selalu rentan dengan yang namanya plagiasi. Lha bagaimana, wong tangga nada cuma ada 7 saja. Kalau kata musisi sih, sebuah karya dianggap hasil jiplak jika memiliki setidaknya 12 not yang sama persis. Untuk kasus lagu nasional kita yang dijiplak dan menjiplak, mungkin masing-masing punya pendapat sendiri ya.