in

Death Squad, Pasukan Rahasia Pembunuh Bandar Narkoba Filipina

Death Squad, orang Filipina kalau sudah mendengar ini pasti bakal kocar-kacir tak karuan. Apalagi mereka yang secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan aktif melakukan aksi kriminal, khususnya yang berhubungan dengan narkoba. Ya, Death Squad secara khusus memang bertugas untuk membunuh, lebih tepatnya membantai, secara keji orang-orang yang terlibat dengan narkoba. Tak peduli pengedar kelas kakap atau pengguna kelas teri, kalau terlibat narkoba, maka nyawanya sudah pasti diincar oleh Death Squad.

Nama Death Squad melambung belakangan sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan perang total terhadap narkoba. Layaknya sang juru kematian, sang presiden pun menitahkan Death Squad untuk memunguti nyawa-nyawa orang-orang yang terlibat dengan narkoba. Hingga hari ini, setidaknya sudah ada ratusan orang yang jadi korban.

Keberadaan Death Squad sendiri menimbulkan polemik hebat. Para penggagas HAM menentangnya habis-habisan, tapi rakyat sipil malah meminta Duterte tak membubarkan pasukan ini. Ya, narkoba nyatanya memang benar-benar mulai teratasi sejak Death Squad berkeliaran di jalan-jalan.

Death Squad Sudah ada Sejak Tahun 90an

Death Squad mungkin bisa dibilang sebagai pasukan khusus yang berusia paling muda di Filipina. Meskipun demikian, umurnya sendiri cukup tua. Tidak diketahui secara pasti kapan dibentuknya, tapi Death Squad disinyalir mulai beroperasi di tahun 90an. Sejak dulu hingga sekarang, Death Squad sendiri tak pernah berubah. Tujuan utama mereka tetap membunuhi para kriminal terutama yang terlibat dengan narkoba.

Ilustrasi Death Squad [Image Source]
Ilustrasi Death Squad [Image Source]
Death Squad dibentuk oleh Duterte sendiri dan mulai melayani sang presiden sejak dirinya masih jadi wali kota Davao city. Keberadaan Death Squad di kota ini bisa dibilang hal yang sangat disyukuri oleh penduduk di sana. Berkat para pasukan kematian ini, Davao yang awalnya penuh dengan kriminal, berubah jadi kota paling aman di Asia Tenggara, bahkan mungkin Asia.

Anggota Death Squad Bukan Orang Sembarangan

Melawan kriminal adalah hal yang tidak mudah, apalagi untuk level bandar besar. Makanya, Death Squad selalu merekrut mereka yang sudah ahli dan terlatih. Sebenarnya tidak diketahui secara pasti siapa dan dari mana para anggota Death Squad berasal. Namun, dari data yang ada dipastikan kalau para anggotanya punya pendidikan militer mumpuni.

Pasukan NPA [Image Source]
Pasukan NPA [Image Source]
Ada yang mengatakan kalau Death Squad beranggotakan mantan NPA atau tentara khusus Filipina. Tapi, ada juga rumor yang mengatakan jika Death Squad berasal dari kepolisian. Apa pun itu, yang jelas pasukan satu ini masuk ke dalam kelas elit dan anggotanya benar-benar terlatih luar biasa.

Begini Cara Death Squad Beraksi

Sebelum beraksi, Death Squad selalu membuat rencananya dengan sangat matang. Awalnya, target akan ditentukan terlebih dahulu oleh pemimpin atau pemerintah. Kemudian anggota dipersilakan untuk melakukan investigasi secara mendetail tentang si korban. Lalu kalau sudah diputuskan memang terlibat, maka skenario pun disiapkan.

Target yang sudah dibunuh [Image Source]
Target yang sudah dibunuh [Image Source]
Death Squad kemudian akan memburu targetnya dengan memakai motor tanpa pelat nomor agar tidak dikenali. Ketika target sudah sangat dekat, kemudian eksekusi pun dilakukan. Biasanya dengan benda tajam, tapi seringnya adalah menggunakan pistol. Setelah korban tergeletak, Death Squad pun segera meninggalkan lokasi. Biasanya eksekusi ini dilakukan siang bolong dan ketika masyarakat masih aktif.

Polisi sendiri juga selalu tahu soal eksekusi ini. Tapi, umumnya mereka akan berpura-pura seperti tidak mengerti apa-apa. Polisi memang secara khusus dilibatkan dalam skenario para Death Squad agar misi eksekusi bisa berjalan lancar.

Keberadaan Death Squad Sangat Didukung

Duterte beberapa waktu lalu diprotes dunia gara-gara Death Squad-nya. Bagaimana tidak, secara tidak langsung ini memang mirip seperti aksi semena-mena menghilangkan nyawa orang. HAM yang berbicara di sini. Tapi, Duterte tak peduli dan malah membalas protes tersebut dengan sangat pedas. Bukan tanpa alasan kenapa Duterte begitu keukeuh tak ingin membuyarkan Death Squad. Ya, masyarakat sendiri yang memintanya untuk terus memberdayakan Death Squad.

Penjahat menyerahkan diri untuk dipenjara [Image Source]
Penjahat menyerahkan diri untuk dipenjara [Image Source]
Diketahui lebih dari 80 persen masyarakat Filipina setuju dengan kehadiran Death Squad. Alasannya tak lain karena dengan eksisnya pasukan kematian ini, kejahatan terutama yang berhubungan dengan narkoba turun drastis. Bahkan hebatnya, begitu banyak orang-orang yang menyerahkan dirinya sendiri ke polisi meskipun akhirnya bikin penjara penuh.

Berkaca kepada kesuksesan Death Squad, sepertinya Indonesia boleh tuh untuk melakukan hal yang serupa. Kriminal di negeri ini juga banyak dan mengkhawatirkan. Mungkin awalnya bakal ngeri, tapi kemudian pasti sukses luar biasa. Filipina jadi bukti validnya. Indonesia sebenarnya pernah punya program yang serupa bernama Petrus, namun berhenti karena satu dan lain hal.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Siapa Sangka Ternyata Lagu Nasional Kita Pernah Dijiplak Lho, Ini Buktinya!

Kengerian Tragedi Mandor yang Pernah Bikin Kalimantan Banjir Darah