Kabar dirawatnya Muhammad Ali di salah satu rumah sakit bikin kita semua kaget. Menurut kabar, petinju legendaris ini dilarikan ke rumah sakit pada hari Kamis karena gangguan pernapasan. Saat itu kondisi Ali sebenarnya baik-baik saja, hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan mengingat kondisinya yang nggak begitu sehat sejak menderita parkinson di tahun 1981.
Petinju Muhammad Ali terkenal karena kepiawaiannya berlaga di atas ring. Sebelum menggantungkan sarung tinju, dia berhasil menyabet berbagai macam gelar dalam dunia tinju. Kilas balik yuk aksi Muhammad Ali di atas ring yang melegenda.
29 Oktober 1960 adalah debut pertama Muhammad Ali di ring tinju profesional. Saat itu dia berlaga melawan Tunney Hunsaker, seorang petinju profesional Amerika.
Di pertandingan tersebut Ali berhasil menghabisi Hunsaker hanya dalam 6 ronde. Hunsaker sudah menunjukkan kekalahan sejak ronde ke-3 karena mengalami pendarahan pada bagian hidung. ‘Untuk petinju seumuran 18 tahun, Ali sangat berbakat,’ ungkap Hunsaker.
Gelar juara kelas berat sebelumnya dipegang oleh Sonny Liston pada tahun 1962 setelah mengalahkan Floyd Patterson. Namun, gelar tersebut nggak bertahan lama di tangan Liston.
Tiga tahun kemudian, tepatnya tanggal 25 Februari 1964, Muhammad Ali berhasil merebutnya. Liston berhasil dikalahkan Ali pada ronde ke-7 dari 15 ronde yang direncanakan. Kemenangan Ali diperoleh lewat gaya memukulnya yang kemudian dikenal dengan ‘Ali Shuffle’. Pertandingan ini sempat diulang pada tahun selanjutnya karena diduga tercemar oleh isu suap.
Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali melawan Frazier ke Manila. Pertandingan yang berlangsung sangat seru ini terjadi selama 14 ronde.
Bisa dibayangin kan banyaknya tenaga petinju yang terkuras dalam pertandingan ini? Tapi, dewi keberuntungan berpihak pada Muhammad Ali. Laga tinju yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1975 itu dimenangkannya karena Frazier III nggak sanggup melanjutkan ronde selanjutnya.
Setelah menyatakan pengunduran diri dari dunia tinju, Ali beraksi kembali di ring melawan bekas kawan latihnya, Larry Holmes.
Saat itu Holmes telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang berjudul ‘The Last Hurrah’. Di pertandingan yang berat sebelah ini Ali menyerah di babak 11 dan didiagnosa menderita Parkinson.
Meskipun telah didiagnosa menderita parkinson, Ali tak ambil pusing. Ia kembali berlaga pada 11 Desember 1981 dalam pertandingan yang bertajuk ‘Drama in Bahama’ melawan Trevor Berbick.
Di pertandingan ini performa Ali meningkat daripada saat melawan Holmes. Tapi tetap saja karena faktor usia dan penyakit, Ali kalah pada ronde ke-10. Inilah aksi ring terakhir Muhammad Ali.
Hidup ini seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Kisah Muhammad Ali ini adalah salah satunya contohnya. Sekuat dan segarang apapun seorang manusia, ada saatnya dia menjadi lemah dan tak berdaya. Kita doakan saja semoga Muhammad Ali cepat sembuh dan panjang umur.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…