Apabila boleh berandai-andai, pemain ke 12 atau suporter bisa dikatakan layaknya garam di dalam sebuah masakan. Mereka membuat olahraga ini menjadi memiliki rasa dan tidak hambar lewat beragam aksi di dalam dan luar stadion. Dan mau bagaimana mereka satu slot di olahraga ini tetaplah untuk suporter. Keagungan itulah membuat basis suporter tidak pernah mati. Malahan konon katanya pertumbuhannya terus saja bertambah.
Kondisi inilah yang pada akhirnya memunculkan sekup-sekup kecil tipe para pendukung. Ada yang berlabel garis keras, fans layar kaca sampai berpedoman rasisme juga ada. Khusus hal terakhir tersebut, La Familia menjadi salah satu suporter beperilaku rasis yang ada di muka bumi ini. Hal sebetulnya mengejutkan, lantaran hal itu adalah perilaku laknat yang sangatlah dilarang di olahraga ini. Lantas siapa sih sebenarnya pemain ke 12 disebut sudah rasis sejak lahir itu?
Merupakan suporter sepak bola klub Liga Israel
Kendati terlihat seperti nama suporter di negara-negara Amerika Selatan, tapi La Familia merupakan salah pendukung garis keras klub Israel yakni Beitar Jerusalem. Sebagai seorang fans mereka tergolong masih muda dengan baru berdiri pada tahun 2005 lalu. Usut punya usut, dari investigasi pernah dilakukan oleh seseorang dari kanal BBC, pemain kedua 12 ini di komando seorang konsultan pajak bernama Guy Israeli. Tokoh dikenal memiliki dua wajah, yang mana setiap Beitar berlaga menjadi sosok militan kerap melakukan propaganda kepada orang lain.
Berprinsip menolak orang Arab dan muslim
Masih berbicara tentang La Familia, mereka juga mempunyai prinsip yang untuk sebagai orang aneh. Melansir laman Striker.id, suporter garis keras ini menolak orang arab dan muslim. Bahkan lantaran hal itu, sempat kantor manajemen Beitar Jerusalem diserang dan dihancurkan, lantaran klub mengontrak dua pemain beragama islam. Melansir laman Tirto.id, alasan mereka melakukan hal itu adalah para anggota La Familia percaya keberadaan mereka adalah menjaga kemurnian Beitar dari pemain non-Israel.
Chant provokatif selalu menjadi penghias dukungan mereka
Pedoman dalam bersikap tersebut juga sempat membuat kelompok suporter ini melakukan memunculkan sebuah chant atau nyayian dengan nada rasis. Mereka acap kali menggaungkan nada-nada menghina bangsa Arab. Bahkan sempat suatu ketika menghina Nabi Muhammad SAW. Perilaku yang jelas sangat tidak terpuji dan pastinya membuat nilai-nilai baik lenyap sekitarnya. Tak salah kalau mereka disebut sebagai suporter rasis sejak lahir. Terkait hal itu mereka juga merasa bangga telah dilabeli hal tersebut. Lagu-lagu kalau Familia kelompok suporter rasis kerap mereka gaungkan sendiri.
Kerap lakukan kerusuhan di luar stadion
Selain mempunyai kelakuan tidak terpuji di dalam lapangan, La Familia juga kerap berperilaku negatif saat berada di luar. Menyerang kelompok lain dan menghancurkan fasilitas, malahan menjadi hal yang dilakukan. Seperti salah satu contohnya, pada tahun 2011 lalu, 20 suporter Beitar tercatat telah melakukan perusakan terhadap mobil milik suporter Hapoel Tel Aviv. Ketika si pemilik tiba, mereka juga memukulinya dengan berbagai peralatan seperti tongkat, linggis, batu, balok. Sedangkan di tahun 2016, salah satu suporter rival sempat mau di bunuh oleh mereka lantaran beragama muslim.
BACA JUGA: Sering Mendapatkan Hal Buruk, Darah Imigran Ini Malah Jadi Pahlawan Timnas Negaranya
Berkaca dari apa yang telah dilakukan oleh mereka, agaknya orang kerap melabelinya sebagai suporter rasis sejak lahir memang tepat. La Familia juga telah merusak bagaimana nilai-nilai baik di olahraga ini. Besar harapan kalau suporter di Indonesia tidak ada yang menirukan mereka.