Categories: Trending

Kumari Devi, Sosok Dewi Hidup yang ‘Pensiun’ Saat Mendapat Haid Pertama

Di sejumlah kepercayaan, sosok dewi merupakan sosok yang suci. Umumnya, seorang dewi bukanlah seorang manusia melainkan sosok dari dunia gaib dengan kekuatan atau kemampuan yang jauh melebihi manusia. Tapi di Nepal, ternyata ada sosok dewi hidup. Sang dewi ini pun seorang manusia, tepatnya seorang gadis.

The living goddess atau dewi hidup ada di Nepal. Kalau kamu berkesempatan berkunjung ke Kumari Bahal yang legendaris, kamu bisa melihat langsung sosok si dewi hidup ini. Jadi, sosok dewi yang dimaksud bukanlah dalam wujud patung, melainkan manusia. Ada banyak sekali legenda yang menyangkut kisah dewi hidup ini. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa Kumari Devi (sang dewi) yang tinggal di Kumari Bahal merupakan dewi yang terselamatkan.

Konon, asal muasal dewi hidup ini berasal dari rumor bahwa sang raja mengidap pedofilia dan oleh karena itu ia pun mendapat hukum. Sejak saat itulah, ia diperintahkan untuk memilih dewi hidup yang bertugas menjaga kesuciannya. Ada banyak fakta menarik dan unik mengenai sosok Kumari Devi. Mulai dari bagaimana seorang Kumari Devi terpilih dan juga berbagai ritual serta kepercayaan yang menyertainya.

Kumari Devi Terpilih Melalui Seleksi dengan Persyaratan Berat

Sosok Kumari Devi tak begitu saja ditunjuk atau ditentukan dalam waktu singkat. Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk seorang gadis bisa terpilih sebagai seorang Kumari Devi. Kumari yang terpilih harus berumur antara empat tahun hingga mencapai pubertas. Ia juga harus memenuhi 32 persyaratan fisik seperti warna mata, jumlah dan bentuk gigi, penanggalan lahir, hingga jenis suara. Beberapa kriteria yang wajib dimiliki oleh seorang Kumari Devi, antara lain tubuhnya harus seperti pohon banyan (beringin), pahanya harus seperti rusa, bulu matanya lentik seperti bulu mata sapi, 20 giginya harus utuh, mata dan rambutnya harus hitam legam.

Seleksi Kumari Devi [Image Source]
Kumari Devi diyakini sebagai sosok reinkarnasi Dewi Kali, dewi Hindu yang dikaitkan dengan kegelapan, kematian, dan kehancuran, namun sekaligus juga bisa mewakili pembaruan, pembersihan, serta ibu. Setelah seorang gadis memenuhi semua persyaratan panjang dan rumit tersebut, hidupnya akan berubah. Kumari yang berarti perawan dalam bahasa Nepal mau tak mau harus meninggalkan rumahnya dan disembunyikan di kuil. Hanya boleh keluar untuk mengikuti festival atau ritual sebagai subjek yang dipuja atau disembah.

Ada Ritual Kalratri yang Harus Diikuti Seorang Kumari Devi Terpilih

Ketika Kumari Devi terpilih, ada sebuah ritual perdana yang harus ia ikuti. Namanya Kalratri atau Malam Kelam. Dalam ritual ini, 108 kerbau dan kambing dikorbankan. Sang Kumara Devi terpilih kemudian dibawa ke halaman kulit Taleju. Di sana kepala binatang korban yang sudah disembelih diterangi cahaya lilin dan para lelaki bertopeng menari di sekelilingnya.

Ritual Kalratri [Image Source]
Kumari Devi kemudian harus bermalam di sana bersama kepala-kepala binatang korban tersebut. Ia tak boleh menunjukkan rasa takut sedikit pun. Kalau dia berhasil dan lolos dalam ritual ini, ia akan mengikuti ritual selanjutnya untuk membersihkan masa lalunya. Sejak detik itu pula, ia tak diizinkan untuk menemui keluarganya sampai nanti waktu mengizinkannya kembali.

Kumari Devi Terlalu Mulia untuk Disuruh Berjalan

Sang dewi hidup sungguh tak diperkenankan untuk berjalan. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, ia biasanya ditandu dengan duduk di suatu singgasana atau dibopong. Ia juga dilarang pergi ke sekolah atau menjalani kehidupan layaknya gadis seumurannya. Dalam setahun, umumnya cuma 13 kali ia keluar rumah atau terlihat di muka umum.

Seorang Kumari Devi ditandu [Image Source]
Karena perubahan zaman dan sosial, keluarga Kumari Devi sudah diperkenankan untuk mengunjungi putrinya ini. Kumari Devi juga bisa mendapat teman yang berkasta sama dengannya. Untuk soal pendidikan, ada pendidik yang mengedukasinya. Seperti yang dialami oleh Samita Bajrachary. Ia tak bisa pergi ke sekolah karena tak boleh kelihatan di muka umum. Akhirnya, seorang guru dari St. Xavior School lah yang datang untuk memberinya pelajaran di rumahnya di Patan, Nepal. St. Xavior School sendiri merupakan sebuah sekolah yang memberikan beasiswa penuh untuk mengedukasi para dewi hidup selama “masa jabatannya”.

Banyak Politisi dan Anggota Kerajaan yang Sengaja Menemui Kumari Devi

Sebagai sosok yang dianggap suci, Kumari Devi sering dipuja dan mendapat kunjungan dari banyak orang. Termasuk dari kalangan politisi dan anggota kerajaan. Seseorang boleh menjumpai Kumari Devi tapi tak diperkenankan untuk mengajaknya bicara. Diyakini bahwa dari satu tatapan mata saja, Kumari Devi bisa mengungkap soal peruntungan nasib, kesehatan, dan status seseorang.

Sang Kumari Devi sedang sekolah [Image Source]
Gerak-gerik Kumari saja sudah bisa jadi jawaban ramalan nasib seseorang. Misalnya, jika sang dewi hidup memilih makanan yang diberikan maka itu artinya seseorang tersebut akan mengalami kerugian finansial. Kalau ia menangis, maka akan ada yang sakit atau meninggal dunia. Jika dia gemetar, itu tanda seseorang tersebut akan segera dipenjara. Tapi kalau ia diam saja, itu artinya permohonan seseorang akan segera dikabulkan. Ekspresi diamnya inilah yang sebenarnya paling diharapkan oleh orang-orang yang mengunjunginya atau memujanya.

Kumari Devi “Pensiun” sebagai Dewi Saat Mendapat Haid Pertama

Seorang Kumari Devi tak menghabiskan seumur hidupnya menjadi seorang dewi. Saat sudah puber atau mendapat haid pertama, maka berakhir sudah kehidupannya sebagai seorang dewi. Ia pun akan mengikuti ritual upacara Gufa selama 12 hari. Dalam ritual ini, ia akan dimandikan di sungai Bagmati di Patan, Nepal. Kemudian ia akan didandani dengan memakai gaun pernikahan tradisional Nepal, dengan kain yang menutupi wajahnya saat ia dibawa keluar ruangan untuk memuja matahari. Setelah ritual upacara selesai, ia pun kembali ke kehidupan normalnya, yaitu kembali ke sekolah dan menikmati hari-harinya seperti remaja lainnya.

Pensiunnya sang Kumara Devi [Image Source]
Para Kumari Devi yang sudah “pensiun” umumnya memiliki kaki yang lemah karena lama tak digunakan untuk berjalan. Meski begitu, mereka juga berusaha sebaik mungkin untuk kembali hidup normal setelah menghabiskan sebagian hidupnya sebagai seorang dewi hidup.

Unik ya kisah Dewi Hidup di Nepal ini. Mereka dipilih dengan cara yang rumit kemudian menjalani hidup dengan sangat mulia. Bahkan jalan pun harus ditandu. Akan jadi hal menarik nih jika bisa kita ke Nepal lalu mengunjungi sang Dewi. Bukan untuk menyembahnya tentu saja, tapi melihat ini sebagai salah satu kebudayaan paling sakral di Nepal.

Share
Published by
Endah Boom

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago