Sebagai kompetisi yang kerap menampung bibit muda tanah air atau menjembatani mereka untuk jadi bintang sepak bola, bukan rahasia lagi kalau Liga2 diharapkan menjadi kompetisi yang bagus. Tapi seperti halnya pungguk merindukan bulan, keinginan tersebut agaknya akan sulit terwujud. Apalagi kalau kita membicarakan Liga2 pada bagian babak 8 besarnya banyak sekali kejanggalan-kejanggalan disajikannya.
Dan yang terbaru adalah kala kompetisi dikabarkan telah terjangkit sebuah praktek pengaturan skor. Berkaca dari kondisi-kondisi negatif yang banyak kompetisi kasta kedua ini torehkan, agaknya tidak berlebihan kalau melabeli mereka “buruk”. Dan berikut bukti bahwa Liga 2 layak masuk dalam kategori itu.
Kompetisi Liga 2 banyak terjadi penalti goib
Bagi sebagian pencinta sepak bola Indonesia, terkhusus mereka mempunyai klub pujaan di kompetisi Liga2 tentu melihat munculnya penalti goib bukan sebuah hal tabu. Seperti diketahui bersama di kompetisi kasta kedua banyak sekali muncul sebuah penalti yang menyimpan sebuah kejanggalan.
Seperti salah satu contohnya kala Semen Padang menjamu Kalteng Putra yang menerima penalti kontroversial.Masih terkait tendangan dari titik putih PSMP Mojokerto sempat menciptakan tiga kali beruntun hal tersebut dalam satu laga. Rekor yang mungkin akan sangat sulit untuk ditandingi.
Beberapa wasit Liga 2 alami insiden pengeroyokan
Masalah pengeroyokan dalam olahraga ini agaknya kini tumbuh menjadi sebuah kebudayaan di sepak bola Indonesia. Seperti menjadi cerminan akan hal tersebut, Liga2 juga kerap hadirkan peristiwa pemain menghajar wasit. Pada umumnya dalam insiden itu dipicu dari sebuah keputusan pengadil lapangan yang menurut pemain tidak tepat dan merugikan.
https://www.youtube.com/watch?v=UbIcYUEDtAA
Salah contohnya adalah kala wasit yang memimpin laga Celebest FC kontra Madura FC di Stadion Gawalise, Palu, Sabtu (12/8/2017), menjadi sasaran amuk pemain Celebest FC, atau pengeroyokan Abdul Razak di laga Persigres Gresik United melawan Persiwa Wawena.
Banyak dugaan pengaturan skor pertandingan
Selain dua hal tadi, kompetisi sepak bola kasta kedua Indonesia ini juga dikabarkan banyak terjadi praktik pengaturan skor. Meski belum banyak terungkap, tapi indikasi-indikasi akan hal ini mulai bermunculan di beberapa laganya, terkhusus babak delapan besar Liga 2. Beberapa dikabarkan menyimpan hal semacam itu.
Kasus terbaru dan masih hangat-hangatnya ketika pemain PSMP seperti secara sengaja melebarkan tendangan penalti-nya dari gawang. Kisah lain yang masih terkait hal ini adalah ketika wasit membisikkan pertandingan ini sudah diatur kepada pemain PSIM yang sedang berlaga menghadapi Blitar United.
Liga 2 keras di dalam dan luar lapangan
Seperti telah diungkapkan di awak tadi, bukan sebuah rahasia lagi kalau tindakan arogansi kini mengakar kuat di sepak bola tanah air. Mereka yang terpapar akan hal ini juga bukan dari kalangan suporter saja, namun juga merambah kepada palaku sepak bolanya. Layaknya menjadi bukti akan hal itu, Liga 2 juga bisa dikatakan sebuah kompetisi keras di dalam dan luar lapangan.
https://www.youtube.com/watch?v=6GLPm-Hk85Q
Seperti beberapa waktu lalu dalam laga lajutan Liga 2 antar Persika dengan PS Bengkulu berujung bangku hantam pemain. Lalu ada bentrok suporter yang sempat menewaskan suporter di laga PSS Sleman menghadapi PSIM Yogyakarta. Kedua hal tentu menjadi pemandangan yang sangat disayangkan, lantaran merusak citra sepak bola nasional.
BACA JUGA:Dibayar Murah Meriah, Wasit Liga 2 Ini Harus Menanggung Pedihnya Dihajar Pemain
Begitulah sobat beberapa hal kecil yang membuktikan kalau label buruk memang layak disematkan kepada kompetisi kasta kedua Indonsia tersebut. Jika kalian menemukan hal-hal semacam itu di Liga1 atau Liga3, tentunya kalian boleh mengklasifikasikan sendiri bagaimana dua kompetisi tersebut.