Dalam kebudayaan Tionghoa, kita semua telah mengenal apa yang namanya dengan Feng Shui. Perhitungan rumit yang konon bisa menentukan nasib baik dan buruk ini begitu dipercayai oleh masyarakat Tiongkok, bahkan lokal Indonesia. Selain Feng Shui yang bisa menentukan arah-arah saat membangun rumah hingga penguburan jenazah. Orang Jawa mengenal apa yang namanya dengan primbon.
Baca Juga :7 Alasan Kenapa Orang Jawa Selalu Bisa Diterima di Mana pun Mereka Berada
Primbon adalah sebuah buku yang berisi hitungan-hitungan rumit tentang apa-apa saja yang dialami oleh manusia. Mulai dari watak, tanggal baik-buruk, hingga hubungan percintaan. Di abad ke-8 para penulis primbon mengumpulkan apa-apa saja yang mereka amati hingga akhirnya tercipta buku induk yang masih digunakan hingga sekarang. Untuk mengetahui hal-hal menakjubkan dari Primbon, mari simak baik-baik uraian di bawah ini.
Primbon berisi daur hidup manusia dari masih bayi hingga dewasa. Setiap tingkatan daur hidup biasanya akan diadakan upacara-upacara tertentu. Misal saat bayi lahir akan ada selamatan yang disebut dengan brokohan. Saat menginjak umur 7 bulan ada upacara pitonan dan selanjutnya ada upacara sunatan bagi yang berjenis kelamin pria.
Daur hidup selanjutnya adalah pernikahan yang dianggap sangat sakral hingga upacara sangat rumit. Selanjutnya, saat kematian pun juga masih diadakan upacara seperti selamatan pada malam-malam tertentu. Inti dari upacara ini tak lain dan tak bukan untuk bersyukur kepada yang Maha Pencipta atas segala kelimpahan rezeki selama manusia masih hidup dan mati.
Watak Orang Jawa bisa dilihat dari tanggal lahir mereka meski tidak 100% benar. Dalam hitungan Jawa, hari tidak hanya Senin atau pun Selasa saja. Hari masih ada embel-embel pasaran yang jenisnya ada lima: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Kombinasi dari tujuh hari dan lima pasaran menghasilkan 35 hari yang sering disebut dengan sepasar.
Misal seseorang lahir hari Jumat Pon, maka watak yang dimilikinya adalah santai, bijaksana, berjiwa sosial tinggi, jujur, dan mudah beradaptasi. Itu sifat baiknya, lantas sifat buruknya adalah kurang percaya diri dan gampang terbawa arus. Anda bisa mencari sendiri watak Anda dengan melihat weton atau hari di mana Anda lahir menurut kalender Jawa.
Tanda-tanda alam juga tidak luput dari pengamatan pembuat primbon. Biasanya Orang Jawa akan menjadikan primbon sebagai kitab ramal ketika ada kejadian alam besar. Misal gempa bumi yang terjadi di siang hari. Maka dalam primbon akan terpampang sebuah ramalan-ramalan. Misal gempa bumi yang terjadi sebelum pukul 12 siang, merupakan pertanda kalau negeri ini akan banyak kerusuhan.
Selain gempa bumi yang memang kerap terjadi di Indonesia. Kejadian seperti gerhana matahari dan gerhana bulan pun kerap dijadikan sebagai acuhan untuk melakukan ramalan. Biasanya ramalan akan menunjukkan akan adanya bencana atau pandemi yang sangat menyusahkan. Dipercaya atau tidak, kadang ramalan ini banyak tepatnya.
Orang Jawa mengenal banyak sekali hari baik dan hari nahas atau buruk. Biasanya saat hari baik, acara-acara besar seperti pernikahan, membangun rumah, hingga sunatan akan banyak dilakukan. Dengan melakukan hal-hal tersebut di hari baik, maka rezeki akan datang dengan sangat melimpah. Rumah yang dibangun juga akan membuat penghuninya jadi betah dan terhindar dari masalah.
Selanjutnya, ada juga hari buruk atau nahas di mana setiap orang dilarang melakukan aktivitas besar. Saat hari ini terjadi disarankan untuk tetap di rumah agar hal-hal buruk tidak terjadi. Pernikahan yang dilakukan di hari buruk akan membuat keluarga tak harmonis atau pun rezeki sangat seret. Itulah mengapa menghitung hari baik dan buruk sangat penting bagi orang Jawa. Semua hitungan ada di primbon dan tinggal mengaplikasikannya.
Dalam primbon juga terdapat pranata mangsa atau penanggalan tentang musim. Orang Jawa menggunakan pranata mangsa untuk melihat kapan saja waktunya tanam, waktunya melaut hingga kapan saja harus waspada pada musim. Seperti layaknya kalender yang digunakan semua orang, pranata mangsa juga berisi 12 musim yang setiap musimnya berisi penjelasan yang sangat mendetail.
Penggunaan pranata mangsa telah terjadi sejak abad ke-9 hingga ke-17 masehi. Kerajaan di Jawa mempraktikkan apa yang ada di dalam primbon untuk mendapatkan panen melimpah dan menghindari gagal panen serta pendemi. Di era modern seperti sekarang, penggunaan pranata mangsa masih digunakan meski oleh sekelompok orang saja.
Baca Juga :Inilah 5 Manusia Terkaya Sepanjang Masa yang Bikin Bill Gates Tidak Ada Apa-Apanya
Inilah lima hal menakjubkan yang ada di dalam Primbon. Kitab ini mungkin tak begitu banyak digunakan di zaman sekarang. Tapi untuk acara-acara besar penghitungan hari baik dan buruk tetap dilakukan. Apa pun latar belakang agamanya, Orang Jawa tetaplah akan menjadi Orang Jawa. Anyway, Anda percaya primbon enggak?
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…