Membahas dunia model, mungkin hampir semua orang berpikir bahwa pekerjaan tersebut sangatlah glamor dan diminati banyak orang. Bagaimana tidak, seorang model tidak perlu sampai mengeluarkan banyak keringat untuk mendapatkan honor tinggi.
Selain pendapatan lumayan, ada lagi keuntungan menjadi model, yaitu banyak dikenal masyarakat. Sekali terjun di dunia modeling, rasanya enggan melakukan pekerjaan lain. Namun, siapa sangka model perempuan bernama Tiguidanke Camara justru beralih profesi menjadi penambang emas? Apa motivasinya? Berikut ulasannya.
Merupakan model wanita asal Guinea
Tiguidanke Camara merupakan putri dari Mohamed Mounir Camara, seorang politikus dan mantan gubernur. Tiguidanke tumbuh di Guinea, namun sejak usianya 14 tahun, ia pun pindah ke Maroko dan mengenyam pendidikan di sana.
Setelah menyelesaikan pendidikan bisnis dan manajemen, Tiguidanke pun pindah ke AS pada tahun 1996. Di negara tersebutlah karir Tiguidanke dimulai, wajahnya mulai menghiasi majalah-majalah terkemuka seperti Marie Claire dan GQ. Saat berkarir sebagai model, Tiguidanke banyak terlibat pada pemotretan dengan tema perhiasan.
Tertarik pada perhiasan sejak jadi model
Menjadi model perhiasan rupanya menggerakkan ketertarikan Tiguidanke Camara pertambangan. Ia pun mulai banyak bercakap dengan beberapa importir perhiasan, dan banyak belajar dari mereka. Sejak saat itu, Tiguidanke mulai berpikir untuk mendapatkan izin penambangan sendiri di negeri asalnya, Guinea. Berbekal ide tersebut, Tiguidanke Camara mulai menabung untuk mewujudkan perusahaan tambang miliknya sendiri.
Namun, rencana tersebut ternyata sempat tersimpan karena ia harus fokus menjadi ibu bagi kedua anak kembarnya yang lahir pada tahun 2001. Hingga pada tahun 2009, ia memutuskan untuk kembali ke Guinea dan mulai membahas soal penambangan pada seorang ahli geologi. Ia mendapat saran tempat terbaik untuk menambang emas dan berlian. Tak lama kemudian, ia pun mendirikan perusahaan Camara Diamond & Gold.
Mengalami cukup banyak hambatan
Beralih profesi menjadi penambang rupanya tak semudah yang bayangkan. Pasalnya, bisnis yang Tiguidanke Camara sempat mengalami cobaan berat saat rekan bisnisnya justru menggelapkan uang perusahaan.
Perusahaannya nyaris mengalami kebangkrutan, namun ia masih beruntung karena menemukan orang yang percaya untuk menanamkan saham. Bahkan, pemerintah juga bersedia turun tangan untuk mengembangkan sektor tersebut. Mereka pun fokus untuk membuat fungsi sistem pertambangan dengan cara yang lebih mudah.
Menjadi pengusaha yang totalitas
Tiguidanke Camara sadar jika ia seorang wanita, terlebih dia adalah seorang mantan model dan satu-satunya yang terjun di sektor pertambangan yang didominasi oleh laki-laki. Oleh karena itu, ia berusaha bekerja lebih keras dari yang lain.
Ia bekerja di lapangan, hingga ia pun dihormati sebagai pengusaha yang totalitas. Menurutnya, keberhasilan seseorang tak memandang laki-laki atau perempuan atau jenis pendidikan, jika tidak profesional, tidak akan ada keberhasilan.
Pengusaha pertambangan wanita satu-satunya
Mungkin Tiguidanke Camara boleh berbangga hati. Sebab, berkat usaha kerasnya, kini ia berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi satu satunya eksekutif termuda di Afrika, dan satu-satunya wanita di Guinea yang mengembangkan usaha pertambangan.
Sejauh ini, pengusaha muslimah tersebut tak ingin tumbuh pesat, ia ingin mengembangkan usahanya sedikit demi sedikit, namun dengan cara yang benar dan mengikuti aturan. Dengan demikian, usahanya pun akan memiliki pondasi yang kuat.
Itulah kisah dari Tiguidanke Camara, seorang model kelas atas yang justru lebih nyaman menjalankan usaha tambang. Cerita perjuangan tersebut mungkin bisa menginspirasi kita bahwa pekerjaan apapun pasti bisa dilakukan tak peduli gender asal kita serius menekuninya.