in

Kisah Sultan Abdul Hamid II

kingdom-of-heaven-9
kingdom-of-heaven-9

Kisah Islami: Mungkin masih tak banyak yang tahu ketika nama Sultan Abdul Hamid II disebut. Mungkin juga ada sebagian yang tahu. Namun, sosok ini sungguh sangat luar biasa dan banyak teladan serta inspirasi yang bisa kita petik darinya. Perjuangan Sultan Abdul Hamid II begitu luar biasa, terlebih dalam mempertahankan Tanah Palestina dari serangan dan usaha perebutan dari pihak-pihak musuh Islam. Dan bagi kita yang saat ini begitu sakit melihat perjuangan rakyat Palestina dalam mempertahankan Tanah Air mereka, Bumi Anbiya, Pelestina, perlu mengetahui tentang sosok Sultan Abdul Hamid II ini.

Sultan Abdul Hamid II lahir pada tahun 1843 M di Istanbul, Turki, dengan nama Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Dia diangkat menjadi khalifah pada masa Usmani setelah saudaranya yang bernama Murad VI diturunkan sebagai khalifah pada tahun 1876, pada saat itu usianya 33 tahun. Pada masa kepemerintahannya tersebut, gerakan missionaris Kristen sangat gencar dan gerakan para orang Yahudi mulai gencar secara terang-terangan.

Sulta Abdul Hamid II [Image Source]
Adalah seorang Yahudi yang mendirikan Zionis bernama Hertzel yang memiliki keinginan untuk merebut Tanah Palestina dan mendirikan negara Yahudi di sana. Hertzel kemudian menyuruh seorang pendeta Yahudi yang bernama Muosyeh Levi untuk datang menghadap Sultan Abdul Hamid II dan merayunya, dengan membawa sejumlah uang kepada sang Sultan, agar Sultan mau menyerahkan Tanah Palestina padanya. Namun, jawaban Sultan Abdul Hamid II sangatlah tegas, “Saya tidak akan mungkin melepaskan sejengkalpun Tanah Palestina, meskipun itu hanya sejengkal. Palestina adalah bukan milikku, namun milik ummat Islam. Ummat Islam telah banyak mengorbankan nyawa dalam mempertahankan Palestina. Sebaiknya kalian simpan uang tersebut. Jika suatu saat kekhalifahan Turki Ustami runtuh, kemungkinan besar mereka akan mampu menguasai Palestina hanya dengan Cuma-Cuma.”. Dan setelahnya, kemudian Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan keputusan yang melarang orang-orang Yahudi untuk melakukan imigrasi ke Palestina.

Sulatan Abdul Hamid II [Image Source]
Pada tahun 1876 M, Sultan Abdul Hamid II mendirikan Dewan Majelis Rendah, dimana Dewan tersebut terdiri dari dua Dewan yang anggotanya dipilih dan yang anggotanya ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Dewan yang anggotanya dipilih diberi nama Dewan Mab’utsan, sedangkan Dewan yang anggotanya ditentukan oleh pemerintah kemudian diberi nama Dewan A’yan. Sultan menganggap semua rakyat sama kedudukannya di hadapan Undang-undang, serta juga diberikan kebebasan pers. Sultan juga membuat peraturan wajib belajar kepada semua rakyatnya tanpa terkecuali. Selain itu, dia juga menghapuskan peraturan yang memperbolehkan Polisi melakukan tindak kekerasan kepada tahanan dalam menginterogasi atau masa investigasi, menghapuskan peraturan pengambilan paksa tanah, serta menolak memecat seorang Hakim tanpa ada alasan yang dibenarkan.

Sultan Abdul Hamid II sangat dekat dengan para Ulama dan selalu mentaati nasehat-nasehat mereka. Sultan juga berjuang keras memberantas korupsi dan suap serta mengajak ummat Muslim mendirikan Universitas Islam. Sangat dikenal sekali bahwa Sultan Abdul Hamid II ini sangat ketat dan serius dalam menerapkan hukum sesuai dengan syari’at Islam.

Sultan Abdul Hamid II terpaksa melepaskan wilayah Negara Rumania, Bulgharia, dan Serbia dari wilayah Turki Ustmani setelah dia dipaksa menandatangani Perjanjian Sant Stefanus, karena adanya tekanan dari negara-negara Eropa. Ketika Sultan keluar dari Masjid, orang-orang Yahudi dan Arman berusaha melakukan pembunuhan terhadapnya, namun gagal. Kemudian musuh-musuhnya di negara wilayah yang telah dilepaskan itu berusaha mempengaruhi ummat muslim yang ada di sana untuk melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Ustmani.

Banyak yang telah diberikan Sultan Abdul Hamid II kepada perjuangan Islam. Seperti mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan Rusia, membangun sekolah-sekolah, beberapa rumah dinas bagi para dosen, akademi politik dan kesenian khusus wanita, museum-museum, perpustakaan-perpustakaan, sekolah kedokteran, rumah sakit spesialis anak, perumahan bagi orang yang tidak mampu, kantor pos pusat, ruang-ruang pertemuan, beberapa organisasi petani dan buruh, pabrik-pabrik keramik, serta membuat pipa-pipa untuk mengalirkan air minum. Sultan juga membangun rel jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah sepanjang 1327 km, dan memakan waktu selama 7 tahun.

Pada tahun 1917, Sultan Abdul Hamid II meninggal dunia di Istananya setelah menerima keputusan diturunkan dari jabatan Sultan oleh beberapa syaikh yang mendapat bujukan dari orang-orang Yahudi. (sof)

Written by Sofia Fitriani

Leave a Reply

Swiss Bakal Memecahkan Rekor Hotel Tertinggi di Dunia

Wow, Traveler Ini Menyumbangkan iPhone 6 Miliknya Untuk Kuil di China