Berbicara klub-klub asal Irian Jaya, mungkin yang langsung terbayang dalam benak kita adalah kualitas pemain lokalnya jempolan. Yaa, seperti kita ketahui, tim asal Timur Indonesia tersebut memang sangatlah sering telurkan pesepakbola-pesepakbola berbakat. Bahkan juga acap kali mengisi tempat-tempat di skuad Tim Merah Putih. Misalnya seperti saat ini, total ada 7 darah Papua yang mengisi skuad Timnas U-22 dan senior.
Kendati gemilang dalam masalah hasilkan pemain berbakat, tapi agaknya kisah nestapa juga kerap menghantui perkembangan klub di sana. Masalah financial atau keuangan menjadi hal umum yang kerap dirasakan. Alhasil, lantaran sulit uang, tim-tim di Papua acap kali harus rela ‘menjual aset’ berupa lisensi ke kesebelasan lain. Dampaknya klub Bumi Cenderawasih banyak menghilang dari tempat asalnya. Lalu tim Papua mana saja, pernah merasakan hal tersebut?
Dirumorkan kesulitan pendanaan, Perseru berubah jadi Badak Lampung FC
Nasib tidak mengenakan Perseru sendiri banyak diketahui khalayak ramai setelah pihak klub mengaku mengalami masalah pendanaan. Dikutip dari akun Twitter @kotaserui, di sana disebutkan kalau lantaran alasan finansial dan tidak adanya sponsor, maka Perseru Serui akan meninggalkan atau keluar dari LIGA 1. Berita yang tergolong mengejutkan, pasalnya sebelumnya mereka baru saja lepas dari jeratan degradasi.
Selain itu, klub identik kostum orange itu juga baru saja bermain di ajang Piala Presiden 2019. Namun, apa boleh buat, nasi kini sudah menjadi bubur, di kompetisi nanti Serui akan berganti kandang dan nama menjadi Perseru Badak Lampung FC. Tim asal Sumatera yang musim yang diketahui sebelumnya bermain di kasta ke tiga.
Pesiram Raja Ampat dijual 17 miliar ke PS TNI
Setali tiga uang dengan Perseru, klub asal tanah Irian Jaya lain yakni Pesiram Raja Ampat juga terpaksa berganti nama dan berpindah kadang. Meski tidak diakui hal tersebut terjadi disebabkan oleh masalah pendanaan, tapi kabar burung yang berkembang, ada indikasi tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari mahar 17 miliar yang menjembatani proses tersebut.
Pesiram Raja Ampat sendiri mengalami perubahan tersebut pada tahun 2016. Di mana, nama klub saat ini berganti menjadi PS TNI, lalu berubah lagi menjadi PS Tira dan sekarang menjadi Tira Persikabo. Pembelian lisensi klub bisa dibilang menjadi hal yang sangatlah mengenakan. Pasalnya, membuat sebuah tim sepak bola tidak susah merangkak susah-susah untuk bisa menuju liga yang diinginkan.
Klub elite Papua, Persipura juga sempat alami badai krisis financial
Meski tidak sampai menjual lisensi atau berganti kadang dan nama, tapi dalam perjalanannya Persipura Jayapura juga menjadi klub Bumi Cenderawasih yang sempat diterjang badai krisis. Bahkan berkat hal tersebut, klub berjuluk Mutiara Hitam ini sempat dihantam eksodus kepergian pemain bintangnya. Seperti Osvaldo Haay, Feri Pahabol, Marinus Manewar, Ruben Sanadi, hingga pemain senior Yoo Jae-hoon.
Klub elite Papua tersebut, alami pilu tersebut pada awal kompetisi Liga 1 tahun 2018 lalu. Ketika itu, ketidakjelasan dana subsidi dan sponsor disebut-sebut menjadi penyebab pilu tersebut. Tapi, usut punya usut, di tahun 2017 klub yang sudah memenangkan liga 4 kali juga alami masalah keuangan. Saat itu berkat kejadian tersebut mereka harus rela memangkas kuota pemain asing.
BACA JUGA: Kerap Dicap Tidak Nasionalis, Ini Lho 4 Darah Papua yang Bantu ‘Kejayaan’ Bola Indonesia
Begitulah sedikit kesebelasan asal Bumi Cenderawasih yang sempat alami krisis financial. Berkaca dari kejadian tersebut, agaknya perbaikan atau menyusun manajeman yang baik, juga diperlukan sepak bola Indonesia untuk menjadikan olahraga ini lebih baik lagi. Jangan sampai, banyak pemain berbakat harus rela ditunggak gajinya.