in

Gunakan Lahan bekas TPA, Mantan Buruh Tani Sukses Dirikan Universitas Berkelas Nasional

Asal ada kemauan, semua usaha yang dilakukan pasti bisa berhasil. Meskipun dulunya hanya berupa mimpi dan angan-angan, kisah sukses pria bernama Darsono ini pun patut dijadikan sebagai bahan renungan. berawal dari dendamnya terhadap biaya pendidikan yang mahal di Indonesia, siapa sangka jika mantan buruh tani ini akhirnya sukses mendirikan sebuah universitas secara mandiri.

Saking fenomenalnya, kisah sukses Darsono pun diangkat ke layar lebar. Padahal, niatnya saat itu hanya satu, yakni ingin memberikan akses pendidikan seluas-luasnya dengan biaya yang terjangkau. Alhasil, Universitas Pamulang (Unpam) pun berdiri dengan megah di atas tanah bekas tempat sampah. Kisahnya berikut ini, bisa menjadi bahan renungan. Terutama untuk membuka mata dan hati para pejabat pendidikan di Indonesia.

Ingin sukses di masa depan karena berangkat dari keluarga yang susah

Berawal dari Darsono yang hidup miskin [sumber gambar]
Bagi Darsono, mengenyam pendidikan tinggi hingga bangku kuliah diibaratkan sebagai pungguk yang merindukan rembulan. Karena kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, ia pun harus rela banting tulang bekerja secara serabutan agar bisa menikmati sedikit pendidikan dari sekolah. Mulai dari bertani membantu orang tua hingga berjualan batu bata, pernah ia rasakan di kehidupan masa lalunya.

Berawal dari dendam terhadap mahalnya biaya pendidikan di Indonesia

Mahalnya biaya pendidikan membuat Darsono dirikan Unpam [sumber gambar]
Dilansir dari liputan6.com, Darsono yang sempat menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru SMEA, kemudian memutuskan untuk menjadi wirausahawan demi meraih apa yag telah ia impikan dahulu. Dengan sedikit tabungan dan modal nekat pada awal 90-an, Darsono sukses mendirikan bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di atas lahan bekas tempat sampah. Seiring berjalannya waktu dan ketekunannya, institusi pendidikan tersebut telah berubah menjadi Gedung Kampus yang megah yang bernama Universitas Pamulang (Unpam) .

Berhasil mewujudkan pendidikan dengan biaya yang terjangkau

Saat pertama dibuka, Unpam telah mematok biaya pendidikan termurah yang pernah ada di Indonesia. yakni Rp 600.000 per semester dan boleh dicicil Rp 100.000 per bulan. Jumlah itu pun masih dipertahankan dan mahasiswa hanya dikenakan Rp 1.200.000 atau bisa dicicil Rp 200.000 per bulan. Dengan biaya yang terjangkau, Darsono tidak lagi mematok biaya uang gedung maupun uang lain-lain.

Rangkul pemulung, Office Boy hingga buruh serabutan

Meski murah, Universitas yang didirikan Darsono itu tetap menomorsatukan kualitas. Seperti gedung perkuliahan yang layak, hingga sistem administrasi kemahasiswaan yang berbasis IT. Peminatnya pun datang dari beragam kalangan seperti pedagang, pemulung, office boy, karyawan dan pekerja kantoran. Dilansir dari liputan6.com, peminatnya bahkan datang dari sejumlah negara asing seperti Timor Leste sampai Turki. Sebanyak 3 profesor dan puluhan doktor dipakai sebagai tenaga pengajar untuk mendukung kualitas SDM universitas.

Kisahnya diangkat ke dalam sebuah film

Perjuangan inspiratif Darsono dalam memperjuangkan biaya pendidikan yang rendah, akhirnya menarik perhatian Sutradara muda, Amanda Latief. Ia pun akhirnya membuat sebuah film yang berjudul SIMFONI SATU TANDA. Di dalamnya, terkandung pesan-pesan yang sarat akan petuah. Bahwa betapa pentingnya pendidikan bagi seseorang agar bisa menggapai kesuksesan walau dalam kondisi yang sulit.

Saya berharap bisa jadi inspirasi semua orang bahwa pendidikan sangat penting. Tragis sih, ternyata masih ada yang enggak percaya pentingnya pendidikan,” ucap Amanda Latief, di gala permier film SIMFONI SATU TANDA, yang dilansir dari kapanlagi.com.

Apa yang telah dilakukan oleh Darsono di atas, harusnya bisa membuka mata dan hati kita yang sering melalaikan pendidikan. Terutama bagi mereka yang mampu secara finansial. Padahal, masih banyak di luar sana yang kurang beruntung karena tak menikmati nikmatnya kuliah atau bersekolah. Apakah kamu salah satunya Sahabat Boombastis?

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Musibah Kembali Datang pada Denada

Kabar Pemain Sitkom ‘Bajaj Bajuri’ Setelah 16 Tahun Berlalu, Ada yang Sedang Terbaring Sakit