Hitler sedianya adalah seorang diktator ulung dan cerdik. Dia yang membawa Jerman pada rentetan kemenangan di awal Perang Dunia II, namun ia pula yang menyebabkan kekalahan Jerman di akhir Perang Dunia II. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki ide dan strategi yang cerdas, tentu saja bila hal ini dibarengi dengan masukan-masukan dari para jendral terkemuka Jerman.
Sayangnya, Hitler juga memiliki sifat selalu ingin memegang kendali secara berlebihan dan hal itulah yang justru memberi petaka baginya. Di akhir Perang Dunia II, Hitler kerap kali membuat keputusan yang salah. Hal itu berakibat pada kekalahan-kekalahan yang menimpa pasukan Jerman. Nah, bagaimana sih ceritanya Hitler bisa berbuat kesalahan itu? Berikut kami bahas 6 kesalahan Hitler yang membuatnya menelan kekalahan bertubi-tubi.
1. Pengepungan Dunkirk
Pertempuran Dunkirk sekan menjadi blunder Hitler yang pertama dan terburuk sepanjang sejarah pertempuran. Mulanya serangan ke Perancis nampak begitu mudah di tahun 1940. Dalam hitungan hari, pertahanan sekutu di perbatasan Belanda, Belgia, dan Luxemburg bisa dijebol. Sekitar 300.000 pasukan musuh terkurung di Dunkirk. Namun tiba-tiba Hitler memutuskan untuk menghentikan pertempuran dan membuat 300.000 pasukan sekutu tersebut bisa melarikan diri ke tanah Inggris.
Petaka datang saat pasukan tersebut ternyata menjadi bibit pengembangan kekuatan sekutu di masa mendatang. Pasukan ini kemudian bisa mengalahkan Rommel di Afrika Utara. pasukan ini pula yang berhasil mendepak Jerman dari Italia. Mereka pula lah yang kemudian diterjunkan untuk Operasi Normandy di tahun 1944 di Perancis Utara. Kekalahan-kekalahan Hitler tersebut bisa saja tidak terjadi andai dia membunuh pasukan itu di Dunkirk.
2. Pertempuran Britania Raya
Pertempuran Britania Raya dikenal sebagai salah satu pertempuran udara terbesar dalam sejarah Perang Dunia II. Sampai saat pertempuran tersebut, Jerman belum pernah sekalipun kalah dalam berbagai pertempuran sebelumnya. Hal itulah yang ternyata menjadi bumerang untuk Jerman sendiri karena merasa jumawa.
Seharusnya pertempuran ini hanya menjadi salah satu pemanasan dalam serangan Hitler ke Inggris Raya dalam Operasi Seelowe. Ternyata pilot-pilot Jerman memandang sebelah mata kekuatan Inggris. Mereka menjadi shock ketika tahu bahwa ternyata pilot-pilot Inggris juga jago bertarung di udara. Akibatnya ratusan pesawat Jerman, baik yang bomber maupun pesawat tempur, banyak yang rontok. Sejak kesalahan itu, kekuatan udara jerman tidak setangguh lagi seperti yang dulu.
3. Pertempuran Afrika Utara
Ketika terjadi pertempuran di Afrika Utara antara kekuatan Jerman dan kekuatan Inggris, salah satu faktor penentu kemenangan bagi kedua belah pihak adalah ketersediaan logistik. Di Afrika Utara tidak tersedia cadangan logistik bagi kedua pasukan, termasuk air sekalipun. Oleh karena itu, simpanan logistik ini harus cukup dan memadai. Awalnya Jerman begitu dominan dalam peperangan ini, namun mereka membuat kesalahan dengan mengabaikan Pulau Malta.
Malta merupakan basis pertahanan Inggris untuk perang Afrika Utara. Pulau itu menjadi markas pasukan Inggris untuk menyerang Italia yang sedianya membantu Jerman dalam peperangan. Hitler harusnya juga memberi perhatian untuk merebut pulau ini supaya kekuatan musuh menjadi lemah. Namun, pulau itu urung direbut dan Hitler lebih suka memperhatikan perang di Afrika Utara. Akhirnya, pulau itulah yang menjadi kunci hancurnya Jerman di Afrika Utara karena terhentinya pasokan bensin, amunisi, dan makanan dari Italia meskipun persenjataan mereka masih lengkap.
4. Pertempuran Yunani
Pertempuran Yunani mulanya tidak dimulai oleh Hitler, namun oleh sahabatnya Benito Musollini. Saat itu, Musollini yang ingin mengembalikan kejayaan Romawi bernafsu untuk merebut Yunani. Apalagi Yunani bukanlah negara yang memiliki kekuatan militer. Ini yang membuat Musollini memandang sebelah mata pasukan militer Yunani.
Memang mulanya pasukan Italia berhasil menekan Yunani. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena pasukan kecil Yunani berhasil mendorong pasukan Italia sampai ke wilayah Albania. Kekalahan Musollini itu memaksa Hitler untuk mengirim bantuan ke Albania dan menunda Operasi Barbarossa hingga dua bulan berikutnya. Keputusan itu berbuah petaka karena justru dua bulan kemudian sudah memasuki musim dingin. Akibatnya tentara Jerman harus terjebak di musim dingin Rusia yang terkenal ganas.
5. Pertempuran Stalingard
Stalingard sedianya adalah kota kecil di pinggiran Sungai Volvo, ribuan kilometer dari Moskow. Meski kota kecil, Stalin sangat bernafsu untuk menaklukkan kota ini karena ingin merebut industri sulfur yang sangat penting dalam membuat amunisi dan bahan peledak. Sialnya, Hitler tak memiliki pertimbangan militer dan strategi yang matang dalam perebutan kali ini.
Dia menginginkan Kota Stalingard direbut dengan cara mendudukinya. Itu berarti pasukan Jerman dipaksa untuk berperaang di jalanan kota, sementara hal semacam inilah yang sebisa mungkin dihindari oleh para jendral Jerman. Pasukan Jerman dirancang untuk perang dengan mobil, bergerak cepat, dan bermanuver, bukan malah perang terbuka. Akhirnya keputusan ini berbuah celaka. Hitler kehilangan 300.000 prajurit dan membuat pintu pertahanan di Front Timur menjadi terbuka lebar.
6. Battle of Bulge
Bagi pengamat militer, rencana jerman dalam Battle of Bulge adalah rencana yang mengagumkan dan jika berhasil akan mempengaruhi jalannya peperangan secara keseluruhan. Akan tetapi, masalah timbul akibat strategi yang buruk dari Jerman. Memang mereka memiliki pasukan besar dengan 500.000 bala tentara dilengkapi 800 panser. Bahkan di antaranya ada tank jenis baru yang disebut sebagai King Tiger yang digadang-gadang sangat kuat.
Dengan kuatnya pasukan dan persenjataan Jerman kala itu, ternyata tidak dibarengi dengan persiapan logistik yang matang. Bahan bakar sebagai contoh, sangat nihil dan mereka justru merencanakan untuk merebut pos-pos pengisian bahan bakar sekutu di sepanjang perjalanan. Perang ini berakhir dengan kekalahan telak di kubu Jerman karena mereka kehilangan 100.000 pasukan yang mati di medan tempur. Parahnya pintu Front Timur menjadi jatuh ke tangan sekutu, termasuk Berlin di kemudian hari.
Nah, itulah 6 kesalahan fatal yang diperbuat Hitler hingga menyebabkan Jerman kalah dalam Perang Dunia II. Untuk merebut kemenangan, sedianya memang diperlukan strategi matang dan cerdas dari seorang pemimpin. Namun, hal itu tidak akan berarti jika pemimpin itu gagal menaklukkan egonya sendiri. Alhasil, harusnya dalam sebuah tim hanya ada super-team, bukan malah muncul super-man yang menggagalkan semua rencana.