Belum lama Presiden Jokowi menjabat, kenaikan harga sudah terjadi di mana-mana. Meski kenaikan harga agak diimbangi dengan kenaikan UMR, namun masih banyak lapisan masyarakat terutama menengah ke bawah yang keberatan dengan hal tersebut.
Sebut saja BBM yang sempat naik turun dan membuat rakyat bingung. Masyarakat kelas menengah ke atas yang notabene bisa memenuhi kebutuhan saja bisa menyuarakan keberatan, apalagi mereka yang merupakan kelas menengah ke bawah. Nah, kali ini mari kita telusuri, sudah seberapa jauh pemerintahan Jokowi-JK membawa Indonesia pada berbagai kenaikan harga? Berikut ini ulasannya.
Harga BBM sempat melejit hingga Rp 8.600 di awal pemerintahan Presiden Jokowi. Kemudian pada bulan Februari, harga BBM turun kembali menjadi Rp 6.700-an. Namun ternyata, penurunan harga ini tidak serta merta terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Naik turun harga BBM tahun ini memang membuat negara kita semakin bingung.
Di Bali misalnya, harga BBM sempat tidak ikut turun. Selain itu, daerah seperti Papua yang memang sudah mencekik harganya, tetap memasarkan BBM dengan harag RP 50.000 per liter. Baru-baru ini, harga bbm kembali naik Rp 200 menjadi Rp 6.900. Meski sedikit, tapi sudah berimbas pada banyak hal seperti kenaikan sembako dan tarif angkutan kota.
Selain BBM, harga LPG juga makin melejit. Baik LPG 3 kg maupun 12 kg, keduanya mengalami dinamika naik turun yang cukup signifikan. Apalagi kedua jenis LPG ini banyak digunakan untuk rumah tangga dan bidang usaha. LPG 3 kg sempat naik dari Rp 14.000 ke kisaran Rp 15.000-16.000. Sementara LPG 12 kg sempat turun dari kisaran Rp 134.000 ke Rp 129.000.
Naik turunnya harga LPG membuat ibu rumah tangga hingga pemilik usaha bidang kuliner kebingungan. Belum sampai lega dengan penurunan harga, ternyata harga bahan bakar yang mereka gunakan kembali meningkat. Padahal mereka juga harus memikirkan kebutuhan pokok. Beberapa penjual makanan kerap kali merugi karena tidak mau menaikkan harga demi menjaga pelanggan.
Ini bukan kenaikan yang dibuat oleh pemerintah, namun menjadi imbas dari naiknya harga BBM di muka bumi Indonesia tercinta. Bahkan sebelum pemerintah merespon jeritan hati para supir angkutan kota, mereka sudah langsung menerapkan kenaikan harga pada penumpang.
Walhasil, ada yang mengalami sepi setoran dan ada juga penumpang yang bingung mau bayar berapa. Karena sopir angkutan satu dengan lainnya tidak ada koordinasi yang jelas. Keluhan sopir ini kemudian diakomodir oleh pemerintah supaya lebih kondusif. Namun ketika harga BBM kembali turun naik, para sopir enggan menurunkan harga dan peristiwa tarif angkutan naik terulang kembali.
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil dan pengonsumsi beras yang tinggi di dunia, bahkan bisa mengalami kenaikan harga beras. Sementara harga beras di Indonesia sebenarnya cukup beragam, kenaikan yang terjadi mulai Rp 1.200-2.000.
Mengapa harga beras bisa naik? Isu simpang siur mengenai adanya oknum yang memanfaatkan momen, hingga faktor cuaca disebut-sebut sebagai penyebabnya. Namun seperti yang sudah-sudah, kenaikan harga yang tidak diantisipasi ini menyebabkan sembako lainnya ‘ingin’ ikut naik.
Kabar naiknya harga tiket kereta sempat membuat banyak traveler backpacker menciut. Selama ini, pergi dengan menggunakan kereta api adalah salah satu cara traveling yang dianggap cukup ekonomis bagi traveler. Meski kenaikan harga tiket tidak serta merta diterapkan untuk seluruh rute, justru hal ini juga membuat banyak pengguna kereta mengeluh.
Perbedaan kenaikan tarif, bahkan kenaikan yang sangat mendadak sebelum jadwal yang ditentukan, membuat para pengguna jasa tiket kereta api jadi bingung dan kerepotan. Diperkirakan kenaikan tarif tiket dan transportasi umum ini naik karena inflasi dan imbas kenaikan harga BBM.
Di awal tahun ini, masyarakat disambut dengan kenaikan harga listrik yang cukup memusingkan. Bila diamati, tarif listrik tidak serta merta dinaikkan, namun secara bertahap dan disesuaikan dengan golongan pengguna listrik yang ada. Di jaman serba gadget ini, penggunaan listrik juga cukup tinggi.
Kenaikan tarif listrik sebenarnya bisa disiasati dengan menghemat listrik. Namun bila tarif dasar listrik sendiri dinaikkan, lama-lama tetap akan terasa efeknya pada keuangan perorangan maupun perusahaan. Kebijakan naiknya tarif listrik ini juga sempat dikomentari oleh putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto. “Gas LPG, BBM, sekarang tarif dasar listrik tiada kebijakan selain kebijakan naik, kreatif atau bingung? Hanya Pendukung bodoh yg membenarkan,” ujarnya pada akun Twitter @TommySoeharto62.
Masih di awal pemerintahan, Indonesia sudah merasakan gejolak lonjakan harga yang bertubi-tubi. Namun, sebuah pemerintahan memang selalu mengalami prosesnya masing-masing. Semoga Kabinet Kerja Jokowi segera bisa menanggulangi masalah ini seperti visi misi yang pernah dijabarkan pemimpin piihan rakyat itu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…