Penduduk Hongkong berkembang dengan begitu drastis pertahunnya. Jumlah penduduk begitu membludak, hingga mencari tempat tinggal adalah hal yang sangat sulit dan mahal. Pemerintah sudah berupaya untuk membuat apartemen-apartemen kecil agar penduduknya tidak tinggal di jalanan, namun itu belum menyelesaikan masalah.
Dari permasalahan tersebut, muncullah fenomena “rumah kandang”. Para penduduk Hongkong terpaksa memilih tinggal di sebuah kandang yang hanya cukup sebagai tempat untuk berbaring. Menurut mereka, tinggal di kandang semacam itu lebih baik dari pada tinggal di jalanan. Berikut adalah beberapa fakta tentang orang-orang yang tinggal di rumah kandang Hongkong.
Anda tidak akan percaya bahwa ada manusia yang tinggal di kandang layaknya hewan, sampai anda melihat foto ini. Tipikal umum rumah kandang adalah kandang persegi yang terbuat dari besi dengan sebuah kasur di dalamnya. Jadi, para penghuni rumah kandang hanya memiliki satu ruang dalam hidupnya dan ruang itu hanya bisa digunakan untuk tidur. Penghuni rumah kandang bahkan tidak bisa duduk dengan tegak di dalam kandang tersebut.
Fenomena ini tidak hadir di kota kecil, namun justru ada di kota-kota besar di Hongkong seperti Sham Shui Po, Mong Kong, Ta Kwa Wan dan Tai Kok Tsui. Selain dihuni oleh orang yang tidak mampu, rumah kandang ini juga menjadi rumah bagi para orang tua yang tidak lagi sanggup bekerja dan tidak memiliki keluarga.
Jika anda berpikir bahwa kandang ini bisa didapat dengan harga yang murah, maka anda salah besar. Untuk tinggal di kandang ini, seseorang harus membayar sekitar 1.300 dollar Hongkong atau sekitar Rp. 2.000.000 per bulan. Di Indonesia, uang sejumlah itu bisa dijadikan uang sewa untuk rumah berukuran besar dengan beberapa kamar untuk sebulan.
Tinggal di tempat seperti ini, tentu saja, tidak nyaman. Jika anda sedang “sial”, maka anda bisa mendapatkan kandang terbawah, dimana setiap anda tidur, anda harus tidur di bawah kandang orang lain. Rata-rata rumah kandang ditumpuk sebanyak tiga kandang. Belum lagi anda harus berbagi kamar mandi dengan 20 atau 30 orang setiap harinya. Tidak heran jika masalah sanitasi menjangkiti orang-orang yang tinggal di rumah kandang.
Tekanan hidup yang sangat berat dan lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman tentu saja akan berdampak buruk bagi kejiwaan seseorang. Mimpi buruk itulah yang dialami para penghuni rumah kandang. Jangankan untuk bergerak bebas, tidur dengan napas lega saja sulit mereka rasakan. Belum lagi kutu busuk, nyamuk, tikus dan lalat yang berkeliaran di sekitar rumah mereka.
Banyak dari orang yang tinggal di rumah kandang ini mengalami depresi dangangguan kejiwaan. Mereka umumnya tidak bisa tinggal dengan anggota keluarga mereka yang lain karena keluarga merekapun sudah tinggal di apartemen yang super sempit. Para orang tua yang tinggal di rumah ini mengaku bahwa mereka hanya tinggal menunggu kematian saja.
“Rumahku Istanaku” adalah pepatah yang cukup populer di Indonesia. Meski kita tinggal di rumah yang sederhana, sebisa mungkin kita membuat tempat tinggal kita menjadi nyaman agar terasa seperti istana. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan oleh para penghuni rumah kandang. Karena seberapa keraspun mereka berusaha, tempat tinggal mereka tidak bisa menjadi nyaman.
Rumah kandang pada umumnya adalah sebuah ruangan apartemen yang dilengkapi dengan dua atau tiga “kandang”. Satu kandang umumnya ditumpuk menjadi tiga. Jika anda tinggal di rumah kandang maka anda akan tinggal dengan 6-12 penghuni kandang lainnya. Anda juga harus bersahabat dengan udara pengap dan panas karena rumah kandang dibuat dari besi yang menyimpan panas dalam waktu lama.
Banyak sekali lembaga kemanusiaan yang mengecam pemerintah Hongkong atas fenomena ini. Menurut Universal Declaration of Human Rights dan International Covenant in Economic, Social and Cultural Rights, rumah kandang adalah bagian dari kekerasan yang mencederai nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
Para aktivis meminta pemerintah setempat untuk membuatkan perumahan gratis bagi warganya, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Sementara pemerintah sendiri tampaknya tidak dapat berbuat banyak. Menurut mereka, meski tinggal di rumah kandang kurang manusiawi, namun permintaan masyarakat atas rumah kandang masih tinggi.
Fenomena rumah kandang seharusnya menjadi pelajaran penting bagi kita, warga Indonesia. Negara kita juga merupakan salah satu negara dengan penduduk paling banyak. Kita juga mengetahui bahwa rumah-rumah sempit sudah mulai menjamur di kota-kota besar di Indonesia.
Bagaimana pendapat anda tentang rumah kandang di atas? Apakah mungkin suatu saat Indonesia juga akan memiliki fenomena semacam ini? (HLH)
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…